Sub Topik
Hubungan Antara Gangguan Makan dengan Otak

Melakukan diet ketat untuk mendapatkan bentuk tubuh yang didambakan kedengarannya cukup efektif. Tetapi, tanpa pengetahuan mengenai teknik yang tepat, diet dapat menimbulkan masalah gangguan makan. Hal ini umumnya terjadi pada perempuan, karena perempuan lebih banyak melihat gambaran bentuk tubuh ideal dari model-model di bidang kecantikan.
Dalam penelitian selama 12 bulan pada perempuan muda, American Psychology Association menemukan sekitar 0,4% populasi mengalami anoreksia. APA menemukan bahwa anoreksia lebih banyak terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Tapi, pada penelitian yang dilakukan Mitchison, peningkatan anoreksia pada laki-laki meningkat lebih banyak. Hal ini mengindikasikan bahwa, baik laki-laki maupun perempuan bisa mengalami anoreksia.
Sekelompok peneliti di Kanada melakukan sebuah riset terkait pola makan dengan melibatkan 1.883 anak-anak serta remaja. Mereka menemukan peningkatan kasus anoreksia selama Covid-19, yakni dari 24 menjadi 40 kasus per bulan. Rata-rata angka rawat inap yang semula 7,5 meningkat menjadi 20 kasus per bulan.
Dalam penelitian yang lain, Walton dan rekannya, menemukan bahwa terdapat beberapa bagian otak yang ukurannya berkurang pada individu dengan anorexia. Mari kita bahas lebih lanjut bagaimana cara anoreksia mempengaruhi otak.
Anoreksia Merusak Struktur Otak?
Manusia membutuhkan nutrisi dari makanan untuk membantu pertumbuhannya. Nutrisi yang masuk tentu akan memberikan banyak manfaat bagi organ tubuh, salah satunya adalah otak. Selama masa pertumbuhan, asupan nutrisi menjadi sangat penting untuk meningkatkan kemampuan kognitif pada otak.
Sementara itu, individu yang mengalami anoreksia memiliki konsep bahwa makanan membuat
tubuhnya tampak buruk. Hal tersebut membuat ia memilih untuk berhenti mengkonsumsi makanan daripada tubuhnya tampak buruk.
Individu yang mengalami anoreksia memiliki konsep bahwa makanan membuat tubuhnya tampak buruk. Hal tersebut membuat ia memilih untuk berhenti mengkonsumsi makanan daripada tubuhnya tampak buruk.
Anoreksia dan Lemak
Individu dengan anoreksia diketahui cenderung menghindari makanan dengan kandungan lemak yang tinggi. Lemak sebenarnya berfungsi sebagai bahan bakar tubuh untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Tubuh juga dapat memproduksi beberapa asam lemak sendiri yang kita sebut sebagai asam lemak non-esensial. Untuk dapat memproduksi asam lemak non-esensial, tidak membutuhkan makanan.
Tetapi, manusia tidak hanya membutuhkan asam lemak non-esensial. Ketika seseorang mengalami anoreksia, mereka akan kekurangan asam lemak esensial yang hanya bisa didapatkan dari makanan. Asam lemak tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga kestabilan lemak dan protein, fungsi enzim, dan sebagainya.
Anoreksia dan Mikronutrien
Sekitar 45% pasien anoreksia mengalami salah satu kekurangan mikronutrien, seperti kekurangan vitamin A dan B9. Ditemukan juga bahwa kurangnya zinc dan vitamin B12 dapat mempengaruhi struktur otak.
Selain itu, kelaparan secara signifikan mempengaruhi cara kita memproses suatu informasi. Jika mengalami kelaparan terus-menerus, tubuh akan mengambil nutrisi dan energi penting dari organ lain, seperti jantung. Dalam fase perkembangan, kekurangan nutrisi akibat anoreksia dapat menghambat pertumbuhan anak.
Fungsi Otak Pada Pengidap Anoreksia
Seperti yang sudah sedikit kita bahas di awal, diet ketat dapat menyebabkan gangguan makan. Lalu hal tersebut ternyata mempengaruhi kondisi struktur dan fungsi pada otak. Mari kita bahas lebih lengkap mengenai fungsi otak pada pengidap anoreksia.
Su (2021) menyatakan bahwa beberapa meta-analisis menunjukkan perubahan pada struktur otak penderita anoreksia. Berikut merupakan beberapa bagian otak yang berubah.
Grey Matter dan White Matter yang Berkurang
Dalam jurnalnya, Scharner (2019) menyebutkan bahwa malnutrisi dapat mengurangi grey matter dan white matter pada otak. Secara singkat, grey matter dan white matter adalah jaringan di dalam otak.
Grey matter merupakan area berwarna abu yang terdiri dari banyak sel. Sedangkan white matter merupakan penghubung antar grey matter dalam otak. Tugas dari grey matter sendiri yakni memberi sinyal kepada otak untuk merangsang respon tubuh. Sedangkan white matter berfungsi untuk membawa sinyal dari tubuh menuju otak dan sebaliknya.
Kelaparan yang berkepanjangan juga dapat menyebabkan neuron di otak rusak untuk mempertahankan aspek spesifik otak lainnya, dan akhirnya menurunkan volume grey matter. Apabila kedua hal tersebut berkurang, tentu akan mempengaruhi koordinasi tubuh sehari-hari. Sinyal yang dibawa mungkin akan mengalami hambatan sehingga respon tubuh menjadi kurang baik.
Cingulate
Bagian otak selanjutnya yakni cingulate. Cingulate berfungsi untuk mengatur perilaku, emosi, rasa sakit, serta mengendalikan fungsi motorik. Terdapat bukti bahwa bagian ini tidak bekerja sebagaimana mestinya pada individu dengan anoreksia.
Apa yang kamu rasakan saat melihat dirimu di cermin? Berbagai emosi yang kita rasakan saat bercermin akan memberikan sinyal kepada tubuh dan memicu beragam reaksi. Ketika kita memaknai tubuh kita secara negatif, cingulate akan memberikan sinyal kepada tubuh untuk mengatur perilaku. Seperti perilaku diet, berolahraga, dan lain sebagainya.
Ketika kita memaknai tubuh kita secara negatif, cingulate akan memberikan sinyal kepada tubuh untuk mengatur perilaku.
Korteks Parietal
Korteks parietal merupakan wilayah otak yang mengatur pandangan kita terhadap tubuh. Bagian ini mengatur perilaku makan dan bagaimana makanan tersebut akan diproses. Karena berbagai fungsi yang dimilikinya, korteks parietal sangat berkaitan dengan perilaku gangguan makan.
Body image “sempurna” yang dimiliki individu diatur pada bagian otak ini. Apabila kita merasa bahwa tubuh kita saat ini tidak sesuai dengan body image yang “sempurna”, maka akan muncul pemikiran untuk melakukan diet. Apabila hal ini dilakukan, perilaku makan akan berubah mengikuti keinginan dan kebiasaan kita.
Insula
Insula merupakan bagian otak yang terlibat dalam pemrosesan emosi, persepsi nyeri, dan fungsi kognitif. Ia memiliki serangkaian koneksi yang luas dengan banyak area kortikal, seperti frontal, korteks temporal dan parietal.
Hippocampus
Hipokampus merupakan bagian kecil dari otak yang berfungsi untuk mengingat informasi dan menghubungan ingatan tersebut dengan emosi. Dalam studi yang dilakukan Myrang dan Burkert, ditemukan pengurangan volume hippocampus pada sampel pasien anoreksia remaja.
Adanya penurunan volume hipokampus dikaitkan dengan gangguan respon akibat stres. Hal tersebut cukup sering terjadi pada berbagai jenis gangguan psikologis lain. Selain berkaitan dengan stres, gangguan kognitif tertentu juga bisa menyebabkan terjadinya penurunan volume hipokampus.
Pada individu dengan anoreksia, perubahan fungsi kognitif yang mempengaruhi hipokampus mungkin berbeda dengan gangguan lain. Hipokampus diketahui sangat sensitif terhadap rangsangan lingkungan.
Hasil Penelitian Lain
Dalam penelitian yang dilakukan oleh de la Cruz dan rekannya, individu yang anoreksianya parah mengalami penipisan kortikal pada daerah tertentu. Daerah yang terdampak terlibat dalam mekanisme munculnya anoreksia pada individu. Seperti lobus precuneus dan parietal inferior.
Ketebalan kortikal pada bagian lobus precuneus disebabkan oleh BMI atau Body Mass Index. Kelainan pada bagian-bagian tersebut disertai dengan penurunan konektivitas jaringan otak utama.

Anoreksia Pertanda Kelainan Otak?
Dari pemaparan singkat di atas, terlihat bagaimana pengaruh anorexia di otak dan sistem saraf. Terdapat lima bagian otak yang berhubungan erat dengan anoreksia, yakni grey dan white matter, cingulate, insula, hipokampus, dan korteks parietal. Selain itu, komplikasi fisik juga dapat menyebabkan kerusakan pada bagian otak individu.
Struktur otak pada penderita anoreksia dapat membaik dengan cara memperbaiki pola pikir dan pola makan. Dengan pola makan yang sehat, tubuh akan mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Melalui artikel ini, pembaca diharapkan dapat memahami sedikit mengenai fungsi otak pengidap anoreksia dan arti penting pola makan yang sehat.
Referensi
Agostino, H., Burstein, B., Moubayed, D., Taddeo, D., Grady, R., Vyver, E., … & Coelho, J. S. (2021). Trends in the incidence of new-onset anorexia nervosa and atypical anorexia nervosa among youth during the COVID-19 pandemic in Canada. JAMA network open, 4(12), e2137395-e2137395.
Bär, K. J., de la Cruz, F., Berger, S., Schultz, C. C., & Wagner, G. (2015). Structural and functional differences in the cingulate cortex relate to disease severity in anorexia nervosa. Journal of Psychiatry and Neuroscience, 40(4), 269-279.
Burkert, N.T., Koschutnig, K., Ebner, F., & Freidl, W. (2015). Structural hippocampal alterations, perceived stress, and coping deficiencies in patients with anorexia nervosa. International Journal of Eating Disorders, 48(6), 670-676. https://doi.org/10.1002/eat.22397
Collantoni, E., Tenconi, E., Solmi, M., Meneguzzo, P., Marzola, E., D’Agata, F., … & Favaro, A. (2021). Hippocampal volumes in anorexia nervosa at different stages of the disorder. European Eating Disorders Review, 29(1), 112-122.
De la Cruz, F., Schumann, A., Suttkus, S., Helbing, N., Zopf, R., & Bär, K. J. (2021). Cortical thinning and associated connectivity changes in patients with anorexia nervosa. Translational Psychiatry, 11(1), 1-12.
Mitchison, D., Hay, P., Slewa-Younan, S., & Mond, J. (2014). The chaning demographic profile of eating disorder behaviors in the community. BMC Public Health, 14(1), 1-9.
Myrvang, A. D., Vangberg, T. R., Stedal, K., Rø, Ø., Endestad, T., Rosenvinge, J. H., … Aslaksen, P. M. (2018). Hippocampal subfields in adolescent anorexia nervosa. Psychiatry Research – Neuroimaging, 282, 24-30. https://doi.org/10.1016/j.pscychresns.2018.10.007
Scharner, S., & Stengel, A. (2019). Alterations of brain structure and functions in anorexia nervosa. Clinical Nutrition Experimental, 28, 22-32.
Su, T., Gong, J., Tang, G., Qiu, S., Chen, P., Chen, G., … & Wang, Y. (2021). Structural and functional brain alterations in anorexia nervosa: A multimodal meta‐analysis of neuroimaging studies. Human brain mapping, 42(15), 5154-5169.
Walton, E., Bernardoni, F., Batury, V. L., Bahnsen, K., Larivière, S., Abbate-Daga, G., … & Ehrlich, S. (2022). Brain Structure in Acutely Underweight and Partially Weight-Restored Individuals With Anorexia Nervosa: A Coordinated Analysis by the ENIGMA Eating Disorders Working Group. Biological psychiatry.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog