Sub Topik

Angka pengguna media sosial meroket dalam beberapa tahun terakhir. Diperkirakan ada 13.5 pengguna baru setiap detiknya sejak tahun 2021. Sebagian dari mereka adalah anak-anak dan remaja.
Bersamaan dengan itu, terdapat peningkatan signifikan jumlah kasus depresi dan kecenderungan bunuh diri. Apakah ini sekedar kebetulan? Atau adakah hubungan antara pemakaian media sosial dengan kecenderungan bunuh diri?
Bagaimana Dampak Psikologis Manusia jika Sering Menggunakan Media Sosial?
Media sosial memang dirancang sedemikian rupa untuk membuat seseorang “betah” berada di dalamnya. Individu merasa lebih bebas untuk berekspresi dan menunjukkan sisi lain dalam dirinya yang sulit ia tunjukkan dalam kehidupan sehari-hari. Tapi berbagai kemudahan ini kadang harus dibayar dengan ‘harga’ dalam bentuk yang lain.
Apakah Media Sosial Dapat Merusak Mental?
Dampak dari penggunaan media sosial bergantung kepada banyak hal. Di antaranya adalah potensi kepribadian individu. Orang dengan harga diri rendah memiliki risiko lebih besar mengalami dampak negatif dari penggunaan media sosial yang berlebihan. Pada akhirnya, orang tersebut memang bisa mengalami gangguan mental.
Selain itu, cara penggunaan media sosial juga mempengaruhi efek yang dialami individu. Bagi sebagian orang, media sosial digunakan secara sehat dan efektif. Misalnya untuk bisnis, penelitian, dukungan sosial, dan lain-lain. Sebagian lagi menghabiskan waktu di berbagai platform tanpa tujuan yang jelas. Pengguna seperti ini lebih rentan mengalami dampak negatif dari media sosial.
Efek Buruk dari Media Sosial
Sudah banyak laporan yang menyatakan bahwa penggunaan media sosial yang tidak sehat bisa menimbulkan perasaan iri, cemburu, dan ekspektasi yang tidak realistis pada diri sendiri. Pengguna bisa dengan mudah melihat berbagai posting tentang kehidupan sehari-hari pengguna lain dan membandingkannya dengan diri sendiri. Selain itu, jika seseorang tidak dapat mengendalikan penggunaan media sosialnya, ia bisa mengalami kecanduan terhadap media sosial.
Apa Saja Dampak Kecanduan Media Sosial?
Orang yang mengalami ‘kecanduan’ media sosial akan merasa cemas dan resah jika tidak dapat mengakses media sosial mereka. Mereka sering memeriksa handphone karena merasakan getaran (notification) yang sebenarnya tidak ada. Berbagai hal yang terjadi di media sosial, seperti komentar, event, likes, atau postingan orang lain akan sangat mempengaruhi orang tersebut.
Secara umum, seseorang yang tidak bisa mengendalikan penggunaan media sosialnya akan mengalami berbagai dampak negatif. Dampak ini berupa gangguan, baik secara emosional, mental, maupun tingkah laku. Gangguan-gangguan tersebut juga akan menghambat terlaksananya fungsi sehari-hari, seperti belajar, bekerja, sosialisasi, dan lain-lain.
Apa Pengaruh Media Sosial dalam Kehidupan Remaja?
Anak dan remaja merupakan salah satu penyumbang terbesar dalam angka pengguna media sosial. Ini dipengaruhi juga dengan kondisi selama pandemi yang menuntut aktivitas sekolah dilakukan secara online.
Remaja Lebih Rentan Mengalami Kecanduan
Otak remaja masih belum berkembang sempurna layaknya otak orang dewasa. Karena kondisi ini, mereka menjadi lebih rentan terhadap kecanduan. Ini berlaku juga pada kecanduan media sosial.
Remaja juga memiliki kemampuan analisis yang masih terbatas. Ini membuat mereka sulit untuk memilah apa yang mereka temukan di media sosial. Padahal mereka dengan mudah bisa terpapar berbagai hal yang ada di media sosial. Orang tua juga cenderung lebih sulit untuk mengendalikan apa yang dilihat anak di media sosial.
Apa Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Remaja?
Penggunaan sosial media yang tidak sehat bisa berdampak pada berbagai aspek dalam hidup remaja. Mereka mengalami masalah tingkah laku, termasuk tingkah laku hiperaktif.
Penggunaan Media Sosial dan Gangguan Mental pada Remaja
Semakin lama dan semakin sering seorang remaja menggunakan media sosial, semakin tinggi keluhan akan masalah tidur, kesepian, dan depresi. Dalam sebuah penelitian, remaja secara langsung mengakui bahwa media sosial merupakan faktor kontribusi penting dalam kondisi dan pikiran depresif yang mereka alami. Depresi itu sendiri merupakan faktor risiko terbesar terhadap bunuh diri pada remaja.
Bunuh Diri Gara-Gara Medsos
Tidak semua perilaku bunuh diri terjadi karena media sosial, namun penggunaan media sosial berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan mental yang sebagian berujung pada tingkah laku bunuh diri. Selain itu, media sosial juga membuat pengguna terpapar hal-hal yang dapat membahayakan dalam jangka panjang.
Tidak semua perilaku bunuh diri terjadi karena media sosial, namun penggunaan media sosial berkontribusi pada berbagai masalah kesehatan mental yang sebagian berujung pada tingkah laku bunuh diri.
Apakah Media Sosial Berkontribusi pada Bunuh Diri Remaja?
Bukti menunjukkan bahwa remaja yang menyakiti dirinya sendiri (self-harm) memang lebih aktif di media sosial dibandingkan remaja lainnya. Selain itu, remaja pengguna Instagram yang mengikuti (follow) orang yang tidak dikenal lebih berisiko mengalami depresi dibandingkan remaja yang hanya mengikuti teman atau kenalan. Depresi itu sendiri merupakan salah satu penyebab utama tingkah laku bunuh diri. Diperkirakan 60% korban bunuh diri mengalami depresi saat mereka bunuh diri.
Cyberbullying dan Bunuh Diri
Cyberbullying merupakan tingkah laku bullying dengan memanfaatkan media elektronik, termasuk media sosial. Cyberbullying dapat mengakibatkan depresi, harga diri rendah, masalah tingkah laku, penyalahgunaan zat, pemikiran bunuh diri, dan bahkan usaha bunuh diri. Lebih menariknya lagi, dampak ini bisa terjadi pada kedua pihak, yaitu korban dan pelaku. Cyberbullying mampu meningkatkan pemikiran bunuh diri lebih kuat daripada bullying biasa.
Media Sosial dan Penggunaan Zat
Penggunaan berbagai media sosial membuat remaja terpapar berbagai hal, termasuk penyalahgunaan zat terlarang. Mereka juga lebih mudah terpengaruh dengan kebiasaan mengkonsumsi alkohol. Penyalahgunaan zat dan alkohol merupakan salah satu penyebab tingkah laku bunuh diri.
Media Sosial, Gangguan Mental, dan Bunuh Diri
Hubungan antara penggunaan media sosial dengan depresi sudah banyak dilaporkan. Namun tidak terbatas pada itu, penggunaan media sosial yang tidak sehat juga bisa memperkuat berbagai gejala gangguan mental. Misalnya seperti gangguan makan, gangguan kecemasan, gangguan kepribadian, dan gangguan mood. Sebagian dari gangguan mental tersebut pada akhirnya bisa mengakibatkan individu memutuskan untuk bunuh diri.
Minimnya Dukungan di Media Sosial
Sebagian orang yang mengalami masalah kesehatan mental mengandalkan media sosial untuk mendapatkan dukungan. Jika respon yang mereka dapat dari media sosial tidak memenuhi kebutuhan tersebut, maka ini bisa memperburuk kondisi mereka. Perasaan sendirian dan tidak memiliki harapan merupakan salah satu faktor yang berkontribusi pada keputusan untuk bunuh diri.

Dampak Media Sosial: Beragam Kondisi
Tidak semua pengguna akan mendapatkan dampak negatif media sosial. Seperti disebutkan sebelumnya, penggunaan yang sehat malah akan mendapatkan manfaat positif. Termasuk di dalamnya adalah dampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan mental. Ini berlaku juga terhadap orang-orang dengan gangguan mental tertentu. Kuncinya adalah mengetahui cara menggunakan media sosial dengan efektif dan produktif.
Media Sosial Picu Perilaku Bunuh Diri
Penggunaan media sosial yang berlebihan dan tidak sehat dapat menimbulkan berbagai permasalahan kesehatan mental. Gangguan yang umum terjadi dan semakin parah seiring meningkatnya penggunaan media sosial antara lain adalah depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan makan, dan gangguan mood lainnya. Tergantung kepada berbagai faktor, kondisi ini bisa membuat individu memutuskan untuk bunuh diri. Karena itu, penting untuk mengetahui penggunaan media sosial yang sehat dalam rangka mencegah gangguan mental dengan risiko bunuh diri.
Gangguan yang umum terjadi dan semakin parah seiring meningkatnya penggunaan media sosial antara lain adalah depresi, kecemasan, gangguan kepribadian, gangguan makan, dan gangguan mood lainnya.
Referensi
Balt, E., Mérelle, S., Robinson, J., Popma, A., Creemers. D. van den Brand, I., van Bergen, D., Rasing, S., Mulder, W., & Gilissen, R. (2023). Social media use of adolescents who died suicide: Lessons from a psychological autopsy study. Child and Adolescent Psychiatry and Mental Health, 17(48).
Bashir, H. & Bhat, S. A. (2017). Effects of social media on mental health: A review. The International Journal of Indian Psychology: 125-131.
Memon, A. M., Sharma, S. G., Mohite, S. S., & Jain, S. (2018). The role of online social networking on deliberate self-harm and suicidality in adolescents: A systematized review of literature. Indian Journal of Psychiatry, 60(4): 384-392.
Woodward, M. (2023, June 12). Social media user statistics: How many people use social media? Search Logistics. https://www.searchlogistics.com/learn/statistics/social-media-user-statistics/?gclid=Cj0KCQjwnMWkBhDLARIsAHBOftp3jcuFOt0p5x9rnTSKIYhK_KE11ueuFe8UGS6ueJzVVzEujnWE6GwaAlVaEALw_wcB
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog