Sub Topik
Intellectual Disability

Intellectual disability atau yang biasa disebut retardasi mental merupakan sebuah gangguan perkembangan fungsi intelektual. Gangguan ini umumnya muncul pada masa-masa perkembangan, sebelum individu berusia 18 tahun.
Gangguan ini ditandai dengan adanya penurunan kemampuan mental, seperti pemecahan masalah, pembelajaran akademik, dan sebagainya. Adanya penurunan pada kemampuan mental juga memicu beragam masalah lain dalam kehidupan individu. Misalnya seperti kesulitan untuk memenuhi tanggung jawab sosial, berkomunikasi dengan orang lain, dan lain-lain.
Diperkirakan sebanyak 1 hingga 3 persen penduduk dunia mengalami intellectual disability atau retardasi mental. Hal ini dapat disebabkan oleh beragam faktor, namun artikel ini akan membahas mengenai apa tanda mental retardasi.
Diperkirakan sebanyak 1 hingga 3 persen penduduk dunia mengalami intellectual disability atau retardasi mental.
Tanda Individu Mengalami Retardasi Mental
Menurut American Psychiatric Association, terdapat tiga kriteria yang harus tampak sehingga individu dapat disebut mengalami intellectual disability. Berikut merupakan tiga kategori tersebut.
- Memiliki kekurangan pada fungsi intelektual yang ditentukan berdasarkan tes kecerdasan. Beberapa bentuk penurunan fungsi intelektual, yaitu dalam hal penalaran, problem-solving, pembelajaran akademik, berpikir abstrak, dan proses belajar melalui pengalaman.
- Memiliki kekurangan pada fungsi adaptif sehingga individu mengalami kegagalan untuk memenuhi standar perkembangan dan sosiokultural. Adanya penurunan fungsi adaptif, membatasi aktivitas sehari-hari individu seperti komunikasi, hidup mandiri, dan partisipasi sosial.
- Memiliki kekurangan fungsi intelektual dan fungsi adaptif selama masa perkembangan individu.
Ciri Retardasi Mental
Secara umum, retardasi mental dapat diketahui setelah melakukan tes kognitif. Individu yang mengalami retardasi mental memiliki ciri-ciri IQ rendah atau skornya berada di bawah rata-rata. Selain IQ yang rendah, retardasi mental juga dapat dikenali dari berbagai ciri-ciri, baik dalam perkembangan bahasa, kemampuan belajar dan akademik, pelaksanaan fungsi sehari-hari, sosialisasi, dan ciri tingkah laku lainnya.
American Psychiatric Association membagi retardasi mental menjadi empat kategori. Keempat kategori tersebut yaitu mild retardation, moderate retardation, severe retardation, dan profound retardation. Berikut merupakan ciri-ciri retardasi mental berdasarkan keempat kategori.
Mild Retardation (Retardasi Mental Ringan)
Mild retardation merupakan kategori pertama retardasi mental yang masih dapat dididik. Artinya, gangguan intelektualnya masih belum terlalu parah.
Kesulitan Membaca, Menulis, dan Berbicara
Retardasi mental ringan yakni memiliki skor IQ 50-69. Hal ini ditandai dengan gangguan bahasa, seperti dalam hal membaca, menulis, dan berbicara.
Masih Mampu Berkomunikasi
Meski perkembangannya lebih lambat daripada anak-anak lain yang tidak mengalami retardasi mental, mereka masih bisa untuk menguasai bahasa dan berkomunikasi dengan orang lain.
Mampu Mengurus Diri
Selain itu, anak dengan retardasi mental memiliki kemampuan untuk mengurus dirinya sendiri secara mandiri. Anak dapat makan, mandi, dan memakai bajunya secara mandiri.
Sosialisasi: Sulit Berinteraksi, Mengendalikan Emosi, dan Rentan Manipulasi
Apabila menengok pada kehidupan sosial, individu dengan mild retardation mungkin mengalami kesulitan untuk menyesuaikan dirinya dalam interaksi sosial. Selain itu, mereka mungkin mengalami kesulitan untuk mengatur emosi dan perilakunya.
Individu dengan retardasi mental rendah, memiliki keterbatasan dalam penilaian sosial sehingga rentan untuk dimanipulasi oleh orang lain. Di sisi lain, mereka juga sangat membutuhkan dukungan atau bantuan untuk melakukan pekerjaan yang terampil dan mengurus keluarga.
Itulah beberapa ciri ciri gangguan jiwa ringan atau retardasi mental ringan.
Moderate Retardation (Retardasi Mental Sedang)
Moderate retardation merupakan kategori kedua retardasi mental yang masih bisa dilatih. Artinya, gangguan intelektual yang dialami lebih berat daripada kategori sebelumnya. Tetapi, anak masih dapat meningkatkan kemampuan intelektualnya setelah mendapatkan latihan intensif.
Keterlambatan Bahasa dan Akademik
Ciri-ciri gangguan retardasi mental sedang yakni memiliki skor IQ yang berada pada rentang 35-49. Pada kategori ini, ciri-ciri utama yang tampak adalah keterlambatan penggunaan bahasa dan pemahaman akademik.
Kurang Mandiri dan Keterlambatan Motorik
Selain itu, kategori sedang juga ditandai dengan keterlambatan kemampuan untuk mengurus diri sendiri secara mandiri. Beberapa anak juga mengalami keterlambatan motorik sehingga perlu pengawasan dari orang tua atau caregiver.
Sosial: Sulit Mengartikan Isyarat dan Mengambil Keputusan
Pada kehidupan sosial, individu mungkin mengalami kesulitan untuk merasakan atau mengartikan isyarat sosial secara tepat. Kemampuannya untuk mengambil keputusan juga terbatas sehingga caregiver harus membantunya.
Sekolah: Masih Mampu Belajar
Dalam kehidupan sekolah, sebagian anak-anak dalam kategori retardasi mental sedang masih memiliki kemampuan untuk belajar. Mereka masih bisa membaca, berhitung, dan menulis, meskipun perkembangannya lebih lambat. Itulah beberapa ciri-ciri retardasi mental kategori sedang.
Severe Retardation (Retardasi Mental Berat)
Severe retardation merupakan kategori ketiga retardasi mental. Terdapat beberapa ciri-ciri khas pada individu yang mengalami retardasi mental berat.
Kesulitan Bahasa dan Angka
Anak dengan retardasi mental berat memiliki ciri ciri IQ rendah, yaitu pada rentang 20-34. Hal ini membuat individu mengalami kesulitan untuk memahami bahasa dan konsep-konsep yang berkaitan dengan angka.
Perkembangan bahasa tertulis maupun lisan, seperti mengenai kosa kata dan tata bahasa kurang baik. Meski demikian, individu dapat memahami ucapan sederhana dan Bahasa tubuh.
Fungsi Sehari-hari: Butuh Bantuan Orang Lain
Individu yang tergolong retardasi mental berat membutuhkan bantuan dari orang lain untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Selain ini, mereka juga membutuhkan pengawasan setiap saat dari caregiver-nya. Oleh karena itu, hubungan dengan anggota keluarga dan sahabat merupakan sumber kebahagiaan bagi mereka.

Melukai Diri Sendiri
Dalam beberapa kasus, terdapat kemungkinan individu melakukan perilaku maladaptif, seperti melakukan perilaku melukai diri sendiri. Itulah beberapa ciri dari kategori severe retardation atau retardasi mental berat.
Profound Retardation (Retardasi Mental Sangat Berat)
Profound retardation merupakan kategori keempat dalam retardasi mental. Anak dengan retardasi mental sangat berat ditandai dengan skor IQ dibawah 20.
Ekspresi Emosi Terbatas
Pemahaman individu mengenai komunikasi dengan ucapan atau gerakan tubuh sangat terbatas. Hal ini membuat individu mengalami kesulitan untuk menyampaikan emosinya atau keinginannya secara verbal.
Sebagian besar individu dalam kategori profound retardation mengungkapkan keinginannya menggunakan bahasa non verbal maupun non simbolik. Mereka hanya mampu memahami makna beberapa instruksi yang sederhana.
Ketergantungan untuk Kebutuhan Dasar
Selain itu, ciri retardasi mental sangat berat juga ditandai adanya ketergantungan pada kehadiran orang lain. Mereka sangat membutuhkan bantuan orang lain untuk merawat fisik, kesehatan, dan keselamatan mereka.
Akan tetapi, bukan berarti mereka tidak dapat terlibat dalam beberapa aktivitas kesehariannya. Individu tanpa gangguan fisik dapat membantu melakukan tugas sederhana, seperti membawa gelas berisi air.
Hubungan dengan Orang Lain: Kebutuhan dan Kebahagiaan
Sama halnya dengan kategori sebelumnya, bahwa individu dalam kategori profound retardation sangat membutuhkan pendampingan dan pengawasan. Mereka juga memaknai hubungannya dengan anggota keluarga dan sahabat sebagai sumber kebahagiaan bagi mereka.
Perilaku Maladaptif: Melukai Diri Sendiri
Dalam beberapa kasus, juga terdapat kemungkinan individu melakukan perilaku maladaptif, seperti melakukan perilaku melukai diri sendiri. Itulah beberapa ciri-ciri dari profound retardation atau retardasi mental sangat berat yang perlu diketahui.
Tiga Kriteria Retardasi Mental
Individu dapat disebut mengalami retardasi mental apabila menunjukkan tiga kriteria. Yaitu mengalami penurunan fungsi intelektual, penurunan fungsi adaptif, dan mengalami keduanya selama masa pertumbuhan.
Ciri-ciri atau tanda yang paling mudah untuk mengidentifikasi retardasi mental adalah dengan menggunakan skor IQ. Semakin berat kondisi retardasi mental yang dialami seseorang, semakin rendah kemampuannya menjalankan berbagai fungsi sehari-hari dan ciri-ciri yang ada menjadi semakin mudah dikenali.
Semakin berat kondisi retardasi mental yang dialami seseorang, semakin rendah kemampuannya menjalankan berbagai fungsi sehari-hari dan ciri-ciri yang ada menjadi semakin mudah dikenali.
Terlepas dari pemahaman tentang ciri retardasi mental, diagnosis yang tepat hanya bisa dilakukan oleh profesional. Karena itu, jangan melakukan diagnosis tanpa konsultasi dengan psikolog, psikiater, atau dokter anak.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). American Psychiatric Association: Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Association.
Spacial Olympics. (2022). What is Intellectual Disability?. https://www.specialolympics.org/about/intellectual-disabilities/what-is-intellectual-disability#:~:text=Approximately%206.5%20million%20people%20in,16.41%20in%20every%201%2C000%20people.
Sularyo, T. S., & Kadim, M. (2016). Retardasi mental
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog