Sub Topik

Kata takut dan cemas sering digunakan secara bergantian untuk menggambarkan kondisi emosi tertentu. Saat muncul secara berlebihan atau dengan intensitas yang tinggi, rasa takut dan cemas kemudian dikaitkan dengan gangguan kecemasan. Artikel ini akan menjelaskan bagaimana rasa takut, kecemasan, dan gangguan kecemasan saling terhubung satu sama lain.
Rasa Takut
Setiap orang pernah merasakan takut. Ini adalah emosi wajar dan merupakan bagian dari pertahanan diri manusia. Dalam kapasitas normal, rasa takut merupakan bagian dari sistem perlindungan diri.
Definisi Rasa Takut
APA Dictionary of Psychology mendefinisikan rasa takut sebagai suatu emosi mendasar dan intens yang dibangkitkan oleh ancaman yang mendekat. Emosi ini bekerja seperti sinyal tanda bahaya dan menimbulkan perubahan fisik tertentu pada seseorang. Misalnya seperti jantung berdebar lebih cepat, otot menegang, perubahan arah aliran darah, dan lain sebagainya.
Kenapa Tiba-tiba Muncul Rasa Takut?
Rasa takut muncul akibat kesadaran individu akan adanya ancaman bahaya. Jika merasakan takut artinya ada bahaya yang mendekat, maka emosi ini menjadi penting untuk pertahanan dan keselamatan seseorang. Bayangkan jika seseorang tidak menangkap sinyal tanda bahaya saat melihat seekor ular kobra di halaman rumahnya. Dia tidak akan melakukan sesuatu demi keselamatannya dan berisiko dipatuk ular tersebut.
Kecemasan
Kecemasan berbeda dari rasa takut. Secara lebih mendetail, perbedaan antara takut dan cemas bisa dilihat dari fokusnya terkait waktu dan bagaimana seseorang merespon kedua emosi tersebut.
Kecemasan dan Perkembangan Individu
Kecemasan adalah suatu emosi dengan gejala ketegangan karena mengantisipasi bahaya atau musibah di masa depan. Karena sifatnya berorientasi pada masa depan, kecemasan ada untuk memicu tingkah laku dalam rangka mencegah bahaya tersebut terjadi. Dalam kapasitas yang wajar, kecemasan justru dapat mendorong perkembangan seseorang. Misalnya, mahasiswa yang akan tamat merasa cemas tentang terbatasnya peluang kerja saat ini. Ia kemudian memutuskan untuk mengambil pelatihan keterampilan tertentu untuk meningkatkan nilai jualnya di pasar tenaga kerja.
Takut vs Cemas
Jika rasa takut muncul karena kesadaran akan sesuatu yang mengancam pada saat ini, maka kecemasan lebih berfokus pada masa yang akan datang. Misalnya, seseorang yang tinggal di sekitar gunung berapi yang aktif akan merasakan kecemasan saat memikirkan sewaktu-waktu gunung tersebut meletus. Ia lalu merespon dengan memperhatikan jalur evakuasi, mengunduh aplikasi peringatan bencana, menyimpan berkas penting dan barang berharga di bank, dan melakukan berbagai tingkah laku mitigasi lainnya.
Andaikan gunung tersebut memang meletus dan ia melihat gumpalan asap tebal diiringi bunyi letusan yang menggelegar, maka normalnya yang ia rasakan adalah rasa takut. Respon yang sehat dan wajar adalah berlari menjauhi letusan untuk menyelamatkan diri.

Pada contoh di atas, ada berbagai hal yang bisa dilakukan dalam jangka panjang untuk mengurangi rasa cemas. Sedangkan pada rasa takut, reaksi tersebut seketika dan biasanya bersifat otomatis. Secara umum individu akan merespon dengan berlari menghindari bahaya atau melawan bahaya (misalnya jika bertemu anjing liar yang menggeram).
Ketakutan yang Berlebihan dan Gangguan Kecemasan
Rasa takut dan kecemasan dalam taraf yang wajar memang diperlukan, namun jika berlebihan dan tidak masuk akal, kedua emosi tersebut bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan berdampak pada kehidupan sehari-hari karena bisa menurunkan fungsi sosial, pekerjaan, dan kualitas hidup individu. Selain itu, secara fisik gangguan kecemasan dapat mempengaruhi pernapasan, kesehatan, bahkan mendatangkan kematian akibat bunuh diri.
Rasa takut dan kecemasan dalam taraf yang wajar memang diperlukan, namun jika berlebihan dan tidak masuk akal, kedua emosi tersebut bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan.
Kelompok Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan atau anxiety disorders adalah sekelompok gangguan yang memiliki karakteristik berupa ketakutan yang berlebihan. Gangguan ini memiliki beberapa macam atau tipe yang lebih spesifik, yaitu separation anxiety disorder, selective mutism, specific phobia, social anxiety disorder, panic disorder, agoraphobia, generalized anxiety disorder (GAD), dan substance/medication-induced anxiety disorder. Mereka dibedakan berdasarkan objek rasa takut dari masing-masing gangguan.
Ketakutan yang Berlebihan vs Ketakutan yang Wajar
Rasa takut berlebihan disebut juga dengan rasa takut yang tidak masuk akal, atau irrational fear. Ini merupakan salah satu karakteristik utama dari gangguan kecemasan. Seseorang dengan gangguan kecemasan bisa merasakan takut pada objek yang tidak memiliki ancaman nyata. Misalnya ketakutan yang berlebihan terhadap boneka, serangga yang tidak berbahaya, dan lain sebagainya.
Memang, rasa takut pada gangguan kecemasan bisa muncul pada objek atau situasi yang mengancam. Misalnya takut pada tempat yang tinggi karena ada ancaman risiko jatuh. Namun pada individu dengan gangguan kecemasan, intensitas rasa takut tersebut berada di luar proporsi yang wajar. Rasa takut akan tempat tinggi bahkan mencegah mereka untuk naik elevator, naik pesawat, memakai jembatan penyeberangan, dan berbagai aktivitas sehari-hari lainnya yang melibatkan ketinggian.
Mari bandingkan dengan situasi berikut ini. Seseorang merasa takut untuk mencoba olahraga bungee jumping karena merasakan ancaman jatuh dari ketinggian. Ini adalah ketakutan yang wajar. Tidak semua orang memiliki keberanian untuk mencoba olahraga bungee jumping atau olahraga pemacu adrenalin lainnya. Tapi orang yang sama mungkin tidak ragu untuk naik tangga, eskalator, elevator, naik pesawat, melihat keluar jendela dari gedung tinggi, memakai jembatan penyeberangan, dan aktivitas sehari-hari lainnya.
Takut Berlebihan Terhadap Benda atau Situasi Spesifik
Rasa takut berlebihan terhadap benda atau situasi spesifik biasanya dikaitkan dengan berbagai gangguan kecemasan, seperti specific phobia, social anxiety disorder (dikenal juga dengan istilah social phobia) dan agoraphobia. Individu yang mengalami phobia merasakan takut dengan intensitas tinggi dan di luar proporsi yang wajar terhadap benda atau situasi tertentu yang spesifik. Misalnya takut pada hewan tertentu (anjing, serangga), takut pada ruang tertutup, pada situasi sosial, dan berbagai hal spesifik lainnya.
Takut Sesuatu yang Belum Terjadi
Selain itu, takut sesuatu yang belum terjadi dalam kapasitas luar biasa juga menghantui individu yang mengalami gangguan kecemasan. Misalnya, individu dengan agoraphobia takut untuk meninggalkan rumah. Ini bisa dikarenakan kecemasan akan mengalami serangan panik (panic attack) atau takut akan mengalami situasi sosial yang memalukan. Sementara pada social phobia, ketakutan dirasakan terkait penilaian orang lain atas performa individu. Ia takut akan bertingkah laku tertentu sehingga ditolak oleh orang lain atau menyinggung perasaan orang lain.
Merasa Takut Tanpa Sebab
Gangguan tertentu juga membuat seseorang merasa takut tanpa sebab. Walau demikian, pemeriksaan yang menyeluruh oleh tenaga profesional seperti psikiater dan psikolog bisa membantu mengungkap sumber dan sifat dari ketakutan tersebut.
Misalnya, seseorang yang menjalani pengobatan atau mengonsumsi obat-obatan tertentu bisa merasakan ketakutan dan kecemasan sebagai efek samping dari konsumsi obat, atau karena berhenti mengonsumsi obat tersebut. Ini merupakan ciri dari substance/medication-induced anxiety disorder. Selain itu, ketakutan secara umum dan terus-menerus juga bisa membuat individu berpikir ia merasa takut tanpa sebab, seperti pada generalized anxiety disorder.
Waspadai Rasa Takut dan Cemas Berlebihan
Emosi takut dan cemas merupakan bagian penting untuk perkembangan dan pertahan diri individu. Walau demikian, rasa takut dan cemas yang berlebihan serta tidak masuk akal dapat berkembang menjadi gangguan kecemasan. Perbedaan rasa takut atau cemas yang tidak wajar dengan rasa takut atau cemas yang normal terletak pada objek ketakutan dan proporsinya. Pada sebagian orang, tidak mudah untuk menganalisis batas kewajaran tersebut dan diperlukan bantuan profesional. Jika rasa takut dan cemas sudah mempengaruhi aktivitas sehari-hari, maka perlu diwaspadai dan ditangani sebelum berkelanjutan.
Perbedaan rasa takut atau cemas yang tidak wajar dengan rasa takut atau cemas yang normal terletak pada objek ketakutan dan proporsinya.
Referensi
American Psychiatric Association. (2022). Diagnostic and statistical manual of mental disorder, fifth edition, text revision. APA: Washington, DC.
APA. (n.d.). Anxiety. In APA Dictionary of Psychology. Retrieved November 07, 2022, from https://dictionary.apa.org/anxiety
APA. (n.d.). Fear. In APA Dictionary of Psychology. Retrieved November 08, 2022, from https://dictionary.apa.org/fear
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog