Sub Topik

Jika Anda memiliki masalah kecemasan, sebaiknya segera berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater. Namun jika Anda masih ragu, lakukan deteksi dini dengan menggunakan tes gangguan kecemasan yang bisa dipercaya. Tapi ingat, hasil dari berbagai tes tersebut bukanlah diagnosis yang valid.
Apa itu Anxiety Disorder?
Orang awam kadang menyebut anxiety disorder sebagai penyakit anxiety atau penyakit kecemasan. Dalam Bahasa Indonesia, anxiety disorder diartikan sebagai gangguan kecemasan.
Pengertian Anxiety Disorder
Anxiety disorder atau gangguan kecemasan adalah kelompok gangguan mental dengan kecemasan sebagai ciri utamanya. Ada berbagai gangguan yang tergolong sebagai gangguan kecemasan. Beberapa yang cukup sering didengar antara lain adalah generalized anxiety disorder, panic disorder, dan berbagai jenis phobia. Sementara gangguan kecemasan pada anak-anak yang umum ditemui antara lain adalah selective mutism dan separation anxiety disorder.
Ciri-ciri Anxiety Disorder
Setiap gangguan kecemasan memiliki sumber kecemasan tersendiri. Perbedaan pada sumber kecemasan ini membuat tingkah laku yang muncul juga berbeda. Itu sebabnya, ciri-ciri gangguan kecemasan yang satu akan berbeda dari gangguan kecemasan lainnya. Walau demikian, masalah utamanya adalah kecemasan berulang yang intens, terkadang terhadap objek yang tidak mengancam, dan dalam waktu yang relatif lama (berminggu-minggu atau berbulan-bulan).
Anxiety Disorder Berdampak pada Hidup
Gangguan kecemasan adalah gangguan mental serius yang cukup berbahaya. Gangguan ini berdampak negatif pada pelaksanaan fungsi sehari-hari, seperti bekerja dan bersosialisasi. Gangguan kecemasan bahkan bisa berdampak pada otak dan kesehatan. Jika gangguan kecemasan terjadi pada anak-anak dan remaja, maka akan menghambat berbagai aspek pertumbuhan anak.
Anxiety Disorder Test untuk Deteksi Gangguan Cemas
Ada berbagai macam alat tes terkait kecemasan yang digunakan oleh psikolog maupun psikiater. Para profesional ini menggunakan alat tes untuk membantu mereka mengumpulkan data terkait gejala dari berbagai gangguan kecemasan. Beberapa contoh alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan kecemasan antara lain adalah HAM-A, SPIN, GAD-7, PSWQ, dan BAI. Selain alat tes tersebut, tentunya ada masih banyak lagi alat tes lain terkait kecemasan.
Beberapa contoh alat tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi gangguan kecemasan antara lain adalah HAM-A, SPIN, GAD-7, PSWQ, dan BAI.
Sebagian besar tes kecemasan bisa dilakukan langsung oleh individu. Namun demikian, idealnya pelaksanaan tes, walaupun menggunakan alat yang sudah teruji, harus berada di bawah pengawasan orang yang terlatih. Misalnya seperti perawat, tester psikologis, maupun konselor.
Hamilton Anxiety Rating Scale (HAM-A)
Ini adalah salah satu skala yang pertama kali dikembangkan untuk mengukur tingkat keparahan dari gejala kecemasan yang ada. Terdapat 14 item di dalamnya, masing-masing dengan skala dan penjelasan tertentu. Tes ini mengukur tanda-tanda kecemasan yang muncul secara psikis maupun fisik.
Social Phobia Inventory (SPIN)
Sesuai dengan namanya, alat tes ini digunakan untuk mendeteksi dan mengukur keparahan pada social phobia atau social anxiety disorder. Alat ini terdiri dari 17 item, masing-masing memiliki 5 skala atau pilihan.
Generalised Anxiety Disorder Assessment (GAD-7)
Ini merupakan alat tes yang digunakan khusus untuk para profesional di bidang kesehatan. GAD-7 masih relatif baru dikembangkan namun sudah cukup banyak digunakan sebagai alat bantu untuk mendeteksi generalised anxiety disorder. Selain itu, GAD-7 juga bisa membantu mengungkap tingkat keparahan gangguan kecemasan dimaksud.
Penn State Worry Questionnaire (PSWQ)
Alat tes satu ini cukup populer dan banyak diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain itu, ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa PSWQ memiliki validitas yang tinggi untuk mengungkap kecemasan. PSWQ juga merupakan alat tes yang bisa dilakukan atau dikerjakan sendiri oleh individu yang ingin mengetahui tingkat kecemasannya.
Beck Anxiety Inventory (BAI)
Beck Anxiety Inventory atau BAI memiliki 21 item dan pelaksanaan tes bisa dilakukan sendiri. Walau demikian, ada peringatan untuk membaca setiap item atau gejala secara berhati-hati.
Alat tes ini kadang disebut juga sebagai tes untuk membedakan anxiety disorder dari depresi. Memang, selain tes untuk kecemasan, ada juga Beck depression inventory. Beck depression inventory merupakan alat yang dikembangkan sebagai alat tes untuk depresi. Pengembangan keduanya dilakukan karena gejala kecemasan dan depresi sering muncul bersamaan.

Anxiety Test Indonesia dan Inggris
Ada beberapa website berbahasa Indonesia yang menawarkan tes online untuk mendeteksi gangguan kecemasan. Alat-alat yang disebutkan di atas juga sudah diterjemahkan, diadaptasikan, dan diuji untuk penggunaannya di Indonesia. Selain itu, di toko buku juga banyak buku-buku tentang kecemasan yang memiliki alat tes kecemasan sebagai lampirannya.
Social Anxiety Disorder Test Indonesia
Di internet, kamu bisa menemukan alat tes untuk mendeteksi social anxiety disorder atau fobia sosial. Tes untuk mendeteksi fobia sosial berisi berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan ciri-ciri gangguan ini. Secara umum, alat tes menanyakan tentang reaksi dan tingkah laku seseorang di situasi sosial.
Anxiety Attack Test Indonesia
Pencarian di internet juga akan menghasilkan tes-tes berbahasa Indonesia terkait serangan kecemasan. Ini biasanya menuju kepada salah satu gangguan kecemasan spesifik, yaitu panic disorder. Walaupun cemas dan panik berbeda, keduanya merupakan gejala yang muncul dalam kelompok gangguan kecemasan.
Penggunaan Alat Tes dalam Proses Diagnosis Gangguan Kecemasan
Alat tes terkait kecemasan yang beredar dengan bebas, baik secara online maupun cetak (buku), bisa membantu mendeteksi dini masalah kecemasan. Walau demikian, hasil tes tersebut bukan merupakan diagnosis gangguan.
Dilakukan oleh Psikolog atau Psikiater
Diagnosis gangguan kecemasan yang benar dan bisa dipercaya hanya bisa dilakukan oleh psikolog dan psikiater (dokter jiwa). Mereka memiliki pengetahuan dan pelatihan yang memadai terkait kesehatan mental dan bisa memberikan penanganan yang tepat sesuai dengan masalah yang ada. Seseorang yang berupaya melakukan diagnosis tanpa berkonsultasi pada para profesional berarti melakukan self-diagnosis. Perlu dipahami bahwa self-diagnosis gangguan mental bisa berbahaya bagi individu yang bersangkutan.
Menggunakan Alat yang Teruji Secara Klinis
Psikolog dan psikiater juga menggunakan alat tes dalam melakukan diagnosis. Bedanya alat tes yang mereka gunakan adalah alat tes yang sudah teruji secara klinis. Ini penting karena sebagian dari tes yang beredar bebas tidak melalui tahap pengujian yang sesuai standar ilmu pengetahuan.
Para Profesional Menggunakan Berbagai Teknik
Psikolog dan psikiater tidak mengandalkan hanya alat tes saja dalam melakukan diagnosis. Mereka juga menggunakan berbagai teknik, termasuk wawancara dan observasi. Bahkan, jika gangguan kecemasan yang ada mempengaruhi kesehatan fisik, maka perlu dilakukan berbagai uji laboratorium.
Tes Gangguan Kecemasan Bukan untuk Diagnosis
Ada berbagai macam alat tes kecemasan yang dapat diakses secara bebas, baik online maupun melalui media cetak. Penting untuk dipahami bahwa psikolog dan psikiater juga menggunakan berbagai alat tes kecemasan, namun mereka menggunakan alat yang teruji dan melalui prosedur diagnosis yang benar. Hasil alat tes kecemasan semata tidak bisa dijadikan sebagai diagnosis, karena diagnosis yang benar hanya bisa ditegakkan oleh psikolog dan psikiater. Selain itu, mereka bisa membantu memberikan penangan yang sesuai. Kalau Anda mendeteksi kecemasan dari hasil tes, kunjungi psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan segera.
Hasil alat tes kecemasan semata tidak bisa dijadikan sebagai diagnosis, karena diagnosis yang benar hanya bisa ditegakkan oleh psikolog dan psikiater.
Referensi
American Psychiatric Association. (2022). Diagnostic and statistical manual of mental disorder, fifth edition, text revision. APA: Washington, DC.
Hamilton, M. (1959). The assessment of anxiety states by rating. Br J Med Psychol, 32: 50-55.
Dear, B. F., Titov, N., Sunderland, M., McMillan, D., Anderson T., Lorian, C., Robinson, E. (2011). Psychometric comparison of the generalized anxiety disorder scale-7 and the Penn State Worry Questionnaire for measuring response during treatment of generalised anxiety disorder. Cogn Behav Ther, 40(3):216-227.
Beck, A.T., Epstein, N., Brown, G., & Steer, R.A. (1988). An inventory for measuring clinical anxiety: Psychometric properties. Journal of Consulting and Clinical Psychology, 56: 893-897.
Connor, K. M., et al. (2000). Psychometric properties of the social phobia inventory (SPIN): New self-rating scale. British Journal Psych,176: 379-386.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog