Sub Topik

Berbagai penelitian melaporkan adanya perubahan kondisi kesehatan mental pasca pandemi Covid-19. Ditemukan terjadinya penurunan kualitas kesehatan mental secara umum, memburuknya kondisi orang dengan gangguan mental, dan berbagai dampak psikologis lainnya.
Walau demikian, pada beberapa kelompok tidak ditemukan perubahan kondisi kesehatan mental yang berarti. Apa kunci keberhasilan mereka menjaga kesehatan mental selama pandemi? Dan bagaimana cara untuk meningkatkan kesehatan mental pasca pandemi?
Dampak Psikologis Akibat Pandemi Covid-19
Ada berbagai dampak psikologis akibat pandemi Covid-19. Perbedaan situasi pada setiap orang menghasilkan dampak yang berbeda-beda. Sebagian orang mengalami kesepian, ada yang mengalami kecemasan, yang lain justru merasa lebih nyaman dengan berbagai pembatasan sosial. Walau demikian, secara umum terdapat penurunan kesejahteraan psikologis akibat pandemi.
Isolasi Sosial dan Kesepian
Pembatasan interaksi sosial secara langsung sangat mempengaruhi hubungan sosial selama pandemi. Akibatnya, banyak orang yang mengalami kesepian dan terisolasi akibat pandemi.
Masalah Perkembangan dan Kesejahteraan Mental
Berbagai macam situasi yang berubah, terutama akibat jauh dari pengasuh (misalnya seperti orang tua dan anggota keluarga) dapat membuat anak mengalami stres. Selain itu, perubahan rutinitas harian dan struktur sosial yang tadinya mereka miliki bisa membuat anak mengalami gejala yang menyerupai PTSD.
Khawatir, Cemas, dan Takut pada Anak-anak
Selama pandemi, anak-anak lebih rentan terhadap rasa khawatir, cemas, dan takut. Ini terutama akibat pembatasan aktivitas di luar rumah. Anak-anak terisolasi di dalam rumah dengan orang dewasa dalam jangka waktu yang panjang. Ini terutama menjadi bermasalah karena orang dewasa yang berada di sekitar anak mungkin mengalami berbagai gejolak emosi dan pikiran tersendiri akibat perubahan yang ada.
Gangguan Mental Seperti Apa yang Timbul Akibat Gagal Penyesuaian Diri Menghadapi Covid-19?
Dampak pandemi Covid-19 pada kesehatan mental cukup nyata. WHO (2020) sudah memprediksikan ada berbagai gangguan mental yang akan timbul sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Prediksi ini terbukti benar. Para peneliti menemukan adanya peningkatan kondisi kecemasan, depresi, dan distres selama beberapa bulan pertama pandemi.
Para peneliti menemukan adanya peningkatan kondisi kecemasan, depresi, dan distres selama beberapa bulan pertama pandemi.
Depresi
Sebuah survei yang dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2020 di Amerika Serikat menunjukkan bahwa risiko depresi berada pada rentang 46% hingga 61%. Pada beberapa kelompok, angka risiko tersebut bahkan mencapai 90%. Depresi juga memiliki dampak tersendiri pada individu, mulai dari perubahan mood hingga kematian akibat bunuh diri.
Gangguan Kecemasan
Peningkatan risiko masalah kecemasan juga terjadi di sekitar bulan Juni 2020. Mereka memperkirakan bahwa individu pada rentang usia 18-24 tahun memiliki peluang besar untuk mengalami gangguan kecemasan selama pandemi. Kecemasan tidak hanya karena ancaman kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sosial. Ini terjadi karena selama pandemi banyak orang yang mengalami perubahan situasi pekerjaan dan hubungan sosial.
Stres dan Distres
Ancaman Covid-19 terhadap kesehatan dan nyawa menuntut dilakukannya berbagai perubahan terhadap gaya hidup, seperti mengenakan masker dan menggunakan hand-sanitizer dalam berbagai situasi sosial. Pembatasan interaksi sosial secara langsung juga mengharuskan setiap orang untuk memikirkan alternatif aktivitas sosial yang aman. Walau demikian, gaya hidup yang baru ini memerlukan masa transisi, dan tidak semua orang melaluinya dengan mulus.
Mengalami stres akibat perubahan dalam hidup adalah hal yang wajar. Namun jika respon terhadap stres bersifat negatif, maka ini akan berkembang menjadi distres. Orang-orang yang sejak awal memiliki potensi mudah mengalami stres cenderung mengalami stres yang lebih berat akibat pandemi. Ini berhubungan juga dengan kemampuan untuk beradaptasi terhadap berbagai perubahan yang terjadi. Ini merupakan salah satu karakter dari resiliensi.
Apa Saja Tips untuk Menjaga Kesehatan Mental Pasca Pandemi?
Pada dasarnya, cara meningkatkan kesehatan mental pasca pandemi merupakan penerapan dari kemampuan untuk beradaptasi terhadap perubahan dan pulih dari suatu tantangan. Ini semua dapat diwakili oleh suatu karakteristik penting untuk bertahan hidup, yaitu resiliensi (resilience).
Seperti dijelaskan sebelumnya, kemampuan untuk beradaptasi dan resiliensi merupakan faktor yang membantu menjaga kesehatan mental pada beberapa kelompok orang selama Covid-19. Kabar baiknya, resiliensi bisa dipelajari. Tentunya dengan mengikuti program pelatihan yang benar dan serius. Selain itu, kedua karakter ini juga bisa ditingkatkan dengan menerapkan kebiasaan tertentu.

Terima Berbagai Perubahan yang Ada
Satu hal yang harus kamu terima saat ini adalah perubahan. Tekankan dalam diri bahwa situasi saat ini nyata dan semua orang mengalaminya. Pandemi membuat peraturan dan kebijakan selalu berubah. Tidak perlu terlalu curiga dengan berbagai perubahan tersebut. Ikuti saja dan jangan biarkan berbagai perubahan kecil menjadi sumber kecemasan. Fokuskan waktu dan energi untuk menghadapi hal-hal yang lebih besar.
Selalu Siap untuk Perubahan Berikutnya
Situasi bisa menuntutmu untuk membatalkan berbagai rencana dan kegiatan yang sudah dijadwalkan. Rencana nonton konser bubar karena konser tersebut dibatalkan, rencana kumpul-kumpul keluarga tertunda karena beberapa anggota keluarga terkena Covid-19, acara reuni sekolah tidak jadi diselenggarakan karena peraturan pemerintah, dan berbagai perubahan rencana lainnya. Kamu boleh kecewa namun jangan terlalu lama larut dalam kekecewaan. Segera pikirkan alternatif untuk menggantikan rencana tersebut. Intinya, selalu siap untuk perubahan dan miliki rencana cadangan.
Ciptakan Rutinitas yang Bisa Kamu Kendalikan
Berbagai situasi di luar sana tidak bisa kamu kendalikan. Walau demikian, kamu bisa membangun rutinitas atau kebiasaan yang bisa kamu kendalikan sendiri. Misalnya seperti olahraga secara rutin, menulis jurnal harian, bermeditasi atau renungan pribadi singkat, mendengarkan musik, mengerjakan kerajinan tangan, dan berbagai hal sederhana lainnya. Pilih suatu aktivitas yang memang bisa kamu lakukan dan kendalikan tanpa gangguan yang berarti.
Jaga Kehangatan Hubungan Sosial
Ada berbagai media komunikasi yang bisa membantu menjaga dan meningkatkan kehangatan hubungan sosial tanpa harus bertemu secara langsung. Bagi kamu yang khawatir terlarut dalam arus media sosial, pilih media komunikasi langsung yang melibatkan interaksi real-time. Bertukar pesan atau video call dengan teman dan keluarga dapat meningkatkan imunitas terhadap berbagai tekanan situasi saat ini.
Berkonsultasi pada Profesional
Jika perubahan akibat pandemi menimbulkan masalah atau gangguan, jangan ragu untuk berkonsultasi pada psikolog. Para profesional dapat membantu memberikan solusi yang lebih personal dan lebih sesuai dengan situasi setiap individu. Dengan demikian, intervensi yang dilakukan akan lebih efektif. Selain itu, mereka memiliki kemampuan untuk melatih dan memperkuat berbagai karakteristik tertentu, termasuk resiliensi.
Kunci Meningkatkan Kesehatan Mental Pasca Pandemi
Stres akibat pandemi dan pengaruhnya terhadap kesehatan mental cukup signifikan. Berkembangnya Covid-19 menuntut berbagai perubahan gaya hidup yang akhirnya membawa dampak psikologis pada banyak orang. Walaupun berbagai penelitian menemukan bahwa kesehatan mental mengalami penurunan selama pandemi, tidak sedikit yang melaporkan terjadinya pemulihan berkat kemampuan untuk beradaptasi dan pulih dari tantangan (resilience).
Walaupun berbagai penelitian menemukan bahwa kesehatan mental mengalami penurunan selama pandemi, tidak sedikit yang melaporkan terjadinya pemulihan berkat kemampuan untuk beradaptasi dan pulih dari tantangan (resilience).
Kemampuan beradaptasi dan resiliensi ini bisa dilatih dan dipelajari melalui pelatihan dari para profesional. Jadi, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan psikolog untuk dapat meningkatkan kesehatan mental pasca pandemi.
Referensi
Aknin, L. B. et al. (2022). Mental health during the first year of Covid-19 pandemic: A review and recommendations for moving forward. Perspectives on psychological science, 17(4), 915-936.
APA. (n.d.). Depression. In APA Dictionary of Psychology. Retrieved June 15, 2023, from https://dictionary.apa.org/resilience
Giuntella, O., Hyde, K., Saccardo, S., & Sadoff, S. (2021). Lifestyle and mental health disruptions during Covid-19. PNAS, 118(9).
Killgore, W. D. S., Taylor, E. C., Cloonan, S. A., & Dailey, N. S. (2020). Psychological resilience during the Covid-19 lockdown. Psychiatry research, 291.
Wirkner, J., Christiansen, H., Knaevelsrud, C., Lüken, U., Wurm, S., Schneider, S., & Brakemeier, E. (2021). Mental health in times of the Covid-19 Pandemic: Current knowledge and implications from a European perspective. European Psychologist, 26(4), 310-322.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog