Sub Topik

Autisme adalah kondisi ketika seseorang mengalami gangguan neurologis dan gangguan perkembangan otak. Banyak penelitian oleh para ahli berusaha mengungkap penyebab kondisi ini. Salah satunya adalah berusaha untuk menjawab pertanyaan umum tentang apakah autis itu keturunan.
Artikel ini akan membahas tentang beberapa faktor risiko yang melatarbelakangi gangguan yang memiliki beberapa ciri khas ini. Antara lain adalah defisit dalam keterampilan berkomunikasi, kognisi sosial, dan perilaku (Rylaarsdam, et al, 2019).
Pada akhir artikel kemudian akan disimpulkan tentang jawaban pertanyaan tersebut serta informasi untuk menghindari anak lahir autis.
Faktor Risiko Penyebab Anak Lahir Autis
Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat berkontribusi sebagai penyebab autisme antara lain adalah kerentanan genetika, kondisi orang tua, proses kelahiran, lingkungan, serta alkohol dan rokok. Ini dikemukakan oleh Hodges, et al (2020). Terlepas dari informasi tersebut, berbagai penelitian lanjutan masih diperlukan untuk terus mendapatkan data terbaru sebagai rujukan
Penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat berkontribusi sebagai penyebab autisme antara lain adalah kerentanan genetika, kondisi orang tua, proses kelahiran, lingkungan, serta alkohol dan rokok.
#1 Kerentanan Genetik
Hal pertama yang disinggung oleh Hodges adalah adanya pengaruh faktor genetik pada kelahiran anak dengan autism spectrum disorder (ASD). Pengaruh tersebut adalah bahwa ditemukan kerentanan secara genetik yang memperbesar kemungkinan kejadian kondisi ini.
Artinya, apabila ada saudara kandung yang mengalami kondisi ini maka terjadi peningkatan risiko pada kelahiran berikutnya. Peningkatan risiko bahkan muncul pada kelahiran generasi berikutnya.
Namun perlu dicatat pula bahwa adanya kerentanan genetik bukan faktor tunggal penyebab gangguan ini.
#2 Usia Orang Tua
Croen, et al (2007) mengadakan sebuah penelitian untuk melihat keterkaitan gangguan ini dengan usia ibu dan ayah saat kelahiran anak. Studi ini melibatkan 593 anak dengan diagnosis autis.
Hasilnya, adalah bahwa terjadi peningkatan signifikan risiko terjadinya gangguan ini setiap 10 tahun peningkatan usia ibu dan ayah pada saat kelahiran anak (Croen, et at, 2007; Almandil, et al 2019). Artinya, semakin lanjut usia orang tua, semakin berisiko melahirkan anak dengan ASD.
Peningkatan risiko ini lebih nyata pada kelahiran anak perempuan. Walau demikian, perbedaannya tidak terlalu signifikan secara statistik.
#3 Riwayat Kesehatan Ibu
Faktor risiko penyebab anak lahir autis berikutnya adalah riwayat kesehatan ibu. Hodges, et al (2020) mencatat bahwa beberapa jenis penyakit yang diderita oleh ibu selama proses kehamilan berperan dalam peningkatan risiko.
Antara lain adalah riwayat penyakit autoimun, diabetes, masalah pada tiroid, dan psoriasis. Paparan obat-obatan tertentu juga diketahui membawa pengaruh negatif. Pada kondisi tertentu, konsumsi suplemen asam folat direkomendasikan untuk meminimalkan risiko.
Walau riwayat kesehatan ibu diketahui berkontribusi terhadap terjadinya kelahiran dengan ASD, Hodges, et al (2020) menyoroti tentang pentingnya penelitian lanjutan. Sebab, sampai saat ini masih ada hasil penelitian yang beragam tentang hal ini.
#4 Faktor Kebidanan
Kebidanan adalah faktor penyebab autisme selanjutnya. Faktor kebidanan antara lain adalah hal yang berkaitan dengan proses kelahiran anak. Yaitu, terjadinya perdarahan uterus, berat lahir rendah, hingga kelahiran prematur. Selain itu, pendeknya interval antar kelahiran juga berkontribusi.
Tentang hal tersebut, Hodges, et al (2020) menyebutkan bahwa walau berkontribusi faktor ini memberikan pengaruh kecil pada angka kejadian ASD.
#5 Lingkungan
Adanya pengaruh faktor lingkungan menjadi alternatif lain untuk menjawab pertanyaan apakah autis itu keturunan. Sebuah studi yang dilakukan oleh Newschaffer, et al (2007) menyatakan adanya hubungan yang moderat antara polutan udara tertentu terhadap peningkatan risiko kelahiran dengan ASD.
Polutan berbahaya tersebut antara lain berupa partikel diesel, klorin, dan logam yang terlarut dalam udara dan membawa kerugian pada kehamilan. Lebih detail, dampak buruk polusi adalah kecacatan pada tabung saraf, rendahnya skor tes intelektual pada subtes tertentu, masalah pada bahasa, motorik, dan neurobehavioral.
#6 Rokok dan Alkohol
Newschaffer, et al (2007) juga meneliti tentang kaitan rokok dan alkohol sebagai penyebab anak lahir autis. Studi ini menyebutkan bahwa ditemukan adanya konsentrasi konsumsi rokok dan alkohol pada keluarga anak-anak yang lahir dengan ASD.
Walau demikian, pengaruh konsumsi rokok dan alkohol selama proses kehamilan yang meningkatkan risiko autisme masih perlu dibuktikan lebih lanjut.
Apakah Autis itu Keturunan?
Seperti telah dibahas di atas, faktor keturunan tidak dapat disebutkan sebagai faktor tunggal penyebab terjadinya kelahiran dengan autisme. Bahkan, adanya variasi risiko genetik dapat secara bersama-sama maupun terpisah meningkatkan kemungkinan terjadinya ASD.
Sebagai contoh adalah pada faktor risiko kerentanan genetik. Kemungkinan terjadinya ASD akan lebih meningkat apabila pada kasus yang sama terjadi faktor risiko genetik lainnya seperti riwayat konsumsi rokok dan alkohol pada keluarga.
Dengan demikian, kontribusi risiko genetik adalah keterkaitan yang kompleks antara satu sama lain hingga menyebabkan ASD. Faktor penyebab ini kemudian dapat diperkuat dengan faktor lain seperti kebidanan dan lingkungan yang mana ada kemungkinan memberi pengaruh berbeda pada tiap kasus.

Itulah sebabnya walau telah banyak penelitian dilakukan, para ahli berpendapat bahwa terlalu dini untuk menyatakan penyebab yang konsisten pada kasus ASD. Tentang hal ini, Newschaffer, et al (2007) menyebutkan bahwa masih ada kemungkinan adanya penyebab yang belum diketahui.
Maka dari itu, profesional baik psikolog maupun psikiater kemungkinan menerapkan metode penanganan yang berbeda pada tiap kasus. Tujuan dari penanganan pada gangguan seumur hidup ini adalah untuk meminimalkan spektrum. Dengan demikian, orang yang mengalaminya tetap dapat berfungsi optimal dalam belajar, bersosial, dan bekerja.
Bagaimana Mencegah Anak Lahir Autis?
Mengetahui tentang faktor-faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan ini adalah langkah awal terbaik untuk menghindari anak lahir autis. Berbekal pengetahuan tersebut, orang tua yang sedang merencanakan keturunan dapat seoptimal mungkin meminimalkan risiko.
Selain itu, memiliki akses informasi terhadap pengertian autisme dan gejala autism juga dapat membantu. Gangguan ini baru terdeteksi ketika anak menginjak usia 2 hingga 4 tahun. Sedangkan penelitian untuk mengungkap tanda bayi autis sejak dalam kandungan masih terus berlangsung hingga saat ini.
Oleh sebab itu, mengenali gejala akan sangat baik untuk mendapatkan penanganan yang segera. Dengan demikian, spektrum atau keparahan gejala dapat diminimalkan dengan pengobatan maupun terapi oleh profesional sedini mungkin.
Menyimpulkan Penyebab Anak Lahir Autis
Para ahli menyoroti bahwa berbagai faktor individual dan lingkungan, bersama dengan faktor-faktor risiko yang belum diketahui, turut berperan dalam menimbulkan autisme pada anak. Walau demikian, hasil penelitian terpublikasi saat ini layak menjadi rujukan untuk mendapatkan pemahaman tentang autism spectrum disorder atau ASD. Pemahaman tersebut dapat digunakan dalam rangka mengurangi faktor risiko autisme. Untuk menjawab pertanyaan apakah autis itu keturunan, maka dapat disimpulkan bahwa memang ada faktor genetik yang menjadi risiko terjadinya gangguan ini, walaupun bukan merupakan faktor tunggal.
Untuk menjawab pertanyaan apakah autis itu keturunan, maka dapat disimpulkan bahwa memang ada faktor genetik yang menjadi risiko terjadinya gangguan ini, walaupun bukan merupakan faktor tunggal.
Referensi
Almandil, Noor B. et al (2019) Environmental and Genetic Factors in Autism spectrum Disorders: Special Emphasis on Data from Arabian Studies. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16, 685. doi: 10.3390/ijerph16040658
Croen, Lisa A. (2007) Maternal and paternal age and risk of autism spectrum disorders. Archives Pediatrics & Adolescents Medicine 161(4):334-40. DOI: 10.1001/archpedi.161.4.334
Hodges, Holly. et al (2020) Autism spectrum disorder: definition, epidemiology, causes, and clinical evaluation. Review Article: Translational Pediatrics. http://dx.doi.org/ 10.21037/tp.2019.09.09
Rylaarsdam, Lauren. et al (2019) Causes and Modifiers of Autism Spectrum Disorder. Frontier in Cellular Neuroscience 13:385. doi: 10.3389/fncel.2019.00385
Newschaffer, Craig J. et al (2007) The Epidemiology of Autism Spectrum Disorders∗. Drexel University: The Annual Review of Public Health. doi: 10.1146/ annurev.publhealth. 28.021406.144007
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog