
Pernahkah kamu menonton serial TV The good doctor? Serial ini menceritakan tentang seorang dokter dengan gangguan autism (autisme) bernama Dr. Shaun, yang memiliki bakat istimewa dan luar biasa. Karena gangguan yang dialami-nya tidak jarang rekan dokter lain meremehkan ide dan saran yang ia berikan. Namun, di akhir serial, Dr. Shaun berhasil membuktikan bahwa gangguan yang ia alami tidak menghalangi-nya dalam menolong dan membantu orang lain.
Dari serial di atas, kita belajar bahwa semua individu dapat mengejar impian-nya, terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Selain itu, setiap individu memiliki perbedaan entah dari segi kepribadian, sifat, kemampuan, dan lain sebagainya. Perbedaan ini membuat setiap orang unik.
Lantas apa yang sebenarnya membuat Dr. Shaun istimewa dan berbeda dari dokter lainnya? Mari kita bahas apa yang dialami Dr. Shaun.
Apa Itu Autism?
Autism Spectrum Disorder menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder atau biasa disebut DSM merupakan suatu gangguan perkembangan saraf yang diwariskan secara genetik dan muncul pada masa anak-anak, yang ditandai dengan adanya kesulitan dalam berkomunikasi, kesulitan dalam berinteraksi sosial, dan kesulitan dalam mengelola serta menceritakan pikiran dan emosi yang dialami-nya (American Psychiatric Association, 2013).
Sedangkan menurut Oxford Dictionary, autism adalah suatu kondisi yang mempengaruhi perkembangan otak baik berat ataupun ringan. Orang yang mengalami autism merasa sulit untuk berkomunikasi dan membentuk hubungan sosial dengan orang lain, serta adanya kecenderungan pola pemikiran dan perilaku yang berulang atau terbatas.
Autism adalah suatu kondisi yang mempengaruhi perkembangan otak baik berat ataupun ringan
Sebuah studi menemukan bahwa autism lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan perkiraan statistik sebesar 2:1 hingga 5:1. Perempuan dengan gejala autism lebih sulit untuk dideteksi daripada laki-laki. Mereka cenderung kurang menunjukkan gejala yang dialami sehingga para ahli membutuhkan kepekaan yang lebih tinggi untuk mendeteksi-nya (Loomes et al., 2017). Gejala autism dapat dideteksi sejak umur 2 tahun (Johnson et al., 2007), sehingga diagnosis autism dapat dipastikan oleh para ahli setelah adanya konfirmasi dari orangtua dan pengamatan dari orang terdekat (significant others) (Lord et al., 2020).
Ciri-Ciri Autisme
Ciri-ciri autism dapat muncul sebelum seseorang berusia 3 tahun. Ciri-ciri yang dialami pun dapat bervariasi. Karena itu, orangtua perlu memperhatikan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak terutama pada cara mereka berinteraksi, daya tanggap mereka terhadap sesuatu, dan cara mereka berkomunikasi.
Namun, tidak semua orang yang mengalami gangguan autism memiliki beberapa ciri yang telah disebutkan di atas. Terkadang mereka menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut (American Psychiatric Association, 2013; Cherry, 2021):
- Sulit melakukan kontak mata
- Sulit mengikuti dan terlibat dalam pembicaraan
- Ketika rutinitas mereka terganggu, mereka akan merasa tertekan
- Ekspresi wajah yang ditunjukkan tidak sesuai dengan apa yang dibicarakan
- Memiliki minat yang kuat pada mata pelajaran tertentu
- Sulit mengungkapkan perasaan melalui kata-kata
- Kurang memberikan respons pada orang yang sedang memperhatikan mereka
- Sulit memahami sesuatu dari sudut pandang orang lain
- Beberapa indera mereka (seperti penglihatan, pendengaran, dan penciuman) sangat peka daripada orang lain
- Menunjukkan perilaku yang repetitif (stimming behaviors) seperti mengepakkan tangan, memainkan jari-jarinya, mengayunkan kaki, dan lain-lain.

Perlu digarisbawahi bahwa tidak semua orang mengalami gejala di atas. Beberapa orang mungkin mengalami semua gejala tersebut, sementara beberapa yang lain hanya mengalami sebagian saja. Oleh karena itu, diperlukan intervensi lanjut oleh para ahli untuk mengetahui seberapa berat gejala yang dialami seorang anak.
Penyebab Gangguan Autisme
Memahami faktor penyebab akan sangat menentukan upaya pencegahan dan penyembuhan autisme. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor risiko terjadinya autism pada seseorang adalah adanya riwayat keluarga yang mengalami autism dan faktor lingkungan (Johnson et al., 2007). Selain itu, beberapa penyebab lain dari gangguan autism adalah (Ohwovoriole. Toketemu, 2021):
Infeksi selama masa kehamilan. Masa kehamilan merupakan masa yang sensitif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Di masa ini, anak cenderung rentan terkena autism. Infeksi bakteri selama kehamilan dianggap dapat meningkatkan risiko autism pada bayi yang belum lahir.
Riwayat keluarga yang memiliki autism. Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan riwayat autism cenderung memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami autism. Ketika seorang anak didiagnosis autism, anak berikutnya memiliki peluang hingga 20% untuk mengalami hal yang sama. Dan jika dua anak pertama dalam sebuah keluarga mengalami autism, maka anak ketiga memiliki risiko sekitar 32% untuk mengalami hal yang sama.
Komplikasi kehamilan. Komplikasi yang terjadi selama masa kehamilan meliputi kehamilan ganda (multiple pregnancy, misalnya pada anak kembar) dan kehamilan prematur dapat menjadi penyebab terjadinya autism pada seseorang. Selain itu, beberapa hasil riset menyebutkan bahwa jarak kehamilan yang kurang dari satu tahun dapat berisiko menyebabkan seseorang mengalami autism.
Jenis Autism: Mild to Severe
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, gangguan autism dapat diklasifikasi menjadi level 1, level 2, dan level 3 berdasarkan tingkat keparahan-nya. Level 1 gangguan autism ini dinamakan mild autism.
Mild Autism merupakan suatu gangguan autism ringan yang dialami seseorang sehingga ia hanya membutuhkan sedikit bantuan dari orang sekitar. Sedangkan untuk orang yang mengalami gangguan autism kategori berat disebut sebagai “severe” (American Psychiatric Association, 2013).
Pada level 1, orang yang mengalami gangguan autism mengalami kesulitan untuk memulai percakapan dan berinteraksi dengan orang lain. Hal ini menyebabkan mereka mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan orang lain. Sedangkan dari segi perilaku, orang yang mengalami mild autism cenderung mematuhi rutinitas yang rinci dan spesifik, sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam perencanaan dan penyelesaian masalah yang tidak terduga (American Psychiatric Association, 2013).
Orang yang mengalami mild autism cenderung mematuhi rutinitas yang rinci dan spesifik, sehingga mereka akan mengalami kesulitan dalam perencanaan dan penyelesaian masalah yang tidak terduga
Kesimpulan: Autisme - Ciri dan Penyebab
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa autism merupakan suatu gangguan yang terjadi selama masa kehamilan dan bisa terdeteksi saat seseorang berusia 2 tahun. Jika mengaitkan pembahasan di atas dengan serial TV di awal, kita dapat menyimpulkan bahwa apa yang dialami Dr. Shaun merupakan mild autism. Gangguan yang dialami-nya masih tergolong ringan. sehingga ia tidak membutuhkan banyak bantuan dari orang sekitar. Semoga tulisan ini dapat membantu untuk mengetahui apa itu autism dan bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami autism.
Referensi
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorder 5th Edition (DSM-V). American Psychiatric Publishing.
Cherry, K. (2021, January 21). What Is Autism?
Johnson, C. P., Myers, S. M., Lipkin, P. H., Cartwright, J. D., Desch, L. W., Duby, J. C., Elias, E. R., Levey, E. B., Liptak, G. S., Murphy, N. A., Tilton, A. H., Lollar, D., Macias, M., McPherson, M., Olson, D. G., Strickland, B., Skipper, S. M., Ackermann, J., Del Monte, M., … Yeargin-Allsopp, M. (2007). Identification and evaluation of children with autism spectrum disorders. Pediatrics, 120(5), 1183–1215. https://doi.org/10.1542/PEDS.2007-2361
Loomes, R., Hull, L., & Mandy, W. P. L. (2017). What Is the Male-to-Female Ratio in Autism Spectrum Disorder? A Systematic Review and Meta-Analysis. Journal of the American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, 56(6), 466–474. https://doi.org/10.1016/J.JAAC.2017.03.013
Lord, C., Brugha, T. S., Charman, T., Cusack, J., Dumas, G., Frazier, T., Jones, E. J. H., Jones, R. M., Pickles, A., State, M. W., Taylor, J. L., & Veenstra-VanderWeele, J. (2020). Autism spectrum disorder. Nature Reviews Disease Primers, 6(1). https://doi.org/10.1038/S41572-019-0138-4
Ohwovoriole. Toketemu. (2021, October 18). Autism Spectrum Disorder (ASD): Causes and Risk Factors.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog