Sub Topik
- Apakah Lingkungan Kerja dapat Mempengaruhi Mental Health Seseorang?
- Pentingnya Kesehatan Mental di Dunia Kerja
- Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Seseorang Saat Berada di Tempat Kerja
- Jenis Masalah Mental yang Dialami Pekerja
- Bagaimana Menciptakan Sehat Mental di Tempat Kerja?
- Isu Kesehatan Mental pada Dunia kerja
Apakah Lingkungan Kerja dapat Mempengaruhi Mental Health Seseorang?

Lingkungan kerja diketahui berperan dalam memengaruhi kesehatan mental seseorang. Sebagian besar orang dewasa lebih banyak menghabiskan waktu di tempat kerja daripada di tempat lain. Beberapa faktor risiko yang psikososial di tempat kerja dapat semakin memperburuk kondisi kesehatan mental. Akibatnya, tempat kerja menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan mental bagi karyawan. Menurut hasil survei work and well-being APA, hampir dua dari lima karyawan melaporkan lingkungan kerja berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.
Meskipun tempat kerja dapat berpotensi berdampak negatif terhadap kesehatan mental seseorang, bekerja juga krusial untuk pengembangan diri dan kesejahteraan psikologis. Bekerja dianggap sebagai salah satu kebutuhan manusia untuk bertahan hidup, terhubung dengan masyarakat yang lebih luas, serta beraktualisasi diri. Tanpa pekerjaan, banyak orang akan kehilangan tujuan dan merasa bahwa mereka tidak lagi berkontribusi pada aspek sosial dan ekonomi komunitas mereka.
Pentingnya Kesehatan Mental di Dunia Kerja
Hasil riset menunjukkan pentingnya menjaga kesehatan mental di lingkungan kerja. Langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan mental di dunia kerja adalah memberikan pelatihan yang tepat pada karyawan, pilihan kerja yang fleksibel, dan kesetaraan di tempat kerja. Karyawan yang sehat adalah fondasi yang kuat bagi organisasi yang berkembang dan komunitas yang lebih sehat. Tempat kerja yang memperhatikan kesehatan mental karyawan dan memberikan dukungan untuk karyawan dengan gangguan mental terbukti memiliki produktivitas kerja yang meningkat dan ketidakhadiran yang menurun.
Tempat kerja yang memperhatikan kesehatan mental karyawan dan memberikan dukungan untuk karyawan dengan gangguan mental terbukti memiliki produktivitas kerja yang meningkat dan ketidakhadiran yang menurun.
Terdapat beberapa alasan yang melatarbelakangi pentingnya kesehatan di dunia kerja, di antaranya:
- Pengalaman individu secara fisik, emosional, mental dan sosial akan memengaruhi individu saat bekerja.
- Kesehatan mental di lingkungan kerja sangat penting untuk menumbuhkan kesadaran akan faktor-faktor risiko yang mengancam kesehatan mental karyawan.
- Kesehatan mental sangat krusial karena kesehatan yang rendah akan memengaruhi performa karyawan.
Kesehatan mental di tempat kerja dapat terwujud dengan menyediakan:
- Mata pencaharian (livelihood)
- Rasa percaya diri, tujuan yang pasti, dan pencapaian
- Kesempatan untuk berinteraksi positif dengan sesama rekan kerja
- Adanya kegiatan positif yang rutin dan terstruktur
Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Seseorang Saat Berada di Tempat Kerja
Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi kesehatan mental di tempat kerja. Dengan mengetahui faktor risiko kesehatan mental, perusahaan dapat meminimalisir potensi dampak negatifnya terhadap kesehatan mental individu.
Relasi di Tempat Kerja
Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan mental di tempat kerja adalah relasi seseorang di tempat kerja. Relasi yang efektif di tempat kerja dapat berpengaruh terhadap kesehatan mental seseorang. Sebaliknya, relasi yang tidak berjalan efektif akan menyebabkan masalah mental dan tekanan psikologis bagi individu.
Dengan keanekaragaman di tempat kerja, komunikasi menjadi sangat dinamis sehingga berpotensi memicu munculnya konflik-konflik antar individu. Ini pada akhirnya bisa menyebabkan berbagai tekanan psikologis. Beberapa isu-isu yang berkaitan dengan relasi di tempat kerja antara lain seperti perbedaan pendapat antar individu, persaingan antar departemen, rumor kebencian, objektivitas penilaian performa kerja, isu legalitas dan etika. Selain itu, dukungan sosial dari rekan kerja dan kualitas hubungan interpersonal ditemukan turut berkontribusi sebagai faktor risiko kesehatan mental di tempat kerja.
Dukungan Sosial dari Rekan dan Atasan
Beberapa riset telah menyoroti bahwa jumlah dan kualitas dukungan sosial di tempat kerja dapat memengaruhi kesehatan mental karyawan. Dukungan sosial yang rendah ditemukan dapat meningkatkan kemungkinan masalah kesehatan mental dan ketidakhadiran yang berkepanjangan.
Kedekatan atau pertemanan di tempat kerja ditemukan dapat menjadi faktor yang meringankan perkembangan gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Selain peningkatan gejala PTSD, dukungan yang rendah juga ditemukan berkaitan dengan peningkatan penyalahgunaan alcohol dan gangguan mental secara umum.
Dukungan sosial di tempat kerja dapat menjadi faktor pelindung yang signifikan terhadap berbagai masalah kesehatan mental.
Kualitas Hubungan Interpersonal
Kualitas hubungan interpersonal di tempat kerja juga turut menjadi faktor penentu kesehatan mental di tempat kerja. Dalam banyak pekerjaan, konflik interpersonal merupakan sumber masalah dan stres kerja.
Konflik dengan rekan kerja juga dapat menjadi salah satu masalah yang serius di tempat kerja. Misalnya seperti perundungan di tempat kerja (workplace bullying). Perundungan di tempat kerja ditemukan berkaitan dengan munculnya berbagai masalah kesehatan mental dan fisik. Sebuah studi mengungkapkan bahwa karyawan yang dirundung memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih rendah serta tingkat kecemasan, depresi, dan PTSD yang tinggi.
Sebuah studi pada petugas polisi di Amerika Serikat menemukan bahwa dukungan emosional dan hubungan interpersonal yang buruk berkontribusi terhadap ketegangan kerja (job strain) dan stres kerja. Hubungan interpersonal yang buruk juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kesehatan mental yang buruk dan penurunan kesehatan fisik.

Peran Atasan terhadap Kesehatan Mental Staf
Selain dukungan sosial dan kualitas hubungan yang baik, atasan juga turut berperan dalam kesehatan mental staf mereka. Di tempat kerja yang sehat, manajer dan supervisor menghargai pendapat staf mereka serta memberikan feedback dan dukungan yang sesuai. Selain itu, perilaku, pendapat, dan dukungan manajer dapat berpengaruh kuat terhadap staf yang berisiko mengalami gangguan mental.
Job Design
Hasil riset menunjukkan bahwa cara pekerjaan dirancang dapat memengaruhi kesehatan mental. Faktor-faktor pekerjaan yang dapat memengaruhi kesehatan mental di tempat kerja adalah tuntutan pekerjaan, sumber daya yang memadai, dan karakteristik pekerjaan.
Tuntutan Pekerjaan
Tuntutan pekerjaan ditemukan berkaitan dengan masalah kesehatan mental. Tuntutan pekerjaan sendiri terdiri dari tuntutan fisik, emosi, dan kognitif. Pekerjaan yang memiliki tuntutan emosional dan/atau kognitif yang tinggi (misal guru, perawat, pengacara, psikolog dan sebagainya) cenderung ditemukan memiliki tingkat masalah kesehatan mental yang tinggi. Tuntutan emosional yang tidak disertai dengan kontrol diri yang cukup ditemukan berkaitan dengan ketidakhadiran sakit yang lebih tinggi.
Sumber Daya yang Memadai
Memfasilitasi karyawan dengan sumber daya yang memadai memungkinkan mereka untuk terlibat lebih aktif dalam tugas mereka. Sumber daya yang diberikan dapat berupa keleluasaan untuk mengerjakan pekerjaan mereka dan memberikan feedback dan dukungan yang sesuai. Sumber daya yang memadai ditemukan berhubungan positif dengan kondisi kesejahteraan karyawan.
Jenis Masalah Mental yang Dialami Pekerja
Munculnya masalah mental yang dialami pekerja dapat disebabkan oleh kondisi kerja yang tidak sehat, risiko psikososial, tempat kerja yang buruk. Masalah mental juga dapat diperparah oleh pekerjaan. Lalu apa saja jenis masalah mental yang dialami pekerja?
Depresi
Depresi merupakan salah satu masalah mental yang dialami oleh para pekerja terutama pada wanita. Di Amerika Serikat, depresi menjadi penyebab utama ketidakhadiran di tempat kerja. Gangguan depresi ringan dan sedang dapat menyebabkan produktivitas yang buruk, tetapi depresi berat dapat melumpuhkan dan meningkatkan risiko bunuh diri pada pekerja jika tidak segera mendapatkan penanganan. Lebih lanjut, depresi juga dapat mengganggu kemampuan pekerja untuk menyelesaikan pekerjaan fisik dan mengurangi kinerja kognitif.
Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan memengaruhi sekitar 7% orang dewasa. Gangguan kecemasan yang dialami dapat berupa gangguan kecemasan umum (generalized anxiety disorder), gangguan stres pasca-trauma (PTSD), gangguan panik, fobia sosial, dan trauma. Hasil studi di Selandia Baru memperkirakan bahwa gangguan kecemasan yang dialami pekerja muda dapat disebabkan oleh stres kerja (LaMontagne et al., 2014). Selain itu, masalah dengan rekan kerja dan perubahan pekerjaan juga menjadi faktor peningkatan risiko gangguan kecemasan.
Bagaimana Menciptakan Sehat Mental di Tempat Kerja?
Pemerintah, perusahaan, karyawan, dan stakeholder turut bertanggung jawab untuk menciptakan dan meningkatkan kesehatan mental di tempat kerja dengan cara:
- Mencegah faktor risiko kesehatan mental di tempat kerja.
- Melindungi dan meningkatkan kesehatan mental di tempat kerja dengan cara menawarkan konseling gratis, pemeriksaan kesehatan mental, pelatihan gaya hidup dan teknik manajemen stres, dan sebagainya.
- Mendukung pekerja untuk berpartisipasi dan berkembang dalam pekerjaan mereka.
- Menciptakan lingkungan yang mendukung perubahan. Untuk mewujudkan perubahan, diperlukan keterlibatan dengan berbagai pihak termasuk karyawan dan penyintas yang memiliki pengalaman dengan kondisi kesehatan mental mereka.
Isu Kesehatan Mental pada Dunia kerja
Dewasa ini, isu kesehatan mental pada dunia kerja menjadi semakin penting dan mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Semua orang menginginkan prinsip work-life balance demi kesehatan mental mereka. Lingkungan kerja dapat menjadi faktor pelindung bagi kesehatan mental, tetapi juga dapat menjadi faktor risiko memburuknya kesehatan mental.
Kondisi kesehatan mental yang memburuk dapat berdampak pada pekerjaan seperti produktivitas yang menurun, ketidakhadiran yang tinggi, performa kerja yang menurun, dan sebagainya. Kondisi kesehatan mental yang buruk di dunia kerja dapat dicegah melalui peran dari berbagai pihak termasuk pemerintah, perusahaan, karyawan, dan pemangku kebijakan (stakeholders) dengan menyediakan lingkungan yang aman.
Kondisi kesehatan mental yang memburuk dapat berdampak pada pekerjaan seperti produktivitas yang menurun, ketidakhadiran yang tinggi, performa kerja yang menurun, dan sebagainya.
Referensi
Attridge, M. (2019). A Global Perspective on Promoting Workplace Mental Health and the Role of Employee Assistance Programs. American Journal of Health Promotion. www.who.int/mental_health/in_the_workplace/en/
Aziz, R., Wahyuni, E. N., & Wargadinata, W. (2017). Kontribusi Bersyukur dan Memaafkan dalam Mengembangkan Kesehatan Mental di Tempat Kerja. INSAN Jurnal Psikologi Dan Kesehatan Mental, 2(1), 33. https://doi.org/10.20473/jpkm.v2i12017.33-43
Cadorette, M., & Agenw, J. (2017). Mental Health in the Workplace. Workplace Health & Safety, 59(3), 246–249. https://doi.org/10.1097/JOM.0000000000000939
CDC. (2019). Mental Health in the Workplace. https://www.cdc.gov/workplacehealthpromotion/tools-resources/workplace-health/mental-health/index.html
de Oliveira, C., Saka, M., Bone, L., & Jacobs, R. (2023). The Role of Mental Health on Workplace Productivity: A Critical Review of the Literature. Applied Health Economics and Health Policy, 21(2), 167–193. https://doi.org/10.1007/S40258-022-00761-W/TABLES/4
Dimoff, J. K., & Kelloway, E. K. (2013). Bridging the gap: Workplace mental health research in Canada. Canadian Psychology, 54(4), 203–212. https://doi.org/10.1037/A0034464
Harvey, S. B., Joyce, M. S., Tan, L., Johnson, A., Nguyen, H., Modini, M. M., & Groth, M. (2014). Developing a mentally healthy workplace: A review of the literature. A Report for the National Mental Health Commission and the Mentally Healthy Workplace Alliance.
Leka, S., & Nicholson, P. J. (2019). Mental health in the workplace. Occupational Medicine, 69(1), 5–6. https://doi.org/10.1093/OCCMED/KQY111
Maclean, J. C., Webber, D., & French, M. T. (2014). Workplace problems, mental health and substance use. Applied Economics, 47(9), 883–905. https://doi.org/10.1080/00036846.2014.982856
Novotney, A. (2023). Why mental health needs to be a top priority in the workplace. https://www.apa.org/news/apa/2022/surgeon-general-workplace-well-being
WHO. (2022a). Mental Health and Substance Use. https://www.who.int/teams/mental-health-and-substance-use/promotion-prevention/mental-health-in-the-workplace
WHO. (2022b). Mental health at work. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-at-work
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog