
Sean adalah seorang mahasiswa akhir yang akan menjalani sidang skripsi. Beberapa hari sebelumnya, Sean telah mempersiapkan semua jawaban yang mungkin akan ditanyakan oleh penguji nanti. Menjelang hari H, Sean merasa gugup dan takut tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan. Selain itu, ia juga merasa khawatir kalau-kalau kelulusannya akan tertunda. Saat Hari H, Sean berusaha menyugesti dirinya bahwa ia mampu menjawab pertanyaan dari penguji.
Berbeda dengan Sean, Lisa merasa sangat cemas dan ketakutan saat harus berinteraksi dengan orang baru. Tidak jarang saat bekerja, Lisa beralasan kepada atasan nya untuk menghindar dari situasi yang mengharuskan ia bertemu orang baru. Hal ini menyebabkan Lisa sering mendapatkan teguran dari atasan. Karena hal ini berlangsung terus-menerus, atasan memberikan surat peringatan kepada Lisa atas sikap nya yang tidak profesional.
Dari dua cerita di atas, dapat disimpulkan bahwa Sean dan Lisa mengalami kecemasan. Namun, terdapat hal yang perlu diperhatikan. Pada Sean, kecemasan yang ia alami tidak mengganggu proses sidang skripsi yang akan ia lakukan. Sedangkan pada Lisa, kecemasan yang ia alami mengganggu pekerjaan-nya. Ia bahkan mendapatkan surat peringatan dari atasan. Kira-kira apa yang membedakan rasa cemas yang dialami Sean dan Lisa? Untuk mengetahui nya lebih lanjut, mari simak penjelasan dibawah ini.
Pengertian Anxiety
Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia, cemas merupakan suatu perasaan di mana orang merasa risau karena khawatir, takut, atau gelisah pada sesuatu yang akan dihadapinya.
Sementara itu, cemas menurut American Psychological Association atau biasa disingkat APA adalah suatu emosi yang ditandai dengan rasa takut, dan tegang saat individu akan mengalami bahaya, malapetaka, dan ancaman di masa yang akan datang. Cemas juga dianggap sebagai respons jangka panjang yang berorientasi pada masa depan untuk menghadapi ancaman yang tidak dapat dikenali dengan jelas dan spesifik.
Cemas menurut American Psychological Association atau biasa disingkat APA adalah suatu emosi yang ditandai dengan rasa takut, dan tegang saat individu akan mengalami bahaya, malapetaka, dan ancaman di masa yang akan datang
Sedangkan cemas menurut Rathus dan David (2002) adalah sebuah kondisi emosi dengan ciri adanya gairah fisiologis, ketegangan emosi yang kurang mengenakkan, dan adanya perasaan bahwa sesuatu yang tidak diprediksi dan diharapkan akan muncul.
Dari tiga definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa cemas adalah suatu emosi takut, khawatir, dan gelisah dalam menghadapi situasi atau peristiwa yang tidak pasti di masa yang akan datang.
Ciri ciri Anxiety
Setiap orang pasti pernah mengalami cemas baik saat menghadapi kenyataan ataupun hanya pikiran semata. Cemas dapat muncul tanpa bisa dicegah, baik dalam pikiran maupun dalam perilaku. Di bawah ini terdapat beberapa ciri-ciri umum orang yang mengalami cemas (Holland, 2020):
- Jantung berdetak lebih cepat
- Otot menjadi tegang
- Gemetar atau tremor
- Sesak napas
- Berkeringat
- Sulit berkonsentrasi
Cemas yang kamu rasakan dapat menjadi suatu pertanda bahwa suatu peristiwa yang akan datang dapat berubah menjadi ancaman, sehingga kamu perlu menangani nya. Tentu nya perasaan cemas ini wajar dialami semua orang terutama saat menghadapi ketidakpastian akan apa yang akan terjadi.
Kapan Cemas Berubah Menjadi Gangguan?
Perasaan cemas dapat berubah menjadi gangguan jika terjadi secara terus-menerus dan terlalu besar hingga mengganggu kehidupan sehari-hari seperti di sekolah/universitas, tempat kerja, interaksi dengan orang lain, dan sebagainya. Selain itu perasaan cemas yang tidak terkendali turut mempengaruhi beberapa aspek kehidupan lainnya. Peristiwa di masa lalu juga dapat berkontribusi terhadap munculnya gangguan kecemasan seperti adanya trauma di masa kanak-kanak atau pola asuh yang berlebihan (Psychology Today, 2010).
Perasaan cemas dapat berubah menjadi gangguan jika terjadi secara terus-menerus dan terlalu besar hingga mengganggu kehidupan sehari-hari
Pengertian Anxiety Disorder
Dilansir Merdeka (2021) di Indonesia sendiri terjadi kenaikan gangguan kecemasan sekitar 6,8%. Hal ini ditunjukkan oleh data dari Kemenkes bahwa sepanjang tahun 2020, terdapat 18.373 jiwa yang mengalami gangguan kecemasan.
Gangguan kecemasan atau anxiety disorder adalah suatu gangguan cemas dan ketakutan yang berlebihan saat akan menghadapi sesuatu dalam jangka waktu yang lama (kurang lebih 6 bulan) (American Psychiatric Association, 2013).
Orang yang mengalami gangguan kecemasan terlalu takut dan cemas ketika berada di suatu lingkungan (misal situasi sosial atau lingkungan baru yang asing), peristiwa yang akan terjadi di masa depan, atau objek tertentu. Respon yang ditunjukkan pun cenderung tidak sebanding dengan risiko atau bahaya saat peristiwa tersebut muncul. Untuk mengatasi hal ini, terkadang orang yang mengalami gangguan kecemasan cenderung menghindari situasi-situasi yang membuat mereka cemas. Mereka juga kadang mengandalkan orang lain atau suatu objek untuk mengatasi kecemasan tersebut (Craske & Stein, 2016).
Ciri ciri Anxiety Disorder
Sebagian gangguan kecemasan terjadi selama masa kanak-kanak, remaja, atau dewasa awal. Jika gangguan kecemasan tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut, gangguan ini dapat berubah menjadi lebih parah dan dapat diikuti oleh beberapa kondisi lain seperti misalnya depresi (Craske et al., 2017).
Untuk mendapatkan pemahaman lebih jelas, di bawah ini terdapat ciri-ciri dari anxiety disorder atau gangguan kecemasan(American Psychiatric Association, 2013):
- Merasa cemas dan takut yang berlebihan selama kurang lebih 6 bulan
- Rasa cemas dan takut berlebihan yang dirasakan mengganggu kehidupan sehari-hari
- Sulit berkonsentrasi
- Sulit mengontrol diri ketika menghadapi situasi yang menyebabkan cemas dan takut
- Sulit tidur
Enam Penyebab Gangguan Kecemasan
Penyebab pasti gangguan kecemasan sendiri belum diketahui secara tepat. Oleh karena itu, para peneliti menyimpulkan bahwa terdapat berbagai macam gabungan faktor yang berperan dalam menyebabkan gangguan kecemasan. Terdapat enam penyebab gangguan kecemasan, di antara nya (Kelly, 2022):
Penyebab pasti gangguan kecemasan sendiri belum diketahui secara tepat
Brain Chemistry/Kimia Otak
Stress yang parah dan berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya perubahan keseimbangan kimia di otak. Perubahan yang terjadi dapat menyebabkan timbul nya gangguan kecemasan.
Pengalaman
Adanya peristiwa yang stressful dan traumatis juga dapat menyebabkan muncul nya gangguan kecemasan.
Riwayat keluarga
Adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan kecemasan dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kecemasan.
Faktor genetik
Faktor gen juga dapat mempengaruhi seseorang untuk mengembangkan gangguan kecemasan.
Kondisi medis
Beberapa penyakit dapat menyebabkan munculnya perasaan cemas, diantaranya nyeri kronis, penyakit jantung, diabetes, masalah tiroid, masalah pernapasan, penggunaan narkoba, dan sebagainya.
Kepribadian
Orang dengan ciri kepribadian tertentu seperti introversi dan neurotisisme (mengacu pada Big Five Personality) cenderung lebih rentan mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi.
Jenis-jenis Anxiety Disorder
Jenis-jenis gangguan kecemasan menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder atau biasa disebut DSM V dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya (American Psychiatric Association, 2013):
- Separation Anxiety Disorder: gangguan kecemasan di mana orang yang mengalami merasa takut ketika berada jauh dari rumah dan orang yang dicintai.
2. Panic Disorder: gangguan panik yang dialami seseorang secara berulang pada waktu yang tidak terduga. Orang yang mengalami gangguan ini akan merasa takut karena serangan panik terjadi secara tidak pasti.
3. Phobia: gangguan di mana orang yang mengalami merasakan ketakutan yang berlebihan pada suatu objek, aktivitas, atau situasi tertentu.
4. Generalized Anxiety Disorder: gangguan di mana orang yang mengalami sulit mengendalikan perasaan cemas dan takut yang berlebihan pada suatu peristiwa atau kejadian tertentu (misal tuntutan pekerjaan atau tuntutan pendidikan).

5. Agoraphobia: gangguan di mana orang yang mengalami merasa cemas atau takut saat berada dalam situasi yang membuat mereka sulit untuk melarikan diri dan memperoleh bantuan. Situasi-situasi ini dapat terjadi di transportasi umum, ruangan terbuka (tempat parkir, pasar, jembatan), ruang tertutup (bioskop, toko, teater), berada dalam antrean atau keramaian, dan berada di luar rumah sendirian.
6. Selective Mutism: gangguan yang dialami anak-anak di mana mereka menolak untuk berbicara dan merespons pembicaraan orang lain. Jika terjadi di sekolah, maka ini menyebabkan guru mengalami kesulitan untuk menilai kemampuan verbal mereka. Selain itu, mereka menolak untuk berbicara selain di depan keluarga terdekat.
7. Social Anxiety Disorder: gangguan kecemasan di mana orang yang mengalami merasa takut yang berlebihan dan ekstrem saat berinteraksi dan berada dalam lingkungan sosial.
Pengertian Social Anxiety Disorder
Social anxiety disorder atau gangguan kecemasan sosial seringkali disebut social phobia (fobia sosial). Gangguan ini terjadi ketika seseorang merasa takut yang berlebihan tanpa alasan yang jelas saat berada di lingkungan sosial.
Orang dengan gangguan ini merasa kesulitan untuk berbicara dengan orang lain, bertemu orang baru, dan menghadiri pertemuan. Mereka takut dinilai dan dihakimi oleh orang lain. Tidak jarang mereka sadar bahwa ketakutan yang mereka rasakan tidak rasional dan tidak masuk akal, tetapi mereka merasa tidak berdaya untuk mengatasinya.
Ciri ciri Social Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan sosial berbeda dengan rasa malu. Rasa malu biasanya bersifat jangka pendek dan tidak mengganggu aspek kehidupan sehari-hari. Sedangkan gangguan kecemasan sosial bersifat jangka panjang dan dapat mengganggu kehidupan sehari-hari.
Di bawah ini terdapat beberapa ciri-ciri gangguan kecemasan sosial di antara nya (American Psychiatric Association, 2013):
- Sangat cemas dan khawatir akan situasi sosial
- Sangat takut dihakimi dan dipermalukan
- Khawatir selama berhari-hari atau berminggu-minggu sebelum acara
- Menghindari situasi sosial
- Orang yang mengalami gangguan ini juga takut bahwa orang lain akan memperhatikan perilaku mereka
Langkah Berikutnya Bila Mengalami Gangguan Kecemasan Berlebihan
Cemas merupakan hal yang wajar. Kebanyakan orang mengalami cemas dari waktu ke waktu. Namun, perlu diperhatikan bahwa yang membedakan perasaan cemas dengan gangguan kecemasan adalah seberapa besar kesulitan yang kamu rasakan saat cemas dan seberapa besar hal tersebut mempengaruhi kehidupan mu sehari-hari.
Untuk identifikasi lebih lanjut, kamu bisa pergi ke profesional untuk membantu kamu mengetahui kondisi kesehatan mental yang sedang kamu rasakan. Perlu diingat bahwa membaca artikel saja tidak cukup untuk menyimpulkan apakah kamu mengalami gangguan kecemasan atau tidak. Jadi, jangan ragu untuk pergi ke profesional.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorder 5thEdition (DSM-V). American Psychiatric Publishing.
Craske, M. G., & Stein, M. B. (2016). Anxiety. The Lancet, 388(10063), 3048–3059. https://doi.org/10.1016/S0140-6736(16)30381-6
Craske, M. G., Stein, M. B., Eley, T. C., Milad, M. R., Holmes, A., Rapee, R. M., & Wittchen, H.-U. (2017). Anxiety disorders. Nature Publishing Group, 3. https://doi.org/10.1038/nrdp.2017.24
Holland, K. (2020). Anxiety: Causes, Symptoms, Treatment, and More. Retrieved May 18, 2022, from https://www.healthline.com/health/anxiety
Kelly, O. (2022). Anxiety Disorder Symptoms, Diagnosis, and Treatments. Retrieved May 18, 2022, from https://www.verywellmind.com/anxiety-disorder-2510539
Merdeka. (2021). Kemenkes: Angka Gangguan Cemas Naik Sebesar 6,8 Persen Selama Pandemi | merdeka.com. Retrieved May 18, 2022, from https://www.merdeka.com/peristiwa/kemenkes-angka-gangguan-cemas-naik-sebesar-68-persen-selama-pandemi.html
Rathus, S. A., & Nevid, J. S. (2002). Psychology and the challenges of life: adjustment in the new millennium. John Wiley.
Psychology Today. (2010). Anxiety. Retrieved May 18, 2022, from https://www.psychologytoday.com/us/basics/anxiety
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog