Sub Topik
Sekilas tentang Depresi

Dampak depresi pada relasi muncul dalam bentuk yang bermacam-macam. Mulai dari pertengkaran atau konflik yang terjadi antara individu dengan orang-orang-orang di sekitarnya, sampai munculnya keinginan bunuh diri karena iritabilitas emosi yang tidak stabil.
Depresi dan Gangguan Mood
Depresi merupakan gangguan mood. Gangguan mood adalah suatu tipe gangguan yang ditandai dengan gangguan pada perasaan yang mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang. Orang dengan gangguan depresi menunjukkan perasaan sedih, murung yang berkepanjangan, serta mengalami ketidakmampuan menjalankan aktivitas sehari-hari secara persisten.
Depresi merupakan gangguan mood. Gangguan mood adalah suatu tipe gangguan yang ditandai dengan gangguan pada perasaan yang mempengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang.
Depresi Dipicu oleh Stres
Depresi dipicu karena adanya stres yang tidak dikelola dengan baik. Stres yang kuat dan dibiarkan dalam jangka waktu lama dapat melebihi kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Stres akut yang dibiarkan bisa menyebabkan distress (respon negatif terhadap stres) yang berujung pada depresi.
Depresi Menurut Ahli
Menurut Aaron Beck, salah satu tokoh psikologi kognitif, orang yang mengalami depresi akan cenderung memiliki pandangan negatif. Pandangan negatif itu mencakup tiga hal yang disebut Triad Kognitif “Beck”, yaitu: pandangan negatif tentang diri sendiri, pandangan negatif tentang dunia, dan pandangan negatif tentang masa depan.
Pertama orang yang depresi akan memiliki pandangan negatif tentang diri sendiri, merasa dirinya tidak berharga, tidak berguna dan tidak pantas hidup di dunia ini, sehingga orang yang mengalami depresi rawan melakukan self harm (menyakiti diri sendiri) atau tindakan bunuh diri.
Kedua pandangannya tentang dunia juga cenderung negatif. Orang depresi akan memandang dunia dan lingkungannya tidak peka, tidak peduli, dan penderita juga menjadi individu yang lebih banyak menuntut, sensitif, mudah marah, dan tersinggung.
Ketiga orang yang mengalami depresi memiliki pandangan yang negatif tentang masa depan. Mereka menganggap masa depan adalah sia-sia dan meyakini bahwa kejadian negatif akan terus terjadi pada dirinya. Ia tidak berdaya memperbaiki keadaan dan masa depannya.
Relasi atau Hubungan dengan Orang Lain
Orang yang mengalami depresi akan kehilangan minatnya untuk hidup, merasa menjadi beban bagi orang lain sehingga cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Hal ini tentu akan berdampak pada relasi dengan orang-orang di sekitarnya.
Pengertian Relasi
Pengertian relasi merujuk pada hubungan antar dua orang atau lebih yang merupakan hasil dari rangkaian tingkah laku yang sistematik dan saling mempengaruhi. Sedangkan hubungan interpersonal atau perorangan adalah hubungan dan interaksi yang melibatkan konteks sosial dan emosi.
Manusia Membutuhkan Relasi dengan Orang Lain
Orang yang sehat fisik dan psikologis membutuhkan relasi dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam menjalani kehidupan. Namun individu yang mengalami depresi, tidak mempunyai minat untuk menjalin relasi dengan orang lain. Mereka menunjukkan perilaku menghindar, baik dengan keluarga, teman, maupun lingkungan sekitar.
Dampak Negative Depresi pada Relasi
Terganggunya fungsi sosial dari orang yang mengalami depresi dapat menurunkan kualitas hubungan yang ia miliki, dan pada akhirnya ia tidak berminat lagi untuk terkoneksi dengan orang lain dan lingkungan. Padahal menjalin relasi secara langsung dengan orang lain sangat penting untuk perkembangan seseorang.
Secara spesifik dampak depresi pada relasi individu yang mengalami depresi adalah:
- Kesulitan dalam membina hubungan baik dengan keluarga, teman, maupun orang-orang di sekitarnya.
- Menyendiri, mati rasa, dan menghindari kontak sosial dengan lingkungannya.
- Aktivitas terganggu. Karena individu yang mengalami depresi mengalami penurunan fungsi motorik, aktivitas akan lebih lambat dari biasanya.
- Individu yang mengalami depresi cenderung malas dan apatis menjalani aktivitas sehari-hari.
- Menghindar dari pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
- Menjadi pribadi yang banyak menuntut dan sensitif sehingga bisa menjadi pemicu pertengkaran dan konflik dengan anggota keluarga atau orang lain.
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang hingga bunuh diri.
Hubungan Interaksi Sosial dengan Depresi
Interaksi Sosial Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dengan depresi. Sebuah studi membuktikan bahwa semakin luas jaringan kontak sosial yang dimiliki seseorang, maka semakin besar ketahanan seseorang terhadap perkembangan infeksi ketika terkena virus flu biasa. Para peneliti juga percaya bahwa memiliki interaksi sosial yang sehat membantu melindungi sistem kekebalan tubuh terhadap stres dan depresi.
Interaksi Sosial yang Sehat
Interaksi sosial yang sehat merujuk pada adanya komunikasi yang baik antar individu, saling menghargai, saling memberikan dukungan sosial ketika terjadi musibah atau bencana dalam suatu komunitas.
Dengan adanya interaksi sosial yang sehat, seseorang dapat menemukan alternatif cara coping dalam menghadapi stresor. Selain itu, ia lebih mudah mendapat dukungan emosional ketika menghadapi peristiwa pahit dalam hidup. Berbagai dukungan sosial tersebut akan memberikan dampak positif untuk menekan munculnya depresi.
Hubungan Antara Interaksi Sosial dengan Tingkat Depresi
Interaksi Sosial Menekan Risiko Depresi
Berbagai literatur dan penelitian menunjukkan bahwa interaksi sosial dapat mempengaruhi tingkat depresi seseorang. Semakin tinggi tingkat interaksi sosial, maka semakin rendah tingkat depresi seseorang. Demikian sebaliknya, semakin seseorang menarik diri dari lingkungan sosial, semakin rentan ia terhadap depresi ketika menghadapi tekanan hidup.
Semakin tinggi tingkat interaksi sosial, maka semakin rendah tingkat depresi seseorang. Demikian sebaliknya, semakin seseorang menarik diri dari lingkungan sosial, semakin rentan ia terhadap depresi ketika menghadapi tekanan hidup.
Interaksi sosial yang baik akan mempengaruhi dukungan sosial yang diberikan bagi seseorang, sehingga ketika menghadapi tekanan hidup individu tidak akan merasa sendiri, dan bisa berbagi kesedihan dengan orang lain.
Dukungan sosial diasosiasikan dengan kesembuhan yang lebih cepat dari episode-episode depresi. Namun jika seseorang beranggapan bahwa ia menghadapi kesulitan sendirian, maka akan memperbesar kecenderungan ia mengalami depresi. Tingkat depresi tinggi juga ditemukan pada orang-orang yang tidak memiliki hubungan yang penting dan jarang terlibat dalam aktivitas-aktivitas sosial.
Pentingnya Relasi Sosial dalam Menekan Risiko Depresi
Bentuk relasi antar individu dimulai dari lingkup keluarga, kemudian teman, dan orang-orang yang berada di lingkungan sekitar.
Relasi dalam Keluarga
Relasi dalam keluarga merupakan hubungan yang intensitasnya lebih sering dibandingkan relasi dengan teman atau lingkungan. Relasi yang sehat di dalam keluarga merupakan salah satu support system individu dalam membentengi diri dari depresi. Penelitian menunjukkan bahwa relasi sosial yang sehat dengan keluarga dapat mengurangi dampak negatif dari stres dan depresi dalam sistem kekebalan tubuh.
Namun, tak jarang justru keluarga bisa menjadi sumber depresi bagi individu. Pertengkaran, perceraian, penelantaran, dan faktor ekonomi merupakan beberapa penyebab terjadinya depresi karena keluarga.

Relasi dengan Pasangan
Pernikahan yang kokoh juga dapat menjadi sumber dukungan selama mengalami depresi. Penelitian membuktikan bahwa orang yang bercerai atau berpisah memiliki angka yang lebih tinggi dalam depresi dan usaha bunuh diri daripada mereka yang memiliki pernikahan yang sehat.
Relasi dengan Lingkungan
Relasi sosial dengan teman atau lingkungan berperan penting dalam menekan risiko depresi. Relasi sosial ini dapat diasosiasikan dengan adanya dukungan sosial yang memadai dari teman atau lingkungan.
Dukungan bisa diberikan dengan memfasilitasi orang yang depresi untuk dirujuk pada pusat kesehatan atau tenaga profesional. Selain itu, dengan tidak menghakimi atau membully orang yang mengalami gangguan depresi dan membentuk pusat-pusat konseling yang berbasis komunitas.
Depresi Menurunkan Kualitas Relasi Sosial
Depresi merupakan gangguan mood yang berdampak pada kognitif, afeksi, dan perilaku individu. Secara kognitif seorang individu yang mengalami depresi mempunyai cara pandang yang negatif tentang diri sendiri, pandangan negatif tentang dunia, dan pandangan negatif tentang masa depan.
Pandangan negatif tersebut menyebabkan individu yang mengalami depresi tidak bisa berfungsi secara personal dan sosial. Ketidakmampuan sosial individu yang mengalami depresi akan berdampak pada relasi sosial yang menjadi tidak sehat. Oleh karena itu diperlukan dukungan sosial, baik dari keluarga, teman, dan lingkungan untuk membantu individu sembuh dari gangguan depresi.
Referensi
Jeffrey S.Nevid., Spencer A. Rathus., Beverly Greene. (2005). Psikologi Abnormal Jilid 1, Edisi lima. Jakarta: Erlangga.
Howard S. Friedman., Miriam W. Schustack. (2008). Kepribadian: Teori Klasik dan Riset Modern Jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5). Arlington, VA Author.
Ross, L, & Nisbert, R.E. (1991). The Person and The Situation: Perspective of Social Psychology. New York: McGraw-Hill.
SUE, David, Derald Sue & Stanley Sue. (1997). Understanding Abnormal Behaviour, New York, Houghton Mifflin Company.
Kasandra Oemarjoedi, Psi.,Psikolog. (2003). Pendekatan Cognitive Behavior dalam Psikoterapi. Penerbit Kreativ Media Jakarta.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog