Sub Topik

Orang dewasa di sekitar anak perlu mengetahui bagaimana cara mengatasi cemas pada anak. Ini tidak terbatas pada kecemasan yang normal, tapi juga yang bermasalah. Ketahui secara singkat apa yang harus dilakukan saat anak mengalami kecemasan dan gangguan kecemasan.
Kecemasan pada Anak
Kecemasan terjadi pada setiap rentang usia. Walau demikian, terdapat keunikan tersendiri dalam kecemasan yang dialami anak-anak.
Apakah Normal Jika Anak Mengalami Kecemasan?
Kecemasan, pada taraf tertentu, adalah hal yang wajar dan normal. Pada anak, kecemasan diperlukan untuk menunjang pertumbuhannya. Tentunya ini membutuhkan peran orang dewasa, agar kecemasan tersebut berubah menjadi motivator dalam belajar dan berkembang.
Apakah Usia Mempengaruhi Tingkat Kecemasan?
Usia bisa mempengaruhi tingkat kecemasan. Ini terutama nyata jika sumber kecemasan anak adalah sesuatu yang tidak ia pahami. Selain itu, ada tugas-tugas perkembangan tertentu yang menuntut anak menghadapi berbagai hal baru.
Selain tingkat kecemasan, hal-hal yang menjadi sumber kecemasan juga sangat dipengaruhi oleh usia. Semakin anak bertambah usia, bertambah pengetahuan, dan bertambah lingkup sosialnya, semakin luas lingkup kekhawatiran anak. Pada saat yang sama, beberapa hal yang dulu dicemaskan sudah tidak lagi menjadi sumber kecemasan.
Apa yang Membuat Anak Mudah Cemas?
Ada banyak faktor yang bisa membuat anak mudah cemas. Faktor-faktor tersebut bisa bersifat bawaan maupun lingkungan. Dari lingkungan, pola asuh, pengalaman masa lalu, modeling (tingkah laku orang dewasa di sekitar anak) adalah beberapa hal yang bisa membuat anak mudah cemas. Yang perlu dijadikan perhatian adalah jika anak mudah cemas dan merasakan cemas terus-menerus, bisa jadi anak mengalami gangguan kecemasan.
Gangguan Kecemasan pada Anak
Tidak hanya pada orang dewasa, gangguan kecemasan juga bisa terjadi pada anak-anak. Orang dewasa perlu mengenali gangguan kecemasan pada anak dan tanda-tandanya.
Anxiety Disorder
Gangguan kecemasan atau Anxiety disorder adalah sekelompok gangguan yang memiliki kecemasan sebagai tema utamanya. Gangguan kecemasan yang sering dialami anak antara lain adalah selective mutism, separation anxiety disorder, generalized anxiety disorder, social phobia, specific phobias, dan panic disorder.
Tanda-Tanda Anak Mengalami Gangguan Kecemasan
Setiap gangguan kecemasan memiliki gejalanya masing-masing. Walau demikian, orang tua atau pengasuh bisa memperhatikan beberapa hal untuk dijadikan panduan. Tanda-tanda tersebut antara lain adalah:
- Anak menunjukkan rasa cemas yang tidak wajar untuk usianya
- Anak sering menangis
- Anak mengeluh sakit, seperti sakit perut, kepala, diare, dan lain-lain
- Terjadi perubahan pola makan dan tidur
- Anak mudah gusar atau marah
- Terlihat penurunan konsentrasi saat belajar
Apakah Gangguan Kecemasan Bisa Menurun ke Anak?
Penelitian menunjukkan bahwa terdapat faktor genetika pada gangguan kecemasan, terutama pada generalized anxiety disorder. Artinya, seorang anak yang memiliki orang tua dengan gangguan kecemasan akan berpeluang lebih besar untuk mengalami kecemasan. Walau demikian, penting untuk diingat bahwa ada berbagai faktor yang bisa menyebabkan terjadinya gangguan kecemasan. Jadi memiliki orang tua dengan gangguan kecemasan bukan satu-satunya faktor penentu anak akan mengalami gangguan kecemasan.
Bagaimana Cara Mengatasi Cemas pada Anak?
Kecemasan bisa bersifat normal, bermasalah, hingga menjadi gangguan. Penanganan kecemasan yang normal pada anak tentunya berbeda dari penanganan terhadap kecemasan yang bermasalah, apalagi dari penanganan gangguan kecemasan.
Penanganan kecemasan yang normal pada anak tentunya berbeda dari penanganan terhadap kecemasan yang bermasalah, apalagi dari penanganan gangguan kecemasan.
Mengatasi Kecemasan yang Normal
Kecemasan yang normal adalah bagian dari perkembangan anak. Ini biasanya bersumber dari hal yang tidak anak pahami. Untuk mengatasinya, orang tua bisa memberikan pengertian tentang objek yang membuat anak cemas. Misalnya, jika anak cemas saat ke kamar mandi karena mendengar bunyi monster di jendela, jelaskan bahwa bunyi tersebut berasal dari hembusan angin di ranting-ranting pohon.
Mengatasi Kecemasan yang Bermasalah
Kecemasan yang lebih intens dan sering terjadi bisa menjadi masalah bagi anak dan anggota keluarga. Untuk mengatasi kecemasan yang lebih berat, orang tua perlu memberikan lebih dari sekedar penjelasan. Luangkan waktu untuk memahami mengapa anak merasa cemas. Setelah itu, bantu anak untuk menghadapi kecemasan tersebut perlahan-lahan.
Misalnya, anak menangis setiap kali ayah akan pergi kerja. Anak mungkin cemas ayah tidak akan pulang dan mereka tidak akan pernah bertemu lagi. Jika ini alasannya, setiap kali pulang ke rumah, ayah harus mengingatkan anak bahwa apa yang ia cemaskan tidak terjadi. Lalu saat selanjutnya ayah pergi kerja, ingatkan kembali percakapan sebelumnya. Semakin intens tingkat kecemasan anak, semakin orang tua harus memberikan waktu untuk membantu anak mengatasi kecemasannya.
Mengatasi Gangguan Kecemasan
Jika anak sudah menunjukkan tanda-tanda kecemasan yang sangat intens, lebih sering, dan dalam durasi yang sudah lebih lama, maka orang tua perlu mencurigai anak mengalami gangguan kecemasan. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah mengunjungi tenaga profesional seperti psikolog, psikiater, atau dokter anak. Apalagi jika anak sudah menunjukkan gejala dan keluhan sakit secara fisik. Para profesional ini dapat menegakkan diagnosis dan membuat rencana penanganan yang sesuai untuk gangguan yang dialami anak.
Terapi Kecemasan pada Anak
Para profesional di bidang kesehatan anak dan kesehatan mental memberikan penanganan sesuai dengan sumber permasalahan anak dan keparahan gejalanya. Karena itu, penting sekali untuk mengetahui penyebab gangguan kecemasan pada anak.
Terapi Psikologis
Ada berbagai terapi psikologis yang bisa digunakan untuk mengatasi kecemasan pada anak. Beberapa di antaranya adalah cognitive behavioral therapy (CBT), mindfulness-based psychotherapies, dan psychodynamic psychotherapy.
Cognitive Behavioral Therapy
Ini adalah terapi tingkah laku yang menggunakan beberapa komponen dalam pelaksanaannya. Komponen-komponen CBT dalam mengatasi kecemasan anak adalah:
- psikoedukasi untuk anak dan orang tua (pengasuh) terkait kecemasan
- teknik untuk mengendalikan reaksi somatis, misalnya dengan relaksasi dan pernapasan
- restrukturisasi kognitif, yaitu dengan mengenali dan menghadapi pikiran yang membuat cemas
- berlatih problem-solving terkait antisipasi kecemasan
- berhadapan dengan kecemasan atau sumber kecemasan secara sistematis
- membuat rencana pencegahan terjadinya kambuh atau relaps
Mindfulness-Based Psychotherapies
Terapi ini membantu individu untuk menerima dan berfokus pada emosi, pikiran, dan sensasi yang dirasakan saat ini. Beberapa pendekatan mindfulness-based psychotherapies yang digunakan untuk meningkatkan kesehatan mental adalah mindfulness-based stress reduction (MBSR) dan mindfulness-based cognitive behavioral therapy (MBCT). Keduanya melibatkan latihan meditasi untuk meningkatkan keterampilan akan kesadaran (mindfulness).
Psychodynamic Psychotherapy
Psikodinamika atau yang dikenal juga dengan psikoanalisis merupakan salah satu cabang ilmu psikologi yang melihat kepribadian sebagai dinamika dari kesadaran dan ketidaksadaran individu. Unsur-unsur yang digunakan dalam terapi ini adalah:

- fokus pada emosi dan ekspresi emosi
- melibatkan sistem pertahanan psikologis
- berusaha mengenali tema dan pola yang berulang
- diskusi terkait kejadian di masa lalu
- fokus pada hubungan interpersonal
- fokus pada hubungan yang dibangun selama terapi berlangsung
- mengeksplorasi harapan dan fantasi
Terapi Obat-obatan
Ada cukup banyak obat-obatan yang dikembangkan dan digunakan untuk membantu mengatasi masalah kecemasan. Berbagai obat-obatan tersebut tentunya hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Pengawasan dokter menjadi semakin penting mengingat pasien adalah anak-anak, yang membutuhkan dosis berbeda dari orang dewasa.
Obat-obatan yang digunakan untuk mengatasi kecemasan pada anak antara lain adalah:
- Fluoxetine
- Fluvoxamine
- Paroxetine
- Sertraline
- Venlafaxine
- Duloxetine
- Tricyclic Antidepressants (TCAs)
- Benzodiazepines
Terapi Kombinasi
Selain psikoterapi dan terapi obat-obatan, gangguan kecemasan pada anak juga dapat ditangani dengan kombinasi kedua pendekatan tersebut. Salah satu yang sering disebut adalah kombinasi antara CBT dengan obat-obatan antidepresan. Ini cukup wajar mengingat gejala depresi dan gangguan kecemasan bisa muncul bersamaan.
Manfaatkan Bantuan Profesional untuk Atasi Gangguan Kecemasan Anak
Para profesional seperti psikolog, psikiater, atau dokter anak menangani gangguan kecemasan pada anak dengan pendekatan psikoterapi dan obat-obatan. Penanganan seperti ini tidak bisa dilakukan oleh orang awam. Itu sebabnya, orang tua atau pengasuh perlu berkonsultasi dengan psikolog atau psikiater untuk menangani gangguan kecemasan pada anak.
Para profesional seperti psikolog, psikiater, atau dokter anak menangani gangguan kecemasan pada anak dengan pendekatan psikoterapi dan obat-obatan.
Referensi
American Psychiatric Association. (2022). Diagnostic and statistical manual of mental disorder, fifth edition, text revision. APA: Washington, DC.
Gottschalk, M. G., Domschke, K. (2017). Genetics of generalized anxiety disorder and related traits. Dialogues Clin Neurosci. 19(2):159-168.
Wehry, A. M., Beesdo-Baum, K., Hennelly, M. M., Connolly, S. D., Strawn, J. R. (2015). Assessment and treatment of anxiety disorders in children and adolescents. Curr Psychiatry Rep., 17(7):52.
Yakeley, J. (2014). Psychodynamic psychotherapy: Developing the evidence base. Advances in psychiatric treatment, 20: 269-279.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog