Sub Topik

Saat kita berada di bangku sekolah, terkadang kita mempunyai teman sekelas yang berperilaku tidak sesuai aturan dan tidak dapat diterima secara sosial. Selain itu, mereka cenderung menunjukkan perilaku yang agresif, destruktif, dan melanggar hak orang lain. Kemudian mereka dianggap “nakal” alih-alih mengalami gangguan mental.
Label anak “nakal” ini terkadang bertahan hingga mereka lulus sekolah. Akibatnya, teman-teman sebaya seringkali menjauh karena takut berurusan dengan mereka. Padahal sebenarnya anak dengan label tersebut membutuhkan penanganan yang lebih intensif dari orangtua dan sekolah dibandingkan anak yang berkembang dengan normal.
Kemudian timbul pertanyaan dari bacaan di atas, apakah label anak “nakal” ini termasuk gangguan mental? Jika iya, maka gangguan mental apa yang mereka alami? Apa yang menyebabkan mereka berperilaku demikian? Untuk tahu lebih lanjut, mari simak artikel di bawah ini.
Apa Itu Conduct Disorder / Gangguan Perilaku?
Conduct disorder adalah gangguan perilaku yang melanggar hak orang lain dan tidak sesuai dengan norma sosial terjadi secara repetitif dan terus-menerus (American Psychiatric Association, 2013). Sedangkan definisi lain menyebutkan conduct disorder sebagai gangguan perilaku agresif, antisosial, dan kekerasan.
Perilaku agresif dan antisosial ditunjukkan melalui tingkah laku yang bertentangan dengan aturan masyarakat dan melanggar hukum. Misalnya seperti berkelahi, intimidasi, bullying, bolos, dan lain sebagainya. Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua anak yang memiliki riwayat kriminal mengalami conduct disorder. Begitu pun sebaliknya, tidak semua anak dengan conduct disorder memiliki riwayat kriminal (Dley Bas, 2001).
Conduct disorder adalah gangguan perilaku yang melanggar hak orang lain dan tidak sesuai dengan norma sosial terjadi secara repetitif dan terus-menerus (American Psychiatric Association, 2013).
Kapan Conduct Disorder Muncul?
Conduct disorder sering muncul pada masa kanak-kanak atau remaja dan merupakan masalah kesehatan mental yang serius karena beberapa alasan.
Pertama, gangguan ini berkaitan dengan perilaku kriminal, masalah sosial, masalah emosional, masalah akademik, dan perilaku agresi. Misalnya, anak dengan conduct disorder sering dijauhi teman-temannya atau mendapatkan dispensasi hingga dikeluarkan dari sekolah.
Lalu yang kedua, conduct disorder dapat memprediksi masalah lainnya saat anak beranjak dewasa, seperti munculnya masalah hukum, masalah pendidikan, masalah sosial, masalah pekerjaan, dan masalah kesehatan fisik (Frick, 2016).
Anak dengan gangguan ini menunjukkan perilaku marah, agresif, kasar, dan mengganggu. Diperkirakan sekitar 3% anak di usia sekolah mengalami conduct disorder. Gangguan ini lebih sering terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan (Fairchild et al., 2019).
Apakah Gangguan Perilaku atau Conduct Disorder Termasuk Penyakit Mental?
Jawabannya adalah ya. Ini dikarenakan conduct disorder dapat mempengaruhi fungsi psikologis, fungsi sosial, pergaulan yang menyimpang, kenakalan, penurunan prestasi akademik, masalah hukum, dan adanya label yang buruk pada anak (Maniglio, 2015).
Ciri-ciri Conduct Disorder
Anak dengan conduct disorder seringkali sulit dikendalikan dan tidak ingin mengikuti aturan. Selain itu mereka juga cenderung bertindak impulsif tanpa pertimbangan dan konsekuensi panjang dari tindakan mereka. Mereka juga tidak mempertimbangkan perasaan orang lain (Kivi, 2022).
Gangguan ini dapat menimbulkan kekhawatiran di antara guru, orangtua, teman sebaya, dan orang lain. Agar persyaratan diagnosis conduct disorder terpenuhi, maka anak harus menunjukkan setidaknya tiga dari ciri-ciri di bawah ini dalam satu tahun terakhir dan setidaknya satu dalam enam bulan terakhir (American Psychiatric Association, 2013):
- Bertindak agresif terhadap manusia dan hewan. Perilaku yang ditunjukkan seperti menindas atau mengintimidasi orang lain, memulai perkelahian fisik, menggunakan senjata yang dapat menyebabkan cedera serius, melukai orang dan hewan, mencuri, dan memaksakan aktivitas seksual.
- Perilaku merusak. Misalnya seperti menghancurkan properti
- Menipu atau mencuri. Perilaku yang ditunjukkan dari ciri ini adalah memasuki rumah atau bangunan tanpa seizin pemilik, berbohong demi kepentingan pribadi, dan mengutil.
- Melanggar aturan serius. Misalnya seperti bolos sekolah, kabur dari rumah, penggunaan narkoba atau alkohol, dan melakukan aktivitas seksual di usia yang sangat muda.
Penyebab Conduct Disorder
Para peneliti berpendapat bahwa belum ada penyebab pasti dari conduct disorder. Berbagai faktor biologis, psikologis, dan sosial turut berkontribusi secara bersamaan pada gangguan ini. Beberapa faktor yang berperan, di antaranya (Morin, 2021; Muller, 2013):
- Kelainan otak. Hasil studi menunjukkan bahwa anak-anak dengan conduct disorder memiliki beberapa kelainan di area otak tertentu, seperti pada korteks prefrontal (area yang berfungsi sebagai penilaian) dan sistem limbik (area yang berfungsi sebagai respons emosional). Selain itu, amygdala (area yang berfungsi sebagai respon takut) yang dimiliki anak dengan gangguan ini cenderung lebih kecil dan kurang bereaksi pada ekspresi wajah orang lain.
- Defisit kognitif. IQ yang rendah, kemampuan verbal yang buruk, dan gangguan dalam executive function menyebabkan anak rentan mengalami gangguan ini.
- Genetika. Hasil studi menunjukkan bahwa gen turut mempengaruhi setengah dari munculnya gangguan ini.

- Masalah sosial. Kemiskinan, lingkungan yang tidak teratur, sekolah yang buruk, keluarga yang tidak utuh (broken home), penyakit mental anggota keluarga, pola asuh yang keras dan tidak memadai dapat menyebabkan munculnya gangguan ini.
- Trauma. Kejadian masa lalu juga turut menjadi faktor penyebab munculnya gangguan ini. Adanya pengalaman penelantaran, pelecehan seksual, dan konflik keluarga dapat memperkuat kemungkinan seseorang mengalami conduct disorder.
Jenis-jenis Conduct Disorder
Setelah kita mengetahui penyebab dan ciri-ciri gangguan ini, lantas conduct disorder atau gangguan perilaku terdiri dari apa saja? Di bawah ini terdapat jenis-jenis gangguan perilaku, di antaranya (American Psychiatric Association, 2013):
- Ringan. Jika anak mengalami gejala yang ringan, mereka menunjukkan perilaku yang menyebabkan kerugian namun relatif kecil bagi orang lain. Misalnya berbohong, membolos, keluar rumah saat malam tanpa izin. Gejala conduct disorder yang ringan hanya menunjukkan sedikit atau tidak ada perilaku yang mengharuskan anak didiagnosis.
- Sedang. Jika anak mengalami gejala yang sedang, mereka menunjukkan perilaku yang bermasalah dan dapat berdampak ringan hingga parah pada orang lain. Misalnya perilaku vandalisme dan pencurian.
- Berat. Jika anak mengalami gejala yang berat, mereka menunjukkan perilaku bermasalah yang dapat menyebabkan kerugian besar dan parah bagi orang lain. Gejala conduct disorder yang berat memerlukan diagnosis lebih lanjut dari profesional. Perilaku yang mungkin ditunjukkan oleh anak dengan gejala berat adalah pemerkosaan, penggunaan senjata, atau menghancurkan properti orang lain.
Dampak Conduct Disorder
Conduct disorder yang dialami anak tidak hanya menjadi tantangan bagi orangtua namun juga dapat mengganggu pelaksanaan fungsi sehari-hari anak. Beberapa area yang terdampak gangguan ini adalah (Morin, 2021):
- Pendidikan. Anak dengan conduct disorder menunjukkan perilaku yang tidak sesuai norma sehingga pendidikan mereka terpengaruh. Mereka biasanya mendapatkan tindakan disipliner dari guru dan terkadang bolos sekolah. Anak dengan gangguan ini memiliki risiko yang lebih tinggi untuk gagal atau putus sekolah.
- Masalah hukum. Anak dengan conduct disorder lebih rentan memiliki masalah hukum. Penyalahgunaan zat, perilaku kekerasan, dan pelanggaran hukum dapat membuat mereka berurusan dengan pihak berwajib.
- Hubungan sosial. Anak dengan conduct disorder memiliki hubungan yang buruk dengan orang lain. Mereka berusaha untuk mengembangkan dan mempertahankan persahabatan namun orang lain cenderung tidak ingin berurusan dengan mereka. Hubungan mereka dengan keluarga juga cenderung bermasalah akibat perilaku yang mereka timbulkan.
- Masalah seksual. Anak dengan conduct disorder lebih rentan terlibat perilaku seksual yang berisiko. Hasil studi menunjukkan bahwa remaja dengan gangguan ini cenderung memiliki banyak pasangan seksual dan tidak menggunakan kontrasepsi.
Bagaimana Menangani Conduct Disorder?
Untuk diagnosis conduct disorder, anak harus menunjukkan setidaknya tiga perilaku dari gejala conduct disorder dalam satu tahun terakhir dan setidaknya satu dalam enam bulan terakhir. Perilaku yang ditunjukkan dapat mengganggu anak secara akademis dan sosial (American Psychiatric Association, 2013).
Untuk diagnosis conduct disorder, anak harus menunjukkan setidaknya tiga perilaku dari gejala conduct disorder dalam satu tahun terakhir dan setidaknya satu dalam enam bulan terakhir.
Jika anak menunjukkan tanda-tanda conduct disorder, maka orangtua perlu membawa mereka ke profesional untuk dievaluasi. Profesional akan mengajukan pertanyaan kepada orangtua dan anak tentang pola perilaku mereka sebagai bahan diagnosis lebih lanjut.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorder 5thEdition (DSM-V). American Psychiatric Publishing.
Dley Bas, L. (2001). Conduct Disorder: A Biopsychosocial Review. The Canadian Journal of Psychiatry, 46.
Fairchild, G., Hawes, D. J., Frick, P. J., Copeland, W. E., Odgers, C. L., Franke, B., Freitag, C. M., & De Brito, S. A. (2019). Conduct disorder. Nature Reviews Disease Primers, 5(1). https://doi.org/10.1038/S41572-019-0095-Y
Frick, P. J. (2016). Current research on conduct disorder in children and adolescents. South African Journal of Psychology, 46(2), 160–174. https://doi.org/10.1177/0081246316628455
Kivi, R. (2022, January 6). Conduct Disorder: Types, Causes, and Symptoms. Retrieved June 7 2022, from https://www.healthline.com/health/conduct-disorder
Maniglio, R. (2015). Significance, Nature, and Direction of the Association Between Child Sexual Abuse and Conduct Disorder: A Systematic Review. Trauma, Violence, and Abuse, 16(3), 241–257. https://doi.org/10.1177/1524838014526068
Morin, A. (2021, March 24). Conduct Disorder: Definition, Symptoms, Traits, Causes, Treatment. Retrieved June 7 2022, from https://www.verywellmind.com/signs-of-conduct-disorder-in-children-4127239
Muller, R. T. (2013, October 21). Conduct Disorder in the Family | Psychology Today. Retrieved June 7 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/blog/talking-about-trauma/201310/conduct-disorder-in-the-family-0
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog