Sub Topik
Apakah Gangguan Makan Bisa Disembuhkan?

Anoreksia adalah salah satu gangguan makan yang serius. Anoreksia dapat menyebabkan gangguan fisik, mental, hingga kematian. Walau demikian, selalu ada harapan untuk sembuh dari gangguan ini. Bantuan dari tim ahli lintas ilmu, misalnya psikiater, psikolog, dokter, dan ahli nutrisi sangat diperlukan. Disertai dengan dukungan yang solid dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar, pulih dari anorexia nervosa bukanlah hal yang mustahil.
Kemungkinan kesembuhan untuk anoreksia tergantung pada tingkat keparahan. Anoreksia biasanya diawali dengan diet berlebihan. Setelah itu, muncul gejala awal anoreksia yang terjadi dalam jangka pendek Jika ini berkelanjutan, gejalan semakin parah dan menjadi anoreksia jangka panjang.
Tingkat keparahan anoreksia dapat berjenjang mulai dari yang ringan, menengah, berat, dan ekstrim. Tingkat keparahan ini salah satunya ditinjau dari Body Mass Index (BMI) penderita yang didiagnosis oleh ahli. Tingkat keparahan akan dapat mempengaruhi tingkat kesembuhan. Semakin parah gangguan yang dialami, tentu akan semakin sulit dan lama untuk sembuh.
Tingkat keparahan akan dapat mempengaruhi tingkat kesembuhan. Semakin parah gangguan yang dialami, tentu akan semakin sulit dan lama untuk sembuh.
Bagaimana Cara Menyembuhkan Anoreksia?
Sebagai gangguan makan, anoreksia termasuk gangguan kesehatan mental. Oleh karena itu diperlukan pengobatan yang holistik. Kombinasi dari terapi medis dan psikologis dapat dilakukan untuk mengatasi anoreksia. Langkah yang dapat dilakukan terhadap gangguan makan ini meliputi pencegahan, intervensi awal, dan intervensi lanjutan. Berikut beberapa cara mengatasi anoreksia:
Terapi Medis
Karena komplikasi yang terjadi, penderita mungkin memerlukan pengawasan oleh dokter terkait tanda vital, level hidrasi, dan kondisi fisik. Terapi medis tidak selalu dilakukan melalui rawat inap. Selain pengobatan untuk masalah fisik, penggunaan antidepresan sebagai terapi medis juga dapat dilakukan untuk meredakan kecemasan atau depresi penderita anoreksia.
Perawatan di Rumah Sakit
Dirawat di rumah sakit menjadi hal mendesak saat penderita anoreksia mengalami kondisi medis yang buruk atau masalah psikiatri yang berat. Kondisi medis yang buruk misalnya dehidrasi, ritme jantung yang tidak beraturan, atau malnutrisi. Masalah psikiatri yang berat dapat meliputi depresi dan upaya mengakhiri hidup. Oleh karena itu, untuk perawatan di rumah sakit memerlukan tim gabungan yang terdiri dari dokter dan psikolog.
Menaikkan Berat Badan
Tujuan utama upaya menaikkan berat badan adalah agar tercapai berat badan yang sehat. Anoreksia tidak akan bisa sembuh tanpa mencapai berat badan yang sehat. Cara menaikkan berat badan ini bisa tersedia dalam berbagai bentuk dan nama, misalnya Specialist Supportive Clinical Management (SSCM). Untuk mencapai hal itu diperlukan beberapa pihak yaitu:
- Dokter, yang dapat melakukan asesmen, memberikan upaya medis, memonitor status fisik, dan menentukan target kesembuhan
- Psikolog, yang membantu penderita membentuk strategi perubahan perilaku agar dapat mendapatkan berat badan yang sehat
- Ahli nutrisi, yang membantu menyiapkan meal plans dan kebutuhan kalori agar dapat kembali ke pola makan yang sehat
- Keluarga, yang dapat membantu untuk menjaga pola perilaku makan yang sehat

Psikoedukasi
Psikoedukasi dapat diberikan pada penderita anoreksia, terutama yang masih dalam tahap ringan dan menengah. Psikoedukasi yang diberikan dapat meliputi pengenalan tentang gangguan makan secara umum, mengenali lebih dalam tentang anoreksia, prinsip nutrisi, memonitor diri sendiri, dan mengenali kesalahan berpikir, terutama tentang body image.
Psikoterapi
Sebagai gangguan kesehatan mental, anoreksia dapat disembuhkan melalui psikoterapi atau terapi psikologis. Ada 2 jenis psikoterapi yang dipercaya ahli dapat membantu penyembuhan anoreksia, yaitu terapi berbasis keluarga dan terapi individual dengan berbagai macam nama dan bentuk. Menurut Zipfel, dkk (2015), terapi berbasis keluarga lebih efektif dilakukan pada remaja penderita anoreksia daripada pada penderita anoreksia yang telah berusia dewasa.
Terapi berbasis keluarga juga lebih efektif untuk penderita yang durasi gangguannya lebih singkat. Sementara pasien dewasa dengan gangguan yang lebih kronis, lebih efektif ditangani dengan terapi individual. Walau demikian, kedua terapi ini juga dapat diberikan secara bersamaan.
Terapi Berbasis Keluarga (Family-based therapy)
Awal terjadinya anoreksia biasanya pada usia remaja. Oleh karena itu, terapi berbasis keluarga diperlukan untuk membantu para remaja ini karena mereka tidak bisa membuat keputusan yang baik tentang pola makan dan kesehatan.
Keluarga diharapkan dapat membantu remaja dalam membentuk pola perilaku baru, yaitu pola makan yang tepat dan meningkatkan berat badan mereka. Keluarga dan remaja penderita juga menjalani terapi untuk memperbaiki hubungan antara keluarga dan remaja.
Terapi Individual
Walaupun terapi individual juga bisa digunakan untuk remaja, namun terapi ini efektif digunakan untuk dewasa yang mengalami anoreksia. Terapi ini juga sudah berbasis bukti (evidence based) sebagai cara mengatasi binge eating disorder dan bulimia nervosa. Terapi yang sering digunakan adalah terapi kognitif. Tujuan utama terapi ini adalah untuk mengubah pola pikir yang salah pada penderita anoreksia dan meningkatkan berat badan.
Apakah Anoreksia Dapat Sembuh Total?
Anoreksia adalah gangguan kesehatan mental yang memiliki kemungkinan yang tinggi untuk kambuh. Penderita yang mengalami gejala awal anoreksia sebelum umur 17 tahun mengalami tingkat kesembuhan lebih tinggi daripada yang mengalami anoreksia pertama kali ketika dewasa (Herpertz-Dahlmann, 2015). Penting bagi penderita anoreksia yang telah sembuh untuk terus mempertahankan kesembuhan tersebut agar tidak kambuh.
Banyak penderita anoreksia yang tidak mengakses pengobatan. Ini sangat disayangkan, mengingat tidak hanya bahaya kesehatan, anoreksia bisa mempengaruhi otak. Para peneliti bahkan melaporkan bahwa anoreksia berdampak pada tingkat kesuburan. Pada penderita yang mengakses pengobatan, tingkat kesembuhannya variatif. Namun setidaknya, 40%nya dapat mencapai kesembuhan total. Akses terhadap ahli yang dapat menangani anoreksia juga dapat menghasilkan kesembuhan yang lebih baik.
Faktor Pendukung Kesembuhan
Bagi penderita anoreksia yang sedang berjuang untuk sembuh, penting untuk memiliki dukungan yang dapat membuat mereka tetap berkomitmen untuk sembuh. Keluarga dan teman, tentu adalah kelompok pendukung yang diharapkan dapat terus memberikan dukungan agar penderita dapat bersemangat untuk sembuh dan tetap konsisten menjalankan pola hidup sehat.
Bagi penderita anoreksia yang sedang berjuang untuk sembuh, penting untuk memiliki dukungan yang dapat membuat mereka tetap berkomitmen untuk sembuh.
Penderita anoreksia mungkin merasa sendirian dalam menjalani proses penyembuhan ketika keluarga dan teman tidak dapat diharapkan. Sebenarnya, banyak kelompok pendukung (support group) yang menawarkan dukungan. Kelompok ini bisa terdiri dari individu yang juga mengalami anoreksia, penyintas yang telah sembuh, atau orang yang memiliki keluarga dan teman penderita anoreksia.
Aku Bisa Melakukannya Sendiri!
Self-help atau menolong diri sendiri tentu diperlukan dalam proses penyembuhan. Hal yang dapat dilakukan misalnya memonitor nutrisi makanan yang masuk, kondisi kesehatan dan kondisi mental diri sendiri. Namun demikian, pure self-help atau hanya melakukan self– help tanpa bantuan ahli, tidak disarankan. Penderita anoreksia sebaiknya tetap mencari bantuan ahli agar mendapat kesembuhan yang total.
Cara Mengatasi Anoreksia
Pulih dari anoreksia adalah proses yang panjang dan melelahkan. Sebagian individu bahkan merasa tidak ada harapan untuk sembuh. Namun, penting untuk diketahui bahwa kesembuhan sangat mungkin terjadi. Kuncinya adalah bersikap terbuka dalam mencari dan menerima pertolongan. Motivasi untuk sembuh dari anoreksia adalah hal yang paling penting.
Referensi
Brockmeyer, T., Friederich, H. C., & Schmidt, U. (2018). Advances in the treatment of anorexia nervosa: a review of established and emerging interventions. Psychological medicine, 48(8), 1228–1256. https://doi.org/10.1017/S0033291717002604
Hartman D. (1995). Anorexia nervosa–diagnosis, aetiology, and treatment. Postgraduate medical journal, 71(842), 712–716. https://doi.org/10.1136/pgmj.71.842.712
Hay P. (2020). Current approach to eating disorders: a clinical update. Internal medicine journal, 50(1), 24–29. https://doi.org/10.1111/imj.14691
Herpertz-Dahlmann, B. (2015). Adolescent eating disorders: update on definitions, symptomatology, epidemiology, and comorbidity. Child Adolesc Psychiatr Clin N Am 2015; 24: pp. 177-196.
Zipfel, S., Giel, K. E., Bulik, C. M., Hay, P., & Schmidt, U. (2015). Anorexia nervosa: aetiology, assessment, and treatment. The lancet. Psychiatry, 2(12), 1099–1111. https://doi.org/10.1016/S2215-0366(15)00356-9
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog