Sub Topik

Intellectual Disability (ID) dikenal juga dengan istilah retardasi mental. Ini adalah kondisi mental dengan ciri utama adanya hambatan dalam perkembangan kognitif dan adaptif.
Akibatnya, orang dengan retardasi mental mengalami kesulitan untuk belajar dan melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi ini biasanya dikenali sejak masa kanak-kanak. Namun, apakah juga dapat dialami oleh dewasa?
Apakah Orang Dewasa Bisa Alami Retardasi Mental?
Jawabannya adalah bisa. ID merupakan kondisi yang menetap pada diri seseorang. Kondisi ini terdiri dari 4 klasifikasi retardasi mental yang terbagi berdasarkan IQ atau intelligence quotient. Yaitu ringan, sedang, berat, dan sangat berat (Shree, et al, 2016).
Angka IQ relatif stabil sepanjang masa hidup seseorang. Itulah sebabnya kondisi retardasi mental yang terdeteksi sejak masa kanak-kanak akan terbawa hingga dewasa. Hal ini dibenarkan oleh Huff (2021).
Huff (2021) mengatakan bahwa ada banyak individu dengan retardasi mental dapat hidup dengan baik hingga dewasa. Mereka tentu mengalami berbagai tantangan. Baik dalam hal belajar untuk menjadi pribadi yang mandiri dan terlibat dalam sosial, hingga melampaui tantangan psikologis dan emosional.
Huff (2021) mengatakan bahwa ada banyak individu dengan retardasi mental dapat hidup dengan baik hingga dewasa.
Gejala Retardasi Mental pada Orang Dewasa
Beberapa gejala dapat ditunjukkan oleh orang dewasa yang hidup dengan intellectual disability atau retardasi mental. Gejala ini pada dasarnya tidak akan muncul secara tiba-tiba sebab seperti dijelaskan sebelumnya, gangguan ini adalah bawaan sejak masa kanak-kanak.
Namun, gejala yang terlihat ada kemungkinan menjadi semakin signifikan seiring dengan bertambahnya usia. Hal ini disebabkan oleh tantangan hidup yang semakin dinamis dan kompleks.
Dengan demikian, adanya kelemahan dalam hal adaptasi oleh orang dewasa dengan ID dapat membuat gejalanya memburuk. Beberapa gejala yang dapat dikenali tanpa observasi mendalam adalah sebagai berikut:
- Kesulitan memahami kondisi atau isyarat sosial
- Mengandalkan komunikasi non verbal dan sulit mengatur ekspresi emosi
- Mengalami perkembangan adaptasi belajar maupun sosial yang lambat
- Perilaku yang tidak sesuai dengan usia
- Kurangnya rasa ingin tahu
- Toleransi yang rendah pada situasi yang memicu stres
- Gagal menghindari bahaya (misalnya menyentuh benda tajam atau panas)
Walaupun ada beberapa hal yang memang diidentifikasi sebagai gejala, namun setiap kasus dapat menunjukkan ciri yang berbeda. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan konsultasi dengan profesional seperti psikolog atau psikiater untuk memahaminya dari aspek psikologi.
Dampak Retardasi Mental pada Orang Dewasa
Kehidupan masa dewasa jauh lebih kompleks daripada masa kanak-kanak. Orang dengan ID pada masa kanak-kanak mungkin hanya fokus untuk belajar melakukan berbagai aktivitas harian secara mandiri.
Namun, orang dewasa dengan ID menghadapi tantangan yang lebih berat. Mereka mungkin sudah terlibat dalam pekerjaan dan aktivitas sosial yang kondisinya sangat dinamis. Kondisi ID menjadi hambatan tersendiri.
Berikut ini adalah gambaran beberapa masalah yang seringkali timbul dan mengikuti orang dewasa dengan retardasi mental:
1. Kebugaran Fisik
Orang dewasa dengan diagnosis ID kemungkinan memiliki masalah dalam hal kebugaran fisik. Kondisi ini disebabkan oleh adanya keterbatasan dalam perkembangan, tidak hanya pada bidang kognitif, namun juga adaptif dan fisiologis.
Gawlik, et al (2017) menyebutkan bahwa orang dengan ID kemungkinan memiliki masalah pada sistem saraf pusat yang mengganggu gerak tubuhnya. Akibatnya, mereka menjadi lebih minim melakukan aktivitas fisik yang kemudian menurunkan kebugaran fisik.
Walau demikian, penelitian yang dilakukan oleh Gawlik mengkonfirmasi bahwa sebenarnya tidak ada perbedaan yang terlalu signifikan pada kebugaran orang dengan ID dan populasi umum.
Namun, setelah melalui masa puncak kebugaran, yaitu usia 20-25 tahun, orang dengan retardasi mental mengalami penurunan kebugaran yang jauh lebih signifikan. Hal ini termasuk penurunan massa otot dan kinerja kardiovaskular.

2. Kesehatan
Merrick, et al (2003) mencatat bahwa orang dewasa dengan ID mengalami beberapa jenis masalah kesehatan yang lebih signifikan dibanding populasi umum. Antara lain adalah gangguan penglihatan seperti katarak, glaukoma, degenerasi makula, dan retinopati diabetik.
Selain itu, timbulnya gangguan pada pendengaran juga cukup signifikan. Penelitian mencatat bahwa kesulitan mendengar nada tinggi dan ketulian dapat terjadi seiring dengan bertambahnya usia.
Sedangkan dalam hal pencernaan, orang dewasa dengan ID rentan mengalami sembelit. Kondisi ini dapat menjadi gangguan seumur hidup. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh rendahnya aktivitas fisik pada orang dewasa dengan ID yang menyebabkan pergerakan usus yang juga mengalami penurunan.
3. Hambatan dalam Bekerja
Di sisi lain, Benda et al (2019) melaporkan adanya tantangan-tantangan tersendiri bagi orang dewasa dengan retardasi mental yang bekerja. Tantangan ini tidak hanya bagi individu yang bersangkutan, namun juga bagi lingkungan kerjanya.
Orang dengan ID membutuhkan pengulangan dalam hal belajar, cepat lupa proses kerja sebelumnya, dan membutuhkan kehadiran pengawas yang konstan. Dengan demikian, mereka hanya dapat dilibatkan dalam tugas sederhana yang minim risiko.
Selain itu, defisit dalam hal adaptif juga membuat mereka kesulitan untuk membangun relasi sosial dengan rekan kerja. APA (2021) mengatakan bahwa orang dewasa dengan ID dapat mudah memicu pertengkaran dengan rekan di dunia kerja karena ia mungkin mudah merasa terganggu.
4. Tantangan Emosional
Hambatan dalam fungsi sehari-hari juga dapat disebabkan oleh kondisi emosional yang tidak stabil. Kehidupan orang dewasa sangat dinamis sehingga situasi baru dapat hadir setiap waktu. Hal semacam ini mudah memicu stres.
Sayangnya, orang dengan ID mungkin sulit mengungkapkan gejala tekanan emosional melalui kata-kata. Akibatnya, mereka dapat mengalami penurunan dalam fungsi sehari-hari, mudah tersinggung, dan menolak untuk bersosialisasi (APA, 2021).
Huff (2021) juga mengatakan bahwa ada kemungkinan orang dengan retardasi mental mengalami kecemasan, depresi, hingga pikiran untuk bunuh diri. Hal negatif ini muncul beriringan dengan tantangan emosional yang mereka rasakan setiap harinya.
5. Gangguan Kesehatan Mental
Kesehatan mental yang buruk adalah kondisi yang cukup umum bagi orang dewasa dengan intellectual disability (Cooper,et al, 2007). Penelitian yang melibatkan 1023 responden membuktikan hal ini.
Dalam penelitian tersebut 29.1% responden terdiagnosis dengan 1 gangguan klinis, 9.2% memiliki 2 jenis gangguan, 2.4% memiliki 3 jenis gangguan. Sedangkan yang terdiagnosis dengan 4 gangguan sejumlah 0.2%.
Beberapa jenis gangguan kesehatan mental yang tercatat dalam penelitian tersebut antara lain adalah gangguan afektif, depresi unipolar, dan depresi bipolar. Tak hanya itu, tercatat juga gangguan psikosis seperti skizofrenia.
Sedangkan gangguan yang muncul dengan jumlah kecil adalah kecemasan, agorafobia, gangguan penyesuaian, dan stres pasca trauma.
Memahami Retardasi Mental dari Aspek Psikologi
Retardasi mental atau intellectual disability adalah gangguan kesehatan mental yang dapat dialami oleh orang dewasa. Sebab, ini adalah kondisi menetap yang umumnya sudah mulai terdeteksi sejak masa kanak-kanak.
Retardasi mental atau intellectual disability adalah gangguan kesehatan mental yang dapat dialami oleh orang dewasa.
Bantuan dari profesional seperti psikolog atau psikiater sangat dibutuhkan untuk memahami kondisi ini dari aspek psikologi. Terutama, karena gejala retardasi mental pada dewasa dapat memburuk sebagai akibat dari tantangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Referensi
Benda, Petr, et al (2019) Practical education of adults with intellectual disabilities using a web course. problems of education in the 21st century. Vol. 77, No. 4.
Cooper, Sally-Ann, et al (2007) Mental ill-health in adults with intellectual Mental ill-health in adults with intellectual disabilities: prevalence and associated factors. British Journal Psychiatry, 190, 27-35.
Gawlik, Krystyna, et al (2017) Aerobic capacity of adults with intellectual disabilities. Annals of Agricultural and Environmental Medicine. Vol 24, No 1, 117–120. https://www.aaem.pl/.
Huff, Charlotte (2021) Working with adults with developmental disabilities. Monitor on Psychology, Vol. 52, No. 8. American Psychological Association. https://www.apa.org/monitor/2021/11/feature-developmental-disabilities
Merrick, Joav, et al (2003) Health Needs of Adults with Intellectual Disability Relevant for the Family Physician. Mini-Review, The Scientific World JOURNAL, 3, 937-945
Shree, Abha. Shukla, P.C. (2016) Intellectual Disability: definition, classification, causes and characteristics. New Delhi Publisher. Learning Community: 7 (1): 9-20
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog