Sub Topik

Masyarakat modern belakangan ini rentan mengalami dampak gangguan kecemasan pada kehidupan sehari-hari. Pandemi yang tak kunjung usai, potensi perang dunia, harga pangan tidak stabil, hingga banyaknya bisnis startup yang runtuh dapat memicu rasa cemas berkepanjangan yang tidak wajar.
Sebuah survei yang dilakukan pada masyarakat Inggris menunjukkan bahwa 45% orang terlibat penelitian merasa cemas akan kehidupan finansial mereka. Pemicu cemas pada posisi kedua adalah kesejahteraan orang yang dicintai. Diikuti oleh isu pekerjaan, relasi personal, dan cemas karena menjadi tua.
Rasa cemas sendiri sebenarnya adalah reaksi emosi yang wajar ketika kita sedang berada pada situasi yang menegangkan atau mengkhawatirkan. Pikiran kita mungkin melayang pada ketidakpastian atau bahkan risiko mengerikan yang akan terjadi.
Pada dasarnya, manusia membutuhkan rasa cemas untuk memusatkan perhatian dan mengambil keputusan terbaik agar terhindar dari hal-hal yang berbahaya. Setelah kondisi menegangkan berlalu, maka rasa cemas pun sirna. Perasaan ini normalnya memang hanya timbul untuk sementara waktu.
Pada kecemasan yang wajar, kita memahami pemicu perasaan yang tidak mengenakkan ini dan mampu melakukan coping (cara atau strategi) untuk mengatasinya.
Namun, kita harus waspada ketika kita kesulitan mengidentifikasi sumber kecemasan. Atau, kita menyadari bahwa telah mencemaskan sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dicemaskan tetapi tidak mampu mengontrolnya.
Untuk lebih jelasnya, mari kita berkenalan lebih dalam dengan gangguan ini.
Apa Itu Gangguan Kecemasan?
Gangguan kecemasan adalah emosi subjektif yang mengganggu dimana seseorang kerap atau mudah merasa berada pada situasi yang berbahaya dan berisiko.
Dikutip dari buku saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III), sumber kecemasan pada orang yang mengalami gangguan kecemasan pada dasarnya bukanlah hal yang berbahaya baginya. Oleh karena itu, rasa cemas yang dirasakan tidaklah rasional.
Gangguan ini dapat didahului oleh peristiwa traumatis yang disadari. Subjek kemudian menunjukkan simtom kecemasan ketika berhadapan dengan situasi yang berkaitan dengan kejadian tersebut. Ia sepenuhnya menyadari kecemasan dan pemicunya, tetapi mengalami kesulitan untuk mengontrol perasaan tersebut.
Namun pada kasus tertentu, subjek bisa jadi tidak menyadari bahwa dirinya mengalami hal traumatis. Ia mungkin menyangkal atau mengalami lupa sebagai manifestasi dari mekanisme pertahanan dirinya. Inilah sebabnya gejala kecemasan yang timbul menjadi terkesan tiba-tiba.
Gangguan kecemasan adalah emosi subjektif yang mengganggu dimana seseorang kerap atau mudah merasa berada pada situasi yang berbahaya dan berisiko.
Ciri-Ciri Gangguan Kecemasan
Adwas, et al (2019) dalam jurnal yang ditulisnya menjelaskan bahwa gangguan kecemasan ditandai dengan rasa ketidaknyamanan yang subjektif karena cemas atau kuatir. Selain itu, gangguan ini juga umumnya disertai dengan gangguan tidur dan masalah konsentrasi yang mencolok.
Ciri yang dapat dirasakan sehari-hari antara lain adalah kesulitan untuk mengendalikan kecemasan yang mudah timbul, sering gelisah, mudah lelah, pikiran kosong, sulit fokus, lekas marah, ketegangan otot, hingga stres akibat rasa cemas itu sendiri.
Ketika seorang telah mengalami simtom kecemasan yang intens selama setidaknya enam bulan, maka sebaiknya ia segera mencari bantuan profesional. Meskipun sebenarnya tindakan mencari bantuan dapat dilakukan sesegera mungkin ketika kita mulai merasa membutuhkan.
Hubungan Tingkat Kecemasan Terhadap Aktivitas Sehari-hari
Gangguan kecemasan mempengaruhi semua aspek kehidupan orang yang mengalaminya. Mulai dari kesehatan, perilaku dan kapasitas untuk melakukan aktivitas sehari-hari, hingga fungsi psikologis atau mental.
Dampak Gangguan Kecemasan Pada Kesehatan
Dampak Kecemasan Terhadap Sistem Kekebalan Tubuh
Sebuah penelitian yang dikutip oleh Nechita, et al (2018) menunjukan bahwa kecemasan mempengaruhi tekanan di pembuluh darah arteri. Hal ini menjadi penyebab meningkatnya stres.
Parahnya lagi, ini juga berdampak pada berkurangnya aktivitas sistem kekebalan. Inilah sebabnya kita cenderung mudah sakit dan lebih lama untuk pulih ketika mengalami cemas yang berlebihan.
Setiap kita memang akan menunjukkan dampak gangguan kecemasan pada tubuh dalam bentuk yang berbeda-beda. Namun sebagai gambaran, terdapat penelitian lain yang membuktikan bahwa kecemasan berkaitan dengan migrain dan menurunnya fungsi visual.
Dampak Kecemasan Terhadap Kehamilan
Dalam penelitiannya Nechita, et al (2018) menjelaskan tentang dampak kecemasan pada ibu hamil. Gangguan kecemasan dapat berkontribusi pada kemungkinan terjadinya bedah Caesar. Selain itu, ibu melahirkan dengan gangguan kecemasan cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lama.
Meskipun gangguan ini terbukti tidak akan diturunkan oleh ibu pada bayinya, kondisi kecemasan pada ibu dipercaya mempengaruhi panjang bayi yang dilahirkan.
Oleh karena itu, ibu hamil dengan gangguan kecemasan membutuhkan dukungan sosial dan kesehatan ekstra, baik dari keluarga maupun profesional.
Dampak Gangguan Kecemasan Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dampak Kecemasan Terhadap Hubungan Keluarga
Kecemasan memang tidak menular selayaknya virus flu. Namun, berada di dekat orang yang terus cemas dapat membuat orang lain turut gelisah. Seperti hasil survei di Inggris yang disinggung di awal, kita cenderung cemas akan kesejahteraan orang yang kita sayangi, yaitu keluarga.
Orang tua cenderung khawatir ketika anak mengalami kecemasan. Di sisi lain anak merasa tak aman menyaksikan orang tuanya diliputi kecemasan. Bogels, et al (2010) menyatakan bahwa anak-anak mempelajari keresahan dan kecemasan terutama dari ibunya.
Anak-anak yang tumbuh bersama ibu dengan gangguan kecemasan cenderung menunjukkan gejala kecemasan dan depresi ketika mulai memasuki usia remaja. Pada akhirnya, dampak kecemasan pada anak terjadi secara langsung maupun tidak langsung.
Dampak Kecemasan Dalam Kegiatan Sehari-hari
Seseorang dengan gangguan kecemasan secara sadar maupun tidak sadar akan berusaha untuk menghindar dari situasi yang memicu perasaan tidak nyaman tersebut.
Sebuah contoh kasus, seorang mahasiswa selalu mudah mengalami pingsan setiap mendekati jadwal ujian semester. Ia tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan kecemasan, namun sistem pertahanan diri membuatnya menghindari situasi pemicu.

Jika situasi pemicu kecemasan adalah hal vital dalam kehidupan seperti contoh diatas, gangguan ini tentu dapat mengacau atau menimbulkan kegagalan-kegagalan pada aspek kehidupan tersebut.
Dampak Kecemasan Dalam Masalah Tidur
Salah satu dampak gangguan kecemasan pada kehidupan yang paling sering timbul adalah masalah gangguan tidur. Hal ini terjadi karena orang dengan gangguan kecemasan terus memikirkan risiko-risiko buruk sehingga otaknya terus waspada.
Kewaspadaan ini membuatnya terjaga meski sebenarnya tubuh dan otaknya sudah merasa lelah. Apabila sulit tidur ini tidak segera diatasi, kurang tidur akan berdampak pada menurunnya konsentrasi hingga halusinasi.
Dampak Gangguan Kecemasan Terhadap Fungsi Psikologis
Kecemasan mengganggu fungsi psikologi sehari-hari dalam beraktivitas. Apabila tidak segera ditangani, menurunnya fungsi psikologis dapat berdampak pada kualitas hidup jangka panjang.
Dampak Kecemasan Terhadap Kemampuan Memproses Informasi
Gangguan kecemasan mengganggu bagaimana kita berfungsi secara mental. Salah satu yang paling nyata adalah menurunnya kapasitas memproses informasi. Ketika orang dengan kecemasan membaca teks atau mendengarkan, ia hanya akan menyerap informasi dengan sangat minim.
Dengan demikian, jika gangguan ini dialami oleh anak atau remaja usia sekolah, tentu ini dapat menjadi penyebab rendahnya prestasi belajar. Pada orang dewasa, ketidakmampuan menyerap informasi dengan baik juga akan sangat mengganggu pekerjaan sehari-sehari.
Dampak Kecemasan Dalam Pengambilan Keputusan
Tak berhenti pada ketidakmampuan menyerap informasi dengan baik, pikiran negatif yang tidak pernah absen membuat orang dengan kecemasan akan kesulitan ketika harus mengambil keputusan.
Orang dengan gangguan kecemasan cenderung memikirkan berbagai risiko buruk dari setiap keputusan dan khawatir tidak mampu menanggung risiko-risiko tersebut. Akibatnya, ia kesulitan mengambil keputusan apapun.
Dampak Kecemasan Terhadap Motivasi
Fungsi psikologis lain yang terdampak akibat kecemasan adalah rendahnya motivasi. Gambaran tentang berbagai pikiran negatif membuat orang dengan kecemasan kehilangan motivasi untuk mencapai keberhasilan.
Pada akhirnya, tidak banyak yang dapat dicapai ketika seseorang hidup dengan kecemasan. Padahal, keberhasilan mencapai sesuatu kita butuhkan sebagai bahan bakar memupuk self-efficacy (persepsi tentang kemampuan diri), self-esteem (harga diri), hingga kebahagiaan secara umum.
Pada akhirnya, tidak banyak yang dapat dicapai ketika seseorang hidup dengan kecemasan
Kecemasan Apakah Berbahaya?
Gangguan kecemasan berkaitan erat dengan kondisi kesehatan mental lainnya. Ini dikarenakan jarang sekali sebuah gangguan psikologis hadir sendiri tanpa membawa dampak yang luas pada kesehatan mental secara umum.
Berikut ini beberapa gangguan yang kemungkinan ditemukan bersamaan dengan adanya kecemasan.
Kecemasan dan Gangguan Makan
Sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kecemasan adalah salah satu aktor utama dibalik gangguan perilaku makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia. Salah satunya adalah yang dilakukan oleh Sander, et al (2021).
Orang dengan gangguan perilaku makan merasakan kecemasan yang berlebihan terkait kegemukan. Tak berhenti pada masalah perilaku, gangguan makan membawa dampak kesehatan yang serius
Kecemasan dan Serangan Panik
Serangan panik dapat terjadi ketika seseorang merasakan kecemasan yang benar-benar meluap. Periode singkat sesak nafas, perasaan takut yang intens sekaligus kekosongan, hingga sensasi jiwa melayang lepas dari tubuh dapat menjadi tanda terjadinya serangan panik.
Tak jarang orang yang diserang kepanikan tidak mampu mengontrol diri hingga tubuhnya gemetaran. Serangan ini dapat terpicu ketika seorang berhadangan dengan situasi traumatis sehingga ia seketika dibanjiri kecemasan.
Meski demikian, beberapa kasus menunjukkan serangan ini bisa datang ketika seorang sedang dalam kondisi bersantai (Bonevski, et al, 2020).
Kecemasan dan Perilaku Kompulsif
Gangguan kecemasan juga berdampak pada timbulnya perilaku kompulsif atau berulang. Misalnya, cemas lupa mematikan kompor saat akan meninggalkan rumah. Orang dengan gangguan kecemasan dapat melakukan pengecekan berkali-kali sehingga aktivitas keseharian pada umumnya akan terganggu. Walaupun terdapat perbedaan antara OCD dan gangguan kecemasan, keduanya memiliki unsur rasa cemas dalam dinamika pembentukan perilakunya.
Kecemasan dengan perilaku kompulsif umumnya juga berkaitan dengan obsesi, yang biasa dikenal dengan Obsessive Compulsive Disorder (OCD). Orang dengan gangguan kecemasan dapat terobsesi pada sesuatu untuk menurunkan tingkat kecemasannya.
Misalnya, terobsesi pada kebersihan karena cemas akan virus, bakteri, dan sebagainya. Perilaku yang muncul kemudian adalah berulang kali membersihkan untuk menjaga semua benda di sekitarnya selalu benar-benar dalam kondisi bersih.
Kesimpulan Dampak Gangguan Kecemasan Dalam Kehidupan
Penting bagi kita untuk mengetahui dampak gangguan kecemasan pada kehidupan agar kita memiliki kesadaran yang lebih baik tentang kesehatan mental diri sendiri dan orang-orang terdekat. Dengan demikian, kita dapat mempertahankan kualitas hidup dan kebahagiaan.
Referensi
Almokhtar A. Adwas, et al (2019) Anxiety: Insight into Signs, Symptoms, Etymology, Pathophysiology, and Treatment. East African Scholars Journal of Medical Sciences. ISSN 2617-7188. http://www.easpublisher.com/easjms/
Dimitar Bonevski, et al (2020) Panic Attacks and Panic Disorder. Psychopathology – An International and Interdisciplinary Perspective. Intech Open. DOI: 10.5772/ intechopen.86898
Dan Nechita, et al (2018) A Review of Influence the Anxiety Exerts on Human Life. Romanian Journal of Morphology & Embryology. 2018 59(4):1045-1051. http://rjme.ro/
Esther Seidl, et al (2020) How Current and Past Anxiety Disorders Affect Daily Life in Adolescents and Young Adults from The General Population-An Epidemiological Study with Ecological Momentary Assessment. Anxiety and Depression Association of America. DOI:10.1002/da.23133. http://wileyonlinellibrary.com/journal/da
Johanna Sander, et al (2021) Depression, Anxiety and Eating Disorder-Related Impairment: Moderators in Female Adolescents and Young Adults. International Journal of Environmental Research and Public Health. http://www.mdpi.com/journal/ijerph
Paul Swift, et al (2014) Living with Anxiety, Understanding The Role and Impact of Anxiety in Our Lives. Report of Mental Health Awareness Week 2014. London: Mental Health Foundation
Susan Bogels, et al (2010) Parenting and Social Anxiety: Fathers’ Versus Mothers’ Influence on Their Children’s Anxiety in Ambiguous Social Situations. Journal of Child Psychology and Psychiatry 2011 May;52(5); 599-606. Association for Child and Adolescents Mental Health.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog