Sub Topik

Dampak bipolar tidak hanya mempengaruhi orang yang mengalami gangguan. Gejala yang muncul ikut menjadi beban bagi orang sekitar. Jika individu tersebut menikah, maka pasangan adalah yang paling merasakan dampaknya. Gangguan bipolar dapat menurunkan kualitas relasi keluarga, menghambat keintiman pasangan, bahkan meningkatkan risiko perceraian dalam rumah tangga.
Gangguan bipolar dapat menurunkan kualitas relasi keluarga, menghambat keintiman pasangan, bahkan meningkatkan risiko perceraian dalam rumah tangga.
Apa Dampak dari Penyakit Bipolar?
Gangguan bipolar atau bipolar disorder adalah gangguan mental yang gejala utamanya berupa episode mania dan depresi. Orang dengan gangguan bipolar mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem dari satu kutub (mania) ke kutub lainnya (depresi).
Hambatan Sosial
Gangguan bipolar berdampak pada relasi sosial. Gejala suasana hati yang ekstrem membuat mereka sering terlibat konflik dan dipandang negatif oleh lingkungan. Pada akhirnya, ini membuat orang dengan gangguan bipolar mengalami kesulitan untuk menjalin hubungan sosial yang bermakna.
Masalah Pekerjaan dan Ekonomi
Gangguan bipolar merupakan salah satu gangguan yang menghambat fungsi pekerjaan. Orang dengan gangguan bipolar berisiko tinggi menjadi pengangguran. Gejala yang ada membuat mereka mengalami kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan atau mempertahankan pekerjaan yang dimiliki. Akibatnya, gangguan ini juga berdampak pada kondisi ekonomi seseorang dan bahkan keluarganya.
Cedera dan Kematian
Saat berada pada episode mania, sebagian dari orang dengan bipolar memiliki kecenderungan untuk bertingkah laku ceroboh. Misalnya dengan menyetir ugal-ugalan, minum minuman keras berlebihan, bahkan penggunaan zat terlarang. Tingkah laku ini bisa membahayakan kesehatan mereka.
Selain itu, pada episode depresi mereka berisiko memiliki pemikiran untuk bunuh diri. Sebagian akan berusaha melakukannya dan gagal. Sementara sebagian lagi berhasil dan berujung pada kematian.
Apa Tantangan Menikah dengan Penderita Bipolar?
Gangguan bipolar berdampak tidak hanya pada individu yang mengalaminya namun juga orang sekitar. Ini terutama pada keluarga dan pasangan.
Pergantian Episode dan Kelelahan
Orang dengan gangguan bipolar menunjukkan perubahan suasana hati, tingkat energi, dan tingkah laku yang ekstrem. Bagi orang di sekitar mereka, orang dengan bipolar terlihat seolah memiliki dua kepribadian yang berbeda. Hal tersebut bisa sangat melelahkan.
Dampak terbesar biasanya dirasakan oleh pasangan. Ini wajar karena mereka adalah orang dewasa terdekat. Pasangan orang bipolar harus berhadapan dengan perubahan suasana hati tersebut, menjaga keselamatan individu saat episode terjadi, dan mengatasi berbagai konsekuensi yang ada.
Sebagai contoh, salah satu hal yang bisa terjadi pada episode mania adalah belanja berlebihan. Ini tentunya bisa mempengaruhi aspek keuangan keluarga. Konsekuensi tingkah laku tersebut kemudian harus ditanggung bersama.
Kekecewaan Pasangan Bipolar
Episode yang terjadi juga membuat orang dengan bipolar sulit untuk menepati janji, sulit untuk bersikap konsisten, dan secara umum mereka sulit untuk diandalkan. Ini bisa membuat pasangan kecewa. Baik karena janji yang diingkari, tanggung jawab yang tidak dipenuhi, maupun kesepakatan yang tidak dijalankan.
Sulit Menjalin Keintiman
Perubahan suasana hati juga mempengaruhi minat mereka terhadap keintiman. Baik keintiman psikologis maupun seksual. Di satu saat mereka penuh energi dan antusiasme terhadap pasangan. Sementara di lain waktu mereka tidak menaruh minat pada apapun, termasuk hubungan intim.
Perselingkuhan dan Perceraian
Penelitian menunjukkan adanya kecenderungan orang dengan bipolar untuk berselingkuh. Risiko ini muncul pada episode mania. Pada episode ini, mereka sulit untuk mengendalikan dorongan dalam diri. Sementara itu, pasangan mungkin tidak memiliki tingkat energi atau antusiasme yang sama untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Orang dengan bipolar kemudian mencari pemenuhan kebutuhan dari orang lain.
Risiko perceraian juga lebih tinggi jika salah satu pasangan memiliki gangguan bipolar. Permasalahan bisa berasal dari perselingkuhan, kekecewaan, konflik, dan hal lainnya yang berkaitan dengan gangguan yang ada.
Bagaimana Cara Menghadapi Pasangan yang Bipolar?
Berbagai dampak yang dilaporkan dalam penelitian bukanlah hal yang pasti. Misalnya, mengalami gangguan bipolar bukan jaminan seseorang akan berselingkuh. Ada banyak faktor lain yang turut berperan pada dampak yang dialami. Selain itu, pasangan juga bisa melakukan berbagai hal untuk meminimalkan dampak yang terjadi.
Edukasi Diri tentang Gangguan Bipolar
Pasangan bisa mempelajari tentang gangguan bipolar dan gejala yang muncul. Ini dapat mempersiapkan mereka terhadap setiap episode yang datang silih berganti. Pengetahuan yang memadai juga membantu mengurangi kekecewaan saat harapan yang ada tidak terpenuhi.
Kuasai Pertolongan Pertama Kesehatan Mental
Pertolongan Pertama Kesehatan Mental atau Mental Health First Aid merupakan salah satu keterampilan yang perlu dikuasai anggota keluarga dan pasangan dari orang dengan gangguan bipolar. Pelatihan ini dapat mempersiapkan pasangan dan keluarga untuk menghadapi situasi darurat terkait gangguan bipolar. Penguasaan keterampilan ini juga membantu mencegah dampak fatal seperti cedera dan kematian.
Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Jangan mengabaikan kesehatan fisik dan mental pribadi. Pasangan dari orang dengan gangguan bipolar memiliki beban dan stres yang tinggi. Mereka juga berisiko mengalami masalah kesehatan mental maupun fisik akibat beban tersebut.
Hal yang bisa dilakukan pasangan untuk menjaga kesehatan mental antara lain adalah dengan membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman, menerapkan gaya hidup sehat, hingga berkonsultasi pada konselor profesional.
Tingkatkan Life Skill
Ada berbagai keterampilan hidup yang juga bisa dikuasai dalam rangka membantu menghadapi pasangan dengan gangguan bipolar. Di antaranya adalah keterampilan komunikasi, manajemen emosi dan stres, manajemen waktu, hingga manajemen keuangan.

Apa Peran Keluarga dalam Menangani Gangguan Bipolar?
Penanganan untuk gangguan bipolar biasanya melibatkan keluarga. Pada individu yang menikah, pasangan adalah yang paling terlibat. Peran keluarga dalam menangani gangguan bipolar bisa dalam bentuk partisipasi dalam terapi, sebagai sumber dukungan sosial, maupun untuk mengawasi pelaksanaan terapi.
Terapi Keluarga
Terapi keluarga terbukti cukup efektif untuk membantu orang dengan gangguan bipolar. Ini terutama jika keluarga tersebut pada dasarnya memiliki masalah yang mempengaruhi kondisi gangguan bipolar. Misalnya pola asuh di masa lampau, hubungan antara anggota keluarga, pola-pola interaksi dalam keluarga, dan lain-lain.
Dukungan Sosial Utama
Menjalani terapi dan pengobatan bisa melelahkan bagi orang dengan gangguan bipolar. Dukungan dari anggota keluarga bisa menjadi sumber motivasi untuk terus menjalani pengobatan.
Selain itu, keberadaan keluarga juga penting saat individu berada pada episode depresi. Keluarga bisa membantu mengurangi perasaan terisolasi. Tergantung kepada situasi, keluarga bahkan bisa membantu mencegah cedera atau kematian akibat bunuh diri.
Akuntabilitas
Keluarga bisa membantu mengawasi jalannya perawatan dan terapi. Orang dengan gangguan bipolar tidak selalu berada pada kondisi yang layak untuk mengambil keputusan. Keluarga juga bisa mendorong usaha penyembuhan dengan mengingatkan jadwal terapi, obat yang harus diminum, dan berbagai hal praktis lainnya.
Gangguan Bipolar Berdampak pada Relasi Keluarga
Gejala yang dialami orang dengan gangguan bipolar dapat mengganggu hubungan dalam keluarga, terutama dengan pasangan. Selain itu, pasangan juga harus menghadapi tantangan yang berat sebagai orang terdekat. Pada saat yang sama, mereka adalah sumber dukungan sosial utama dalam penanganan gangguan bipolar.
Pasangan dan anggota keluarga bisa membantu mengurangi dampak bipolar dengan menambah pengetahuan tentang gangguan bipolar, meningkatkan keterampilan psikologis dan praktis, serta menjaga kesehatan fisik dan mental pribadi.
Referensi
Azorin, J., Lefrere, A., & Belzeaux, R. (2021). The impact of bipolar disorder on couple functioning: Implications for care and treatment. A systematic review. Medicina, 57(8).
Grover, S., Nehra, R., & Thakur, A. (2017). Bipolar affective disorder and its impact on various aspects of marital relationship. Industrial Psychiatry Journal, 26 (2), 114-120.
Reinares, M., Bonnín, C. M., Hidalgo-Mazzei, D., Sánchez-Moreno, J., Colom, F., & Vieta, E. (2016). The role of family interventions in bipolar disorder: A systematic review. Clinical Psychology Review, 43: 45-57.
Swartz, H. A., & Swanson, J. (2014). Psychotherapy for bipolar disorder in adults: A review of the evidence. Focus, 12(3): 251-266.
Wadood, A., Karim, R., Hussain, A. M., Rana, M., & Hossain, G. (2021). Bipolar disorder and self-perceived interpersonal relationships in the family: A household cross-sectional study among married adults in Rajshahi city, Bangladesh. Journal of Affective Disorders Reports, 5 (1), 1-8.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog