
Belakangan, isu terkait kesehatan mental semakin sering menjadi topik perbincangan hangat. Kenyataannya, masyarakat kita memang semakin terbuka dan ingin lebih paham tentang kondisi ini. Salah satunya terkait apa dampak dari gangguan mental pada manusia.
Mental disorder atau gangguan mental adalah kondisi yang dialami oleh 6,7% remaja di dunia (Erskine, et al, 2023). Dampak yang dialami oleh orang yang mengalaminya berimbas pada kehidupan individu secara keseluruhan. Penelitian bahkan menyebutkan bahwa gangguan mental adalah salah satu penyebab utama kecacatan di usia muda.
Oleh sebab itu, tersedianya informasi terkait gangguan mental adalah kebutuhan yang cukup mendesak saat ini.
Pengetahuan ini penting karena kita tidak tahu kapan akan berhadapan dengan masalah akibat gangguan mental. Ini bisa terjadi pada orang terdekat maupun diri sendiri.
Memahami pengertian mental disorder dan dampaknya pada seseorang akan membantu dalam mengenali, menyikapi, serta dengan segera melakukan tindakan preventif untuk meminimalkan gangguan. Salah satu Tindakan pertama yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan berkonsultasi pada professional.
Apa yang Terjadi pada Orang dengan Mental Disorder?
Orang yang mengalami mental disorder menunjukkan perilaku khas pada kesehariannya sebagai manifestasi dari gangguan psikologis dan fisiologis yang mungkin tidak terlihat dari luar.
Orang yang mengalami mental disorder menunjukkan perilaku khas pada kesehariannya sebagai manifestasi dari gangguan psikologis dan fisiologis yang mungkin tidak terlihat dari luar.
Sebagai contoh pada gangguan adiksi atau kecanduan. Perilaku maladaptif yang tampak adalah pengulangan tindakan yang sulit untuk dikontrol. Sedangkan gangguan psikologis yang sebenarnya ada namun mungkin kurang nampak bisa jadi adalah kecemasan.
Adanya masalah perilaku dan kepercayaan bahwa otak mengontrol perilaku kemudian memicu timbulnya pertanyaan tentang apa yang terjadi pada otak orang gila. Ini tentu adalah keingintahuan yang wajar, walaupun penggunaan kata gila bukan istilah yang tepat untuk orang dengan gangguan mental.
Penelitian memang menyebutkan bahwa adanya masalah pada otak adalah salah satu latar belakang terjadinya gangguan mental. Namun tentang hal ini, Joubert (2015) mengatakan bahwa pernyataan ini masih perlu dibuktikan kembali.
Ini karena perkembangan abnormal sirkuit pada otak dapat berperan sebagai pemicu timbulnya mental disorder pada kasus tertentu. Namun pada kasus lain, masalah pada performa otak justru adalah dampak dari adanya gangguan mental itu sendiri.
Dampak Mental Disorder pada Manusia
Pada diri manusia, dampak dari kondisi mental disorder dapat ditemukan mengganggu pada beberapa area berikut ini:
#1 Disfungsi Kognitif
Dampak pertama adalah terjadinya disfungsi kognitif pada orang yang mengalami gangguan mental. Hal ini dapat berkaitan dengan memori atau ingatan, regulasi emosi, hingga penilaian, dan kepercayaan.
Setiap kasus memang dapat menunjukan dampak disfungsi kognitif yang subjektif. Para ahli percaya bahwa dampak yang muncul dipengaruhi oleh latar belakang genetik, lingkungan, dan spektrum gangguan yang dialami.
Contoh disfungsi kognitif misalnya adalah halusinasi pada orang yang mengidap gangguan mental skizofrenia.
Pada kasus tertentu, orang dengan skizofrenia dapat merasa bahwa ia sedang diamati oleh orang lain sehingga merasa terancam. Meskipun pada kenyataannya tidak ada seorangpun yang sedang mengamatinya. Kondisi inilah yang masyarakat umum kenali sebagai gila.
#2 Masalah Sensori
Dampak berikutnya adalah kendala pada fungsi sensori. Terdapat penelitian yang melaporkan adanya masalah fungsi indra pada orang dengan mental disorder. Walau demikian, hal ini tidak terjadi pada semua kasus.
Harrison, et al (2013) mengungkapkan bahwa ada kaitan erat antara fungsi sensori dengan kesehatan mental. Antara lain adalah kemungkinan terjadinya hipersensori dan reaksi berlebihan terhadap stimulus sensori tertentu.
Hipersensori atau hipersensitif adalah kondisi di mana seorang terlampau sensitif sehingga merasa menerima terlalu banyak stimulus. Hal ini kemudian menyebabkan kesalahan dalam persepsi dan reaksi yang berlebihan.
Sebagai contoh adalah hipersensitif pada suara yang umum terjadi pada orang dengan gangguan autisme. Individu autis dengan hipersensitif terhadap suara dapat merasakan kebisingan yang berlebihan ketika orang lain masih merasakan tingkat kebisingan yang wajar.
#3 Kesehatan Umum
Ketiga adalah dampak gangguan mental yang paling mudah untuk diamati dari luar, yaitu kesehatan secara umum. Orang dengan gangguan mental kurang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya sendiri. Inilah yang menyebabkan gangguan mental dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik.
Contoh pertama adalah orang dengan gangguan makan anoreksia. Pengidap anoreksia mengalami kecemasan yang tinggi terhadap kenaikan berat badan. Hal ini mendorongnya untuk melakukan diet ketat hingga olahraga ekstrem yang berpotensi membuat tubuh mengalami malnutrisi yang parah.
Contoh kedua adalah gangguan kecemasan yang kemudian memicu timbulnya berbagai gejala fisik yang mengganggu. Mulai dari sakit kepala, masalah pada pencernaan, hingga gangguan tidur.

#4 Perilaku Maladaptif
Adanya perilaku maladaptif adalah salah satu dari dampak gangguan mental pada manusia. Timbulnya perilaku yang menyimpang dari norma kewajaran merupakan manifestasi dari masalah yang terjadi pada tataran mental seseorang.
Misalnya pada orang dengan gangguan kleptomania. Orang dengan kleptomania merasakan dorongan yang tak tertahankan untuk mengambil barang milik orang lain. Ia kemudian melakukan pencurian barang yang umumnya bernilai kecil. Tindakan pencurian ini adalah wujud manifestasi gangguan mental yang dialaminya.
Contoh perilaku maladaptif lain adalah pada orang yang mengidap gangguan makan bulimia. Senada dengan anoreksia, orang dengan bulimia merasakan kekhawatiran yang tak terkontrol akan kenaikan berat badan.
Demi menjaga berat badannya tetap rendah, orang dengan bulimia akan memuntahkan kembali makanan yang telah ia telan. Perilaku semacam ini tentu termasuk penyimpangan terhadap norma kewajaran yang patut mendapat perhatian lebih.
#5 Belajar dan Kemandirian
Dampak mental disorder berikutnya adalah dalam hal belajar dan kemandirian. Beberapa kasus gangguan mental menunjukkan dampak negatif yang signifikan pada kemampuan seseorang untuk belajar dan menjadi individu yang mandiri.
Sebagai contoh adalah kondisi retardasi mental atau tunagrahita di mana seseorang mengalami penundaan signifikan pada perkembangan kognitif. Kondisi ini membuat ia sangat lambat dalam mengikuti proses belajar dan menguasai keterampilan baru. Pada spektrum tertentu, orang dengan retardasi mental bahkan harus bergantung total pada orang lain untuk menjalankan fungsi sehari-hari.
Contoh lain adalah pada gangguan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Orang dengan gangguan ini memiliki rentang perhatian yang lebih singkat daripada orang lain pada umumnya. Hal ini membuat orang tersebut kesulitan untuk menerima informasi secara utuh dalam proses belajar.
#6 Kehidupan Sosial
Masalah pada keterampilan sosial menjadi salah satu dari beberapa dampak gangguan mental pada kehidupan manusia. Mental disorder membuat manusia mengalami gangguan dalam fungsi diri yang kemudian berpengaruh pada kehidupan sosialnya.
Misalnya, disfungsi kognitif dapat membuat individu mengalami masalah regulasi emosi. Contohnya seperti ekspresi emosi yang datar, maupun ketiadaan motivasi. Kondisi ini tentu dapat menjadi hambatan dalam bersosialisasi.
Selain itu, ada juga Social Anxiety Disorder (SAD) yang membuat seseorang merasakan kecemasan irasional terhadap situasi sosial tertentu dan penilaian dari orang lain (Schneier et al, 2015). Kondisi ini membuat orang dengan SAD berusaha untuk terus menghindari situasi social sehingga membuat ia tidak dapat menjalankan fungsi sehari-hari.
Dengan demikian, tidak hanya kehidupan social yang terpengaruh, tetapi juga kehidupan individu secara keseluruhan.
Meminimalkan Dampak Mental Disorder
Gangguan mental dapat mempengaruhi hidup manusia secara signifikan. Beberapa area yang terganggu sebagai dampak dari gangguan mental yang dialami seseorang adalah pada fungsi kognitif, sensori, kesehatan, perilaku, belajar dan kemandirian, serta kehidupan sosial.
Beberapa area yang terganggu sebagai dampak dari gangguan mental yang dialami seseorang adalah pada fungsi kognitif, sensori, kesehatan, perilaku, belajar dan kemandirian, serta kehidupan sosial.
Walau demikian, setiap kasus biasanya menunjukkan gejala khas yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, menghubungi dan membuat janji konseling dengan profesional adalah Langkah pertama yang harus dilakukan ketika mendeteksi adanya gejala mental disorder. Langkah ini akan berperan signifikan dalam upaya meminimalkan dampak gangguan mental.
Referensi
Erskine, H. E. et al (2023) Measuring the Prevalence of Mental Disorders in Adolescents in Kenya, Indonesia, and Vietnam: Study Protocol for the National Adolescent Mental Health Surveys. ELSEVIER. Journal of Adolescent Health 72, S71-S78.
Harris, L. A. et al (2019) The Importance of Sensory Processing in Mental Health: A Proposed Addition to the Research Domain Criteria (RDoC) and Suggestions for RDoC 2.0. Frontiers in Psychology. doi: 10.3389/fpsyg.2019.00103
Joubert, Callie (2015) Are Mental Disorders Brain Disorder? Ethical Human Psychology and Psychiatry, Volume 17, Number 3. Springer Publishing Company. http://dx.doi.org/10.1891/1559-4343.17.3.185
Schneier, et al (2015) Social Anxiety Disorder. Springer International Publishing Switzerland. D.J. Stein, B. Vythilingum (eds.), Anxiety Disorders and Gender. DOI 10.1007/978-3-319-13060-6_3.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog