Sub Topik

Seperti apa dampak bipolar jika dibiarkan? Bagaimana cara mengatasi penyakit bipolar? Jawaban pertanyaan ini pada dasarnya perlu untuk dipahami oleh masyarakat umum. Sebab, kondisi ini mungkin saja ada di sekitar kita.
Bipolar disorder atau gangguan bipolar adalah salah satu gangguan mental yang wajib diwaspadai. Gangguan bipolar kerap kali tak terdiagnosis atau salah diagnosis. Akibatnya, orang dengan kondisi ini terlambat atau bahkan tidak mendapatkan penanganan yang tepat.
Selain itu, sebagian budaya masyarakat Indonesia masih menganggap gangguan mental sebagai hal yang tabu. Ini bisa merugikan bagi orang dengan gangguan mental. Stigma negatif masyarakat terhadap gangguan mental dapat menghambat proses penanganan dini dan akibatnya bisa fatal bagi orang dengan gangguan mental tertentu, termasuk gangguan bipolar.
Stigma negatif masyarakat terhadap gangguan mental dapat menghambat proses penanganan dini dan akibatnya bisa fatal bagi orang dengan gangguan mental tertentu, termasuk gangguan bipolar.
Hal yang Terjadi Jika Gangguan Bipolar Tidak Diobati
Seperti halnya penyakit fisik yang bisa semakin parah apabila tidak diobati, demikian halnya dengan kesehatan mental. Bipolar adalah kondisi yang cukup serius sehingga perlu mendapatkan penanganan tepat sejak munculnya gejala.
Berikut ini adalah gambaran efek negatif bipolar apabila orang yang mengalami tidak segera menjalani proses pengobatan yang tepat:
Memburuknya Gejala
Dampak bipolar bila dibiarkan yang pertama adalah memburuknya gejala. Hal ini berkaitan dengan kuantitas maupun kualitas. Artinya, gejala yang muncul dapat semakin sering dan semakin berat sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari hingga menurunkan kualitas hidup (Kato, et al, 2021).
Salah satu gejala paling nyata adalah adanya episode manik dan depresi. Kedua jenis episode ini saling bertolak belakang dan muncul secara bergantian pada orang yang mengalami bipolar disorder.
Pada saat berada pada episode manik, seseorang akan merasa sangat berenergi dan bersemangat. Namun, wujud perilaku dalam episode ini juga tidak selalu positif. Sebab, ada kemungkinan muncul perilaku agresif pada episode ini.
Di sisi lain pada episode depresi, orang tersebut akan merasakan gejala depresi. Antara lain adalah keputusasaan, kelambatan, rasa bersalah, hingga dorongan untuk menyakiti diri sendiri.
Semakin lama dibiarkan, munculnya episode ini dapat semakin sering atau berdurasi lama dan berat. Dengan demikian, perlahan akan memunculkan keluhan pada aspek hidup lainnya. Antara lain adalah pekerjaan, pendidikan, dan hubungan interpersonal (Kato, et al, 2021).
Kehilangan Produktivitas Kerja
Efek negatif bipolar berikutnya sebagai akibat dari pengabaian gejala adalah kehilangan produktivitas kerja. Stang, et al (2007) mengungkapkan bahwa gangguan kesehatan mental membuat orang yang mengalaminya menjadi lambat berpikir dan sulit menyelesaikan masalah.
Hal semacam ini tentu menjadi kendala dalam aktivitas kerja. Selain itu, mereka juga akan bergumul dengan masalah emosi yang mengganggu kerjasama dengan rekan kerja. Misalnya, euforia emosi atau justru demotivasi yang merugikan proses kerja.
Pada akhirnya, situasi ini tidak hanya akan membuat seseorang kehilangan produktivitas kerja. Lebih jauh lagi, dampak bipolar bila dibiarkan adalah individu bisa kehilangan pekerjaan (Machalak, et al, 2007).
Salah satu buktinya adalah penelitian oleh Stang, et al. Dalam penelitian ini, 20% responden melaporkan telah diberhentikan dari pekerjaan dalam 5 tahun terakhir karena masalah emosi akibat bipolar.
Masalah dalam Hubungan Interpersonal
Dampak berikutnya dari salah satu penyakit mental paling berbahaya ini adalah timbulnya masalah dalam hubungan interpersonal. Hal ini tentu mencakup semua aspek sosial dalam kehidupan orang yang mengalaminya.
Mulai dari relasi dengan keluarga, dalam lingkungan pendidikan, pekerjaan, hingga lingkungan sosial yang lebih luas. Ekspresi yang muncul dalam episode manik maupun depresi menjadi biang kerok dalam rusaknya hubungan.
Misalnya, terjadinya perubahan pola pikir dan perilaku ketika orang dengan bipolar mengalami pergantian episode. Sebagai contoh adalah timbulnya perilaku superior berlebihan pada episode manik yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada orang sekitar sehingga relasi menjadi rusak.
Merosotnya Kesehatan Fisik
Perburukan gejala pada kondisi bipolar yang diabaikan juga dapat mengakibatkan merosotnya kesehatan fisik. Stang, et al mencatat bahwa gejala gangguan kesehatan mental ini terkait berbagai masalah medis yang cukup serius.
Antara lain adalah obesitas, penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, dan masalah pada tiroid. Selain itu, gangguan makan yang kerap muncul sebagai bagian dari gejala bipolar juga dapat memicu penurunan berat badan ekstrem dan malnutrisi.
Selain itu, episode depresi yang berlangsung lama dapat membuat orang dengan bipolar mengalami demotivasi dalam hal merawat diri sendiri. Dengan demikian, dampak bipolar bila dibiarkan dapat berimbas secara langsung pada kondisi fisik.
Kejadian Bunuh Diri
Apakah bipolar berbahaya? Setelah mendapat gambaran singkat tentang beberapa dampak pengabaian pada penyakit ini, tentu mudah untuk menyepakati bahwa gangguan ini cukup berbahaya.
Bipolar termasuk dalam salah satu kondisi mental yang dapat memicu orang yang mengalaminya melakukan tindakan bunuh diri. Episode depresi berkepanjangan dapat membuat orang yang mengalaminya merasakan kondisi terpuruk yang berat. Pada akhirnya, orang tersebut mencoba melakukan upaya bunuh diri.
Data yang dikumpulkan oleh Stang, et al menunjukkan bahwa 19% responden dengan bipolar berada pada risiko tinggi melakukan upaya bunuh diri. Sedangkan 47% berada pada tingkat risiko sedang.
Hal serupa diungkapkan oleh Post (2005). Ia melaporkan bahwa terjadi peningkatan pemikiran untuk bunuh diri ketika orang dengan bipolar sedang berada pada episode depresi. Risiko yang fatal ini menjadi alasan kuat gangguan bipolar memang tidak boleh dibiarkan.
Memicu Beban Ekonomi Bagi Keluarga
Setidaknya terdapat dua hal yang dapat disoroti terkait hal ini. Pertama, bahwa pengabaian gangguan bipolar dapat mengakibatkan orang yang mengalaminya kehilangan pekerjaan akibat gejala yang semakin memburuk.
Ketika hal ini terjadi, maka ada kemungkinan bahwa ia kemudian menggantungkan pemenuhan hidupnya secara ekonomi pada keluarga. Sedangkan yang kedua adalah bahwa semakin parahnya kondisi maka semakin serius pengobatan yang nantinya diperlukan.
Dengan demikian, keterlambatan penanganan karena pengabaian dapat memicu beban ekonomi yang lebih berat di kemudian hari daripada penanganan yang segera.

Bipolar: Pentingnya Mendapatkan Penanganan Segera
Dampak bipolar jika dibiarkan antara lain adalah memburuknya gejala, kehilangan produktivitas kerja, permasalahan hubungan interpersonal, masalah kesehatan fisik, hingga kematian akibat bunuh diri. Perburukan kondisi tidak hanya akan merugikan orang tersebut. Imbasnya bisa dirasakan oleh keluarga, rekan kerja, dan lingkungan sosial yang lebih luas.
Oleh sebab itu, penting bagi masyarakat untuk memperoleh informasi terkait cara mengatasi bipolar dari para profesional yang terpercaya. Mereka antara lain adalah psikolog atau psikiater. Selain itu, dengan memahami dampak bipolar jika dibiarkan, masyarakat menjadi lebih waspada dan terdorong untuk mendukung kesembuhan orang dengan gangguan bipolar.
Referensi
Kato, Tadafumi, et al (2021) Impact of bipolar disorder on health-related quality of life and work productivity: Estimates from the national health and wellness survey in Japan. ELSEVIER: Journal of Affective Disorders. 295, 203-214. https://doi.org/10.1016/j.jad.2021.07.104
Michalak, EE, et al (2007) The Impact of Bipolar Disorder Upon Work Functioning: a Qualitative Analysis. Bipolar Disorder, 9: 126-142. Blackwell Munksgaard.
Post, Robert (2005) The Impact of Bipolar Depression. J Clin Psychiatry; 55 (suppl 5). Physicians Postgraduate Press, Inc.
Stag, Paul, et al (2007) Impact of Bipolar Disorder: Result From a Screening Study. The Primary Care Companion to The Journal of Clinical Psychiatry. doi: 10.4088/pcc.v09n0107
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog