Sub Topik

Pengalaman bullying sangat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Jika individu mengalaminya dalam waktu yang lama, dampak bullying menjadi semakin parah. Tidak hanya menurunkan kualitas kesehatan mental, bullying dapat mengakibatkan timbulnya mental disorder (gangguan mental) tertentu. Sebagian dari gangguan mental tersebut bahkan bisa berujung pada kematian akibat bunuh diri.
Sekilas Tentang Bullying
Dalam Bahasa Indonesia, Bullying diartikan sebagai perundungan. Walau demikian, secara umum masyarakat lebih mengenal istilah bullying daripada perundungan.
Apa Itu Bullying ?
Bullying adalah penyalahgunaan kekuasaan atau kekuatan secara sistematis. Kejadiannya sering kali disertai dengan tingkah laku agresif atau menyakiti secara sengaja dan dilakukan berulang-ulang.
Di Mana Bullying Sering Terjadi?
Bullying bisa terjadi di mana saja, tetapi lebih sering muncul ke permukaan di kalangan anak-anak dan remaja. Pada usia tersebut, bullying terjadi dalam kelompok teman sebaya atau teman sepermainan. Misalnya di sekolah atau lingkungan sekitar tempat tinggal.
Siapa Pihak yang Terlibat Bullying?
Setiap bullying melibatkan setidaknya 2 pihak, yaitu pelaku dan korban. Walau demikian, kebanyakan bullying sebenarnya melibatkan lebih dari 2 pihak. Sering kali ada pihak yang membantu pelaku atau orang lain yang terlibat sebagai saksi mata atau pengamat.
Pelaku bullying itu sendiri terdiri dari 2 tipe, yaitu pure bully (atau kadang disebut bully) dan bully/victim. Pure bully adalah pelaku bullying yang tidak pernah mengalami bullying. Sedangkan bully/victim adalah individu korban bullying yang kemudian menjadi pelaku bullying.
Dampak Bullying Menurut Para Ahli
Bullying berdampak pada berbagai aspek hidup seseorang. Secara garis besar, dampak tersebut dapat dilihat dari kesehatan fisik, psikososial, dan kesehatan mental. Bagi pelajar, salah satu dampak yang sangat jelas adalah pada prestasi di sekolah.
Bullying dan Kesehatan Fisik
Korban bullying dilaporkan memiliki masalah kesehatan lebih daripada orang umumnya. Mereka mengalami mimpi buruk dan sulit tidur, sering sakit, dan biasanya lebih lambat untuk pulih dari penyakit. Selain itu, mereka juga lebih rentan mengalami peradangan dalam tubuh.
Bullying dan Psikososial
Selain masalah kesehatan, korban bullying juga cenderung memiliki masalah psikososial. Ini terjadi karena mereka menunjukkan berbagai tingkah laku yang kurang diterima secara sosial. Misalnya seperti agresif, tingkah laku tidak bertanggung jawab, impulsif, dan bahkan kriminalitas.
Bullying dan Prestasi Akademis
Anak yang mengalami bullying biasanya juga mengalami penurunan prestasi akademis. Pengalaman bullying membuat mereka mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi. Selain itu, mengingat bullying juga mempengaruhi pola tidur, wajar jika anak yang mengalami bullying tidak dapat menunjukkan prestasi secara maksimal.
Bullying dan Kesehatan Mental
Pengalaman bullying jelas menurunkan kualitas kesejahteraan mental individu. Penelitian juga menemukan bahwa korban bullying rentan mengalami masalah psikologis, seperti kesepian, kecemasan, depresi, dan stres. Bagi individu yang memang sudah memiliki masalah kesehatan mental, bullying dapat memperburuk kondisi mereka.
Dampak Bullying Bagi Kesehatan Mental
Penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif bullying tidak hanya dialami oleh korban saja, melainkan juga saksi mata, bahkan pelaku. Dampak tersebut tentunya berbeda pada setiap pihak yang terlibat dan sangat dipengaruhi oleh berbagai hal. Walau demikian, terdapat beberapa temuan umum tentang dampak bullying terhadap kesehatan mental.
Dampak Bullying Bagi Korban
Tidak bisa dipungkiri, korban bullying adalah yang akan mengalami dampak lebih besar. Dampak bullying pada kesehatan mental antara lain berupa munculnya berbagai masalah psikologis, termasuk kesepian secara sosial, harga diri yang rendah, dan bahkan berkembang menjadi gangguan mental.
Dampak bullying pada kesehatan mental antara lain berupa munculnya berbagai masalah psikologis, termasuk kesepian secara sosial, harga diri yang rendah, dan bahkan berkembang menjadi gangguan mental.
Bagi individu yang tidak memiliki masalah kesehatan mental, bullying dapat menurunkan kualitas kesehatan mental. Sedangkan bagi orang yang memang memiliki masalah atau gangguan, menjadi korban bullying dapat memperparah berbagai gejala yang sudah ada.
Cemas dan Gangguan Kecemasan
Korban bullying rentan terhadap berbagai masalah kecemasan. Salah satu yang sering disebut adalah bullying mengakibatkan kecemasan sosial (social anxiety disorder) dan generalized anxiety disorder. Walaupun penelitian menunjukkan bahwa kecemasan yang dialami korban kadang termanifestasi dalam bentuk gangguan yang lain.
Trauma
Selain itu, tergantung kepada intensitas dan durasinya, bullying dapat menyebabkan trauma, baik fisik maupun mental. Pengalaman bullying memang sangat berkaitan dengan trauma interpersonal (hubungan dengan orang lain). Trauma inilah yang dapat menyebabkan tingkah laku cemas pada berbagai gangguan kecemasan.
Stres dan Depresi
Stres dan depresi juga banyak dialami oleh korban. Pada anak perempuan, ini bisa disertai dengan self-harming (menyakiti diri sendiri). Jika korban berada pada tahap ini, maka pengobatan terhadap depresi berat dan self-harming harus segera dilakukan. Ini penting mengingat depresi berat bisa disertai dengan pemikiran untuk bunuh diri.
Masalah Kesehatan Mental Lainnya
Selain berbagai kondisi di atas, ada lebih banyak lagi masalah kesehatan mental yang bisa muncul sebagai dampak bullying. Beberapa yang dikaitkan dalam penelitian antara lain adalah borderline personality disorder, pengalaman psikotik, masalah psikosomatis, dan lain sebagainya.
Dampak Bullying Bagi Pelaku
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, pelaku bullying terdiri dari pure bully dan bully/victim. Karena perbedaan tipe keduanya, dampak bullying pada kedua jenis pelaku ini juga berbeda.
Dampak pada Pure Bully
Tingkah laku para pelaku utama ini sangat sering dikaitkan dengan tingkah laku nakal. Ini merupakan ciri-ciri umum dari anti-social personality disorder. Walaupun belum tentu mereka mengalami gangguan kepribadian tersebut.
Tingkah laku bullying juga menjadi salah satu prediktor terjadinya depresi pada anak laki-laki. Ini tidak berlaku bagi anak perempuan. Uniknya, mereka sama-sama mengalami peningkatan risiko suicidal ideation (memiliki pemikiran bunuh diri) dan tingkah laku self-harm, bahkan tingkah laku bunuh diri.

Dampak pada Bully/Victim
Pelaku yang termasuk dalam kategori bully/victim juga diasosiasikan dengan kenakalan, namun tidak sesering atau sekuat pure bully. Ini adalah salah satu ciri bully/victim yang berkaitan dengan pure bully namun tidak dengan korban.
Seperti pada korban, bully/victim juga mengalami masalah internal yang berkaitan dengan kesepian, harga diri rendah, dan depresi. Mereka juga memiliki masalah psikosomatis, peningkatan risiko pemikiran bunuh diri, risiko tingkah laku self-harm, dan tingkah laku bunuh diri. Selain itu, bully/victim mengalami dampak yang paling besar terkait prestasi belajar jika dibandingkan dengan pure bully maupun korban.
Dampak Bullying Bagi Saksi Mata atau Pengamat
Saksi mata atau pengamat adalah orang yang menyaksikan bullying tapi tidak terlibat di dalamnya. Ini bisa terjadi secara tidak sengaja atau memang mereka menjadi bagian kelompok di mana salah seorang anggotanya melakukan bullying. Walaupun mereka tidak terlibat secara aktif dalam tingkah laku bullying, mereka tidak bebas dari dampaknya.
Kecemasan dan Perasaan Tidak Aman
Penelitian melaporkan bahwa saksi mata/pengamat mengalami kecemasan dan rasa tidak aman. Ini terutama karena mereka takut menjadi sasaran atau balas dendam. Ini juga yang membuat mereka tidak melakukan apa-apa untuk menolong korban atau untuk menolong dirinya sendiri dari kecemasan dan rasa terancam.
Peningkatan Berbagai Risiko Kesehatan Mental
Penelitian juga menunjukkan bahwa para saksi mata/pengamat memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental, peningkatan risiko penggunaan substansi (obat-obatan, alkohol, rokok). Mereka juga mengalami gejala sensitivitas dalam hubungan interpersonal, seperti merasa disakiti atau perasaan inferior, mengalami helplessness, dan potensi pikiran untuk bunuh diri.
Dampak Buruk Bullying pada Kesehatan Mental
Pengalaman bullying dapat menurunkan kualitas kesehatan mental individu, mengakibatkan munculnya masalah psikologis, dan memperkuat gejala pada orang yang mengalami gangguan mental. Bullying mengakibatkan timbulnya kesepian, stres, depresi, kecemasan, dan berbagai masalah mental lainnya. Mengingat bahaya dari bullying, setiap orang sebaiknya memahami apa itu bullying agar dapat mencegah atau menghentikan bullying. Jika Anda mengenal seseorang yang mengalami berbagai dampak buruk bullying, sarankan dia untuk berkonsultasi pada para profesional kesehatan mental.
Pengalaman bullying dapat menurunkan kualitas kesehatan mental individu, mengakibatkan munculnya masalah psikologis, dan memperkuat gejala pada orang yang mengalami gangguan mental.
Referensi
APA. (n.d.). Bullying. In APA Dictionary of Psychology. Retrieved March 09, 2023, from https://dictionary.apa.org/bullying.
Rivara, F. & Le Menestrel, S. (Eds.). (2016). Preventing bullying through science, policy, and practice. National Academies Press.
Wolke, D., Lereya, S. T. (2015). Long-term effects of bullying. Arch Dis Child, 100: 879-885.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog