
Pertanyaan mengenai apakah gangguan jiwa bisa disembuhkan sering membayangi masyarakat awam. Terlebih, apabila diri sendiri atau kerabat dekat menerima diagnosis tertentu berkaitan dengan hal ini.
Diagnosis gangguan jiwa atau mental disorder memang hanya dapat ditegakkan oleh profesional, yaitu psikolog atau psikiater. Penanganan yang sesuai dengan kondisi kemudian juga dilakukan oleh para profesional. Lantas, apakah bisa sembuh?
Artikel ini tidak hanya akan menjawab pertanyaan tersebut. Namun, juga akan memberi pemahaman tentang perspektif kesembuhan dan tipe-tipe kesembuhan gangguan jiwa itu sendiri.
Apakah Gangguan Jiwa bisa Disembuhkan?
Perspektif tentang kesembuhan pada gangguan jiwa memang berbeda dengan kesembuhan pada sakit fisik. Pada sakit fisik, proses pengobatan fokus pada meredakan gejala hingga hilang total. Kesembuhan dinyatakan melalui pemeriksaan fisiologis yang membuktikan absennya virus atau penyebab sakit lainnya.
Sebagai contoh, seorang yang mengalami influenza. Maka pemulihan akan terdiri dari pengobatan untuk demam, bersin, hingga radang tenggorokan. Berbagai obat yang dikonsumsi bertujuan untuk membunuh virus dan melenyapkan setiap gejala.
Hal yang berbeda berlaku pada pengobatan gangguan jiwa. Jacob (2015) menyatakan bahwa konsep pemulihan pada mental disorder adalah tentang pengendalian hidup.
Jacob (2015) menyatakan bahwa konsep pemulihan pada mental disorder adalah tentang pengendalian hidup.
Pada diagnosis gangguan jiwa tertentu, mencapai pengendalian hidup yang sesuai dengan standar kesehatan yang dianut oleh masyarakat mungkin adalah suatu hal yang sulit. Sebagai contoh adalah kondisi retardasi mental. Individu yang termasuk dalam klasifikasi retardasi mental tertentu tidak memungkinkan untuk memiliki kemandirian yang memadai.
Oleh karena itu, Jacob (2015) menekankan bahwa pulih artinya memiliki kendali terhadap hidup. Kendali tersebut yang akan membuat seseorang memiliki harapan, optimisme, dan perolehan makna kehidupan meskipun harus menjalani hidup dengan gangguan jiwa.
Maka artinya, jawaban dari pertanyaan apakah gangguan jiwa bisa disembuhkan adalah bisa. Orang dengan gangguan jiwa dapat menjalani terapi dan pengobatan yang dilakukan oleh profesional. Namun, capaian kesembuhan pada setiap kasus dapat berbeda tergantung spesifikasi dari kondisi yang dialami.
Ciri-Ciri Sembuh dari Mental Disorder
Senada dengan apa yang dijelaskan oleh Jacob (2015), WHO (2019) menganut prinsip yang serupa dalam memaknai kesembuhan dari gangguan jiwa.
Secara lebih praktis (WHO, 2019) dalam sebuah panduan pelatihan yang berkaitan dengan pemulihan kesehatan mental menjelaskan ciri-ciri seseorang telah pulih, sebagai berikut:
- Ketika individu merasa memiliki kembali kontrol hidup dan dapat menjalani peran dalam masyarakat
- Ketika individu atas dorongan internal menggunakan layanan yang tersedia untuk mencapai pemulihan, misalnya untuk mendapat pemahaman tentang tekanan emosional yang dapat memicu timbulnya gejala
- Individu tersebut merasa bahwa dirinya lebih mandiri
- Individu tersebut mungkin masih memiliki gejala tetapi mereka dapat hidup bersama gejala dan tetap memiliki kendali untuk mengarahkan diri pada kehidupan yang memuaskan
- Saat individu memahami tekanan emosional sebagai bagian dari kehidupan namun bukan pusat kehidupan itu sendiri
3 Tipe Kesembuhan Mental Disorder
Pemahaman secara teoritis yang lebih mendalam mengenai apakah gangguan jiwa bisa disembuhkan juga perlu meninjau dari ketiga tipe kesembuhan gangguan jiwa. Yaitu, kesembuhan klinis, kesembuhan fungsional, dan kesembuhan personal.
Ketiganya berkaitan satu sama lain sebagai konsep kesembuhan gangguan jiwa yang utuh. Roosenchoon, et al (2019) menjelaskan ketiga tipe kesembuhan dari gangguan jiwa adalah sebagai berikut:
#1 Kesembuhan Klinis
Kesembuhan atau pemulihan secara klinis mengarah pada derajat simtomatologi psikiatri. Yaitu, semakin berkurang hingga absennya kondisi klinis seseorang.
Sebagai contoh adalah seseorang yang memiliki gangguan serangan panik. Apakah serangan tersebut semakin jarang terjadi? Contoh lainnya pada gangguan fobia, misalnya. Apakah derajat ketakutan dan kecemasan pada objek fobia telah semakin berkurang?
Semakin membaiknya kondisi klinis orang dengan gangguan jiwa, artinya ia telah semakin pulih. Demikian juga sebaliknya, semakin berat gejala klinis yang muncul, artinya gangguan yang dialami semakin serius.
#2 Kesembuhan Fungsional
Berikutnya adalah kesembuhan secara fungsional. Hal ini merujuk pada keberfungsian seseorang menurut standar usia. Fungsi manusia yang dimaksud di sini antara lain adalah fungsi kognitif, tugas kehidupan sehari-hari, hingga keterlibatan sosial.
Kondisi gangguan jiwa pada dasarnya memang menyebabkan seseorang mengalami hambatan fungsi sebagai manusia. Sebagai contoh, gangguan adiksi games membuat orang yang mengalaminya tak mampu mengontrol perilaku.
Akibatnya, ia mungkin mengalami masalah dalam menyelesaikan tugas kehidupan sehari-hari seperti tugas kerumahtanggaan dan perawatan diri sendiri. Maka dalam hal ini, sembuh secara fungsional artinya ia mulai mampu mengontrol perilakunya sendiri sesuai dengan fungsi yang sebagaimana mestinya.

#3 Kesembuhan Personal
Tipe yang terakhir adalah kesembuhan personal. Pemulihan tipe ini merujuk pada kondisi pribadi seseorang. Sembuh dari sakit jiwa berarti bahwa ia memiliki spiritualitas yang baik, penerimaan terhadap kondisi sakit, memiliki harapan atau optimisme, dan telah membangun kembali identitas diri yang positif.
Sembuh dari sakit jiwa berarti bahwa ia memiliki spiritualitas yang baik, penerimaan terhadap kondisi sakit, memiliki harapan atau optimisme, dan telah membangun kembali identitas diri yang positif.
Kesembuhan tipe ini memungkinkan orang yang hidup dengan gangguan jiwa untuk dapat menemukan makna hidup, mengendalikan hidup sendiri, mengatasi stigma yang ada di masyarakat, hingga menjalin hubungan yang mendukung.
Keterkaitan yang saling melengkapi antara ketiga tipe kesembuhan ini memberi pandangan holistik untuk menjawab pertanyaan apakah sakit jiwa bisa sembuh total. Kesembuhan berarti bahwa seseorang telah pulih secara klinis, fungsional, dan personal.
Jenis Pendekatan untuk Terapi Gangguan Jiwa
Kesembuhan pada kondisi gangguan jiwa dicapai melalui proses terapi. Karpiak, et al (2019) memberikan gambaran mengenai 4 jenis pendekatan yang biasanya dilakukan oleh profesional di tempat pengobatan gangguan jiwa.
#1 Pendekatan Terapi Farmakologi
Pertama adalah pendekatan dengan mengkonsumsi obat-obatan atau farmakologi. Pendekatan jenis ini hanya dapat dilakukan oleh dokter jiwa atau psikiater. Selain itu, proses terapi farmakologi tak jarang juga dilakukan bersamaan dengan terapi lainnya.
#2 Pendekatan Terapi Psikoanalitik
Kedua adalah terapi psikoanalitik. Pendekatan ini berorientasi untuk membantu seseorang mengelola tekanan bawah sadar yang menjadi penyebab sakit kejiwaan. Terapis akan mendorong orang dengan gangguan jiwa untuk menemukan insight yang akan membantunya untuk pulih.
#3 Pendekatan Terapi Humanistik
Pendekatan berikutnya adalah terapi humanistik. Dalam sesi terapi humanistik, terapis akan berusaha membuat orang dengan gangguan jiwa merasakan empati, penerimaan yang positif, dan ketulusan. Sifat-sifat kemanusiaan ini yang akan membantu orang dengan mental disorder semakin pulih.
#4 Pendekatan Terapi Kognitif dan Perilaku
Terakhir adalah pendekatan kognitif dan perilaku. Terapi dengan pendekatan ini bertujuan untuk mengubah pola pikir dan perilaku. Targetnya adalah agar orang dengan gangguan jiwa bisa memiliki kebiasaan baru yang positif.
Apakah Mental Illness Bisa Sembuh?
Pada akhirnya kita dapat memahami bahwa terdapat perspektif yang berbeda pada makna kesembuhan dari penyakit fisik dan kejiwaan. Cara mengobati orang gila atau mengidap gangguan jiwa adalah dengan terapi yang dilakukan oleh profesional.
Profesional dapat mengkombinasikan beberapa pendekatan dalam terapi untuk membantu orang dengan sakit jiwa mencapai kesembuhan klinis, fungsional, dan personal.
Semoga penjelasan di atas menjadi rujukan yang memadai bagi masyarakat awam berusaha memahami apakah gangguan jiwa bisa disembuhkan.
Referensi
Jääskeläinen, Erika, et al (2013) A Systematic Review and Meta-Analysis of Recovery in Schizophrenia. Schizophrenia Bulletin, 2013 Nov; 39(6): 1296–1306. doi: 10.1093/schbul/sbs130
Jacob, K. S (2015) Recovery Model of Mental Illness: A Complementary Approach to Psychiatric Care. Indian Journal of Psychological Medicine, Apr-Jun; 37(2): 117–119. doi: 10.4103/0253-7176.155605
Roosenschoon, Bert-Jan, et al (2019) Determinants of clinical, functional and personal recovery for people with schizophrenia and other severe mental illnesses: A cross-sectional analysis. PLoS One, 14(9): e0222378. doi: 10.1371/journal.pone. 0222378
Recovery practices for mental health and well-being, WHO QualityRights Specialized training. Course Guide. ISBN 978-92-4-151674-7.
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog