Sub Topik

Bullying merupakan salah satu fenomena yang tidak pernah lekang oleh waktu. Berita tentang bullying, terutama yang terjadi di kalangan usia sekolah, kerap menjadi headline.
Tindakan bullying dapat terjadi di mana saja dan dilakukan oleh siapa pun. Dengan memanfaatkan lokasi yang sepi para pelaku bullying menunjukkan eksistensinya.
Bullying merupakan perilaku agresif yang dilakukan untuk menyakiti orang yang lebih lemah. Bullying sendiri memiliki beragam karakteristik dan jenis-jenisnya.
WHO menyatakan bahwa bullying merupakan masalah kesehatan Ini karena bullying berdampak pada kesehatan mental secara signifikan. Lantas, mengapa bullying bisa terjadi?
Apa Penyebab Orang Bullying
Setiap individu memiliki beragam latar belakang yang membentuk perilaku mereka. Tidak hanya dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, perilaku manusia juga terbentuk akibat faktor dalam diri individu.
Terdapat dua penyebab bullying menurut para ahli, yakni faktor internal dan faktor eksternal, yang saling berkontribusi membentuk perilaku bullying.
Terdapat dua penyebab bullying menurut para ahli, yakni faktor internal dan faktor eksternal, yang saling berkontribusi membentuk perilaku bullying.
Faktor Eksternal Penyebab Bullying
Terdapat empat faktor eksternal yang berperan sebagai penyebab mengapa bullying bisa terjadi.
Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama seorang anak untuk mempelajari banyak hal. Sebab, anak banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama dengan keluarga
Anak Meniru Tingkah Laku Orang Tua
Pernahkah Anda mendengar bahwa anak-anak merupakan peniru yang andal? Julukan tersebut menggambarkan dengan sangat tepat bagaimana anak-anak mempelajari perilaku. Mereka akan memulai proses belajarnya dengan mencontoh kedua orang tuanya.
Itulah mengapa lingkungan keluarga sangat berperan terhadap pertumbuhan dan perkembangan karakter anak. Lalu, apa yang terjadi apabila seorang anak dibesarkan di keluarga yang “keras”?
Anak Menyelesaikan Konflik dengan Kekerasan
Ketika menyaksikan konflik yang terjadi di rumah, anak akan memperhatikan, mencontoh, dan mencoba untuk melakukannya. Anak-anak yang menjadi korban kekerasan fisik maupun verbal dari keluarganya, juga berpotensi melakukan kekerasan kepada temannya. Dengan demikian, anak-anak akan menganggap merundung orang lain sebagai cara untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Pengaruh Teman Atau Kelompok
Selain keluarga, kelompok pertemanan juga memiliki peran yang besar dalam membentuk perilaku seseorang. Ini karena, di luar keluarga, individu juga banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Kebutuhan Dasar akan Relasi dan Interaksi
Setiap individu memiliki kebutuhan dasar untuk berelasi, berteman, atau berinteraksi dengan orang lain. Kebutuhan ini yang mendorong seseorang kemudian menjalin hubungan dengan orang lain. Orang-orang yang tidak dapat memenuhi kebutuhan ini rentan terhadap berbagai masalah. Itu sebabnya, dorongan untuk terhubung dengan orang lain ada dalam diri setiap orang yang sehat secara mental.
Ikut Aturan Kelompok untuk Memiliki Relasi
Sayangnya, banyak kelompok tertentu yang memanfaatkan kebutuhan dasar individual tersebut. Misalnya seperti mempersiapkan ketentuan yang harus dipenuhi individu sebelum bergabung dengan kelompok mereka.
Demi memenuhi kebutuhan untuk memiliki relasi, individu akan mengikuti apapun ketentuan yang diberikan oleh kelompok tersebut. Termasuk merundung orang lain. Meskipun tidak merasa nyaman melakukannya, individu akan berusaha untuk melaksanakannya agar masuk di dalam kelompok yang ia inginkan.
Budaya Sekolah
Faktor eksternal berikutnya yang juga turut menjadi penyebab bullying adalah sekolah. Tanpa disadari, sekolah memiliki sistem hirarki yang memaksa siswa lemah untuk tunduk dengan siswa yang lebih kuat.
Budaya Senioritas sebagai Salah Satu Penyebab Bullying
Sebut saja budaya senioritas, budaya yang sudah mengakar dan banyak ditemui di berbagai lingkungan sekolah. Menjadi seorang senior di sekolah, terkadang membuat individu merasa memiliki kekuasaan lebih atas orang lain. Bullying yang terjadi di sekolah misalnya seperti pemalakan terhadap adik kelas, melabrak adik kelas, atau menyebarkan gosip tidak benar.
Aturan Sekolah Kurang Mendukung Pemberantasan Bullying
Selain itu, aturan di sekolah sering kali kurang sensitif terhadap perilaku bullying. Pelaku bullying jarang dikenali sebagai bully. Sebagai akibatnya, sanksi yang diberikan bukan dalam rangka menghentikan budaya bullying tersebut. Ini membuat para pelaku tidak jera. Mereka menganggap tingkah laku mereka, yaitu bullying, merupakan sarana untuk memenuhi keinginannya.
Perkembangan Teknologi dan Sosial Media
Berkembangnya teknologi tidak hanya memberikan dampak positif, namun juga memberikan dampak negatif.
Tayangan Kekerasan di Berbagai Media
Bullying bisa terjadi akibat menyaksikan tayangan kekerasan. Paparan melalui televisi, film, maupun video games, diduga meningkatkan jumlah kasus bullying.
Cyberbullying
Perkembangan teknologi juga menjadi penyebab bullying di media sosial. Saat ini, orang-orang terhubung dalam berbagai platform di internet. Mereka bisa menunjukkan identitasnya ataupun menggunakan identitas samaran.
Karena berbagai koneksi tersebut, berbagai tingkah laku menyakiti orang lain yang terjadi di dunia nyata, dapat dilakukan di media sosial. Parahnya lagi, ini bisa dilakukan tanpa menunjukkan identitas pribadi mereka.
Faktor Internal Penyebab Orang Bully
Sebelumnya, kita sudah membahas mengenai empat faktor eksternal yang menjadi penyebab orang bully. Berikut merupakan tiga alasan individu melakukan bullying.
Ingin Mendominasi
Suka mendominasi dan memanfaatkan orang lain demi mendapatkan keuntungan diri sendiri merupakan karakter para bully. Mereka cenderung memiliki rasa empati yang rendah. Sebagai akibatnya, mereka tidak dapat memahami emosi orang lain.
Para bully ingin menjadi seseorang yang memiliki power atas orang lain. Dan mereka melihat orang yang lebih lemah sebagai “sasaran empuk” untuk mencapai tujuan tersebut.
Mengejar Popularitas
Faktor eksternal yang sempat dibahas adalah mengenai budaya sekolah, yakni senioritas. Ini berkaitan juga dengan dorongan untuk menjadi kakak kelas yang populer.

Untuk mencapai tujuan tersebut, kakak kelas lalu melakukan perundungan kepada adik kelas. Ini bukanlah bentuk popularitas yang positif, namun para bully tidak melihatnya sebagai sesuatu yang salah. Pemikiran ini juga yang membuat mereka terus melakukan bully, karena mereka ingin mempertahankan popularitas yang mereka miliki.
Kepribadian Agresif
Agresivitas sangat lekat dengan tindakan perundungan. Individu yang memiliki kepribadian agresif memiliki kecenderungan untuk melakukan perundungan.
Kepribadian yang agresif dapat dipicu dengan kondisi lingkungan yang banyak menunjukkan tindak kekerasan juga. Entah dari perlakuan keluarga yang menyakiti pelaku, atau mendapatkan “inspirasi” dari film atau video games.
Tidak adanya batasan maupun sanksi yang diberikan kepada individu akan semakin memperkuat tindakan agresinya. Sebab, individu akan berpikir bahwa seseorang yang berkuasa atau terkuat tidak bisa dihentikan. Dengan demikian, individu akan melakukan kekerasan untuk menyelesaikan permasalahannya.
Faktor Penyebab Bullying
Bullying merupakan sebuah tindakan perundungan yang disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang menjadi penyebab orang bully antara lain adalah kepribadian agresif, dorongan untuk mendominasi dan popularitas, sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah keluarga, teman, sekolah, dan media sosial.
Faktor internal yang menjadi penyebab orang bully antara lain adalah kepribadian agresif, dorongan untuk mendominasi dan popularitas, sedangkan yang menjadi faktor eksternal adalah keluarga, teman, sekolah, dan media sosial.
Bullying berdampak pada kesehatan mental sehingga harus dihentikan. Ini bisa dimulai dengan memahami apa itu bullying dan faktor penyebab bullying.
Referensi
Masdin, M. (2013). Fenomena bullying dalam pendidikan. Al-TA’DIB: Jurnal Kajian Ilmu Kependidikan, 6(2), 73-83.
Sulisrudatin, N. (2018). Kasus Bullying Dalam Kalangan Pelajar (Suatu Tinjauan Kriminologi). Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara, 5(2).
Zakiyah, E. Z., Humaedi, S., & Santoso, M. B. (2017). Faktor yang mempengaruhi remaja dalam melakukan bullying. Prosiding Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(2).
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog