Sub Topik

Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental serius yang dapat berdampak pada individu yang mengalaminya. Pada anak-anak, ini bisa mendatangkan berbagai dampak negatif, baik fisik maupun psikis.
Sekilas tentang Anxiety
Arti anxiety dalam Bahasa Indonesia adalah kecemasan. Sedangkan anxiety disorder diartikan sebagai gangguan kecemasan.
Anxiety atau Kecemasan
Kecemasan atau rasa cemas merupakan antisipasi seseorang terhadap bahaya atau ancaman bahaya. Ini merupakan emosi atau kekhawatiran atas sesuatu yang belum terjadi.
Gejala Anxiety pada Anak-anak
Orang yang mengalami kecemasan dapat menunjukkan gejala fisik seperti ketegangan, bibir kering, jantung berdebar, keringat dingin, dan berbagai tanda-tanda fisik lainnya. Dalam tingkah laku, seseorang yang merasa cemas akan berusaha menghindari objek kecemasan.
Tingkah laku menghindar ini bisa menjadi dampak negatif jika anak alami kecemasan. Misalnya, anak tidak mau ke sekolah karena takut jika disuruh mengerjakan soal di papan tulis. Ini akan mengganggu aktivitas belajar anak.
Perlu diingat bahwa kadang anak mengekspresikan kecemasannya dengan bermacam-macam cara. Misalnya dengan menangis, menolak makan, mengalami kesulitan tidur, mudah marah, hingga keluhan fisik seperti sakit perut dan muntah.
Apa Saja Faktor Penyebab Kecemasan?
Faktor penyebab kecemasan dapat dirangkum sebagai sesuatu yang dianggap sebagai ancaman bahaya. Apa yang dianggap ancaman bahaya bisa berbeda-beda pada setiap orang. Selain itu, ancaman bahaya tersebut bisa saja tidak nyata atau tidak benar-benar mengancam keselamatan seseorang.
Pada anak-anak, kecemasan dapat muncul karena:
- berhadapan dengan hal yang tidak mereka pahami Misalnya anak menganggap bayangan pohon di jendela seperti tangan-tangan monster.
- berhadapan atau bertemu situasi yang baru Misalnya pindah sekolah atau mulai les renang pertama kali.
- berpisah dari orang yang disayangi Anak bisa cemas karena berpisah dari orang tua, pengasuh, atau orang tersayang lainnya.
Dampak Kecemasan pada Anak
Pada taraf yang wajar, dampak kecemasan pada anak bisa bersifat positif. Ini mendorong anak untuk berkembang. Namun kecemasan yang tidak proporsional dan berlangsung lama bisa berkembang menjadi gangguan kecemasan pada anak.
Gangguan Kecemasan pada Anak
Ada berbagai gangguan yang termasuk dalam kelompok anxiety disorder. Beberapa diagnosis di antaranya umum dialami oleh orang dewasa, sementara sebagian lagi oleh anak-anak.
Anxiety Disorder
Anxiety disorder merupakan sekelompok gangguan yang tema utamanya adalah kecemasan. Dalam kelompok gangguan ini terdapat bermacam-macam gangguan dengan diagnosis masing-masing. Satu hal yang menjadi persamaan utama di antara berbagai gangguan tersebut adalah unsur kecemasan yang sangat mendominasi kehidupan orang yang mengalaminya.
Apa Itu Gangguan Kecemasan pada Anak?
Gangguan kecemasan pada anak adalah gangguan dengan kecemasan sebagai tema utama dan terjadi pada anak-anak atau remaja. Anak-anak yang mengalami gangguan ini merasakan kecemasan dalam intensitas tinggi dan berlangsung dalam durasi tertentu. Kecemasan yang dialami anak tersebut bahkan mengganggu pelaksanaan berbagai fungsi-fungsi perkembangannya.
Gangguan kecemasan yang sering dialami oleh anak-anak adalah separation anxiety disorder, selective mutism, generalized anxiety disorder, specific phobias, social phobia, dan panic disorder. Selain itu, gangguan obsessive-compulsive disorder pada anak juga bisa terjadi. Walaupun tidak lagi berada dalam kelompok gangguan kecemasan, OCD memiliki unsur kecemasan yang kuat di dalamnya.

Apa Dampak Gangguan Kecemasan Terhadap Perkembangan Anak?
Siapapun yang mengalaminya, baik orang dewasa maupun anak-anak, gangguan kecemasan berdampak pada pelaksanaan fungsi sehari-hari. Pada anak-anak, fungsi sehari-hari tersebut adalah fungsi bermain, belajar, dan bertumbuh, baik secara fisik maupun psikis.
Gangguan Perkembangan Otak
Kecemasan berkaitan dengan otak manusia. Saat merasa cemas, terjadi perubahan dalam otak. Pada anak-anak dan remaja, gangguan kecemasan yang berlangsung dalam waktu lama dapat mempengaruhi perkembangan otak mereka, terutama pada area yang berhubungan dengan emosi dan belajar.
Pada anak-anak dan remaja, gangguan kecemasan yang berlangsung dalam waktu lama dapat mempengaruhi perkembangan otak mereka, terutama pada area yang berhubungan dengan emosi dan belajar.
Gangguan Perkembangan Emosi
Karena bagian otak yang dipengaruhi oleh kecemasan adalah bagian yang juga berhubungan dengan emosi, maka secara tidak langsung gangguan kecemasan dapat mempengaruhi perkembangan emosi anak. Terhambatnya perkembangan di area ini dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengendalikan emosi.
Menurunnya Kapasitas untuk Membedakan Situasi Bahaya
Lebih jauh lagi, anak menjadi sulit untuk membedakan antara ancaman yang nyata dan tidak nyata. Mereka sulit untuk mengenali situasi yang aman atau berbahaya. Ini karena otak mereka yang berhubungan dengan ingatan dan emosi tidak berkembang sebagaimana mestinya.
Menghambat Proses Belajar
Terhambatnya perkembangan otak jelas akan mempengaruhi proses berpikir anak. Anak sulit untuk berkonsentrasi dan mengingat pelajaran di sekolah. Akibatnya, anak akan terhambat dalam menyerap pelajaran yang seharusnya sudah ia kuasai.
Munculnya Tingkah Laku yang Tidak Sehat
Berbagai gangguan kecemasan dapat menimbulkan tingkah laku yang tidak sehat pada anak. Misalnya, anak menolak untuk pergi ke sekolah, bertemu dengan teman sebaya, menangis pada berbagai situasi yang terlihat wajar, dan lain sebagainya. Tingkah laku tidak sehat ini akan menyulitkan anak untuk berhadapan dengan berbagai situasi sehari-hari.
Hambatan terhadap Perkembangan Sosial
Masih berkaitan dengan tingkah laku yang muncul akibat gangguan kecemasan, anak akan mengalami hambatan dalam berbagai aspek sosialnya. Anak yang menolak untuk bergaul dengan teman sebayanya karena social phobia, misalnya, cenderung lambat untuk belajar bersosialisasi. Anak yang menolak untuk berbicara pada berbagai situasi, seperti pada selective mutism, mungkin akan mengalami hambatan dalam kemampuan berkomunikasi.
Hambatan Pertumbuhan Fisik
Anak dengan gangguan kecemasan yang kronis juga bisa mengalami sakit tertentu. Ini wajar mengingat kecemasan biasa yang belum menjadi gangguan juga bisa membuat anak sakit perut atau muntah. Jika gangguan kecemasan menggerogoti anak dan menjadi penyakit fisik, tidak mustahil akan menghambat pertumbuhannya. Apalagi rasa takut dan cemas sangat berhubungan dengan hormon-hormon dalam otak dan tubuh.
Peran Profesional dalam Membantu Menangani Kecemasan Anak
Orang tua perlu jeli untuk mengenali kecemasan pada anak. Selain itu, ada para profesional yang dapat membantu orang tua terkait kecemasan anak. Ini tentunya sesuai dengan kapasitas masing-masing.
Bagaimana Peran Guru?
Di sekolah, guru adalah tenaga profesional yang harusnya sudah berpengalaman untuk melihat berbagai tanda-tanda anak mengalami masalah, termasuk masalah kecemasan. Orang tua dapat menjalin komunikasi dengan guru jika dirasa anak menunjukkan tingkah laku yang bermasalah.
Kapan Harus ke Psikolog?
Saat orang tua atau guru mulai mengenali adanya masalah pada anak, sebaiknya berkonsultasilah dengan psikolog. Psikolog yang bisa membantu terkait masalah kecemasan anak adalah psikolog perkembangan atau psikolog anak.
Selain itu, psikolog juga dapat membantu menegakkan diagnosis yang benar jika ternyata anak memang sudah mengalami gangguan. Diagnosis yang benar ini merupakan kunci untuk mengatasi kecemasan pada anak.
Jika Cemas Harus ke Dokter Apa?
Selain mengunjungi psikolog, orang tua juga bisa berkonsultasi pada dokter anak atau dokter spesialis jiwa (psikiater). Ini terutama menjadi penting jika masalah kecemasan anak sudah mempengaruhi kesehatan fisiknya.
Gangguan Kecemasan Berdampak terhadap Perkembangan Anak
Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan bisa terganggu dalam menjalankan berbagai tugas perkembangannya, seperti belajar, bersosialisasi, perkembangan emosi, bahkan hambatan dalam pertumbuhan fisiknya.
Anak-anak yang mengalami gangguan kecemasan bisa terganggu dalam menjalankan berbagai tugas perkembangannya, seperti belajar, bersosialisasi, perkembangan emosi, bahkan hambatan dalam pertumbuhan fisiknya.
Itu sebabnya orang tua harus waspada jika anak menunjukkan tingkah laku yang tidak sehat, seperti sering menangis, menolak ke sekolah, menolak bertemu orang, atau bahkan mengeluh sakit pada situasi tertentu. Berkonsultasilah dengan para profesional jika mencurigai anak mengalami masalah atau gangguan kecemasan.
Referensi
American Psychiatric Association. (2022). Diagnostic and statistical manual of mental disorder, fifth edition, text revision. APA: Washington, DC.
APA. (n.d.). Anxiety. In APA Dictionary of Psychology. Retrieved February 18, 2023, from https://dictionary.apa.org/anxiety
Moran, T. P. (2016). Anxiety and working memory capacity: A meta-analysis and narrative review. Psychol Bull. 142(8):831-864.
National Scientific Council on the Developing Child. (2010). Persistent fear and anxiety can affect young children’s learning and development: Working paper No. 9. http://www.developing child.net.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog