Pengertian Kesehatan Menurut Para Ahli

Arti Kata “Sehat”
Menurut oxford language, sehat merupakan suatu kondisi di mana seseorang bebas dari penyakit dan gangguan apapun. Sedangkan sehat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu kondisi yang baik, normal, dan bebas dari penyakit.
Arti Sehat Menurut WHO
Pada tahun 1986, World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai suatu konsep positif yang menekankan pada sumber daya sosial, pribadi, dan fisik. Lebih lanjut, sehat merupakan sumber daya yang dapat mendukung fungsi individu dalam masyarakat yang lebih luas. Selain itu, gaya hidup yang sehat mendorong seseorang untuk menjalani kehidupan penuh dengan makna dan tujuan.
Arti Sehat dalam Berbagai Penelitian
Pada tahun 2009, peneliti dalam jurnal The LancetTrusted mendefinisikan sehat sebagai kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan ancaman dan kelemahan baru. Definisi ini didasarkan pada gagasan bahwa selama dekade terakhir sains modern berusaha memahami bagaimana penyakit bekerja, menemukan cara-cara baru untuk menghentikan atau memperlambat penyakit, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat tiga definisi kesehatan yang telah digunakan secara luas. Pertama, sehat berarti kondisi di mana tidak ada penyakit atau gangguan apapun. Kedua, sehat berarti kondisi di mana individu dapat mengatasi semua tuntutan kehidupan sehari-hari secara memadai. Ketiga, sehat adalah kondisi yang seimbang, di mana seseorang telah mengalami keseimbangan baik dengan dirinya maupun dengan lingkungan luar.
Pengertian Mental Health
Kesehatan mental atau mental health adalah kondisi kesejahteraan mental seseorang yang mendorong mereka untuk mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan, belajar dengan baik, bekerja dengan baik, dan berkontribusi pada masyarakat (WHO, 2022).
Kesehatan mental atau mental health adalah kondisi kesejahteraan mental seseorang yang mendorong mereka untuk mengatasi tekanan hidup, menyadari kemampuan, belajar dengan baik, bekerja dengan baik, dan berkontribusi pada masyarakat
Dalam Kongres Kesehatan Mental Internasional, kesehatan mental didefinisikan sebagai suatu kondisi di mana individu dapat mencapai perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang optimal sehingga mampu menyesuaikan diri dengan orang lain (Bertolote, 2008).
Kesehatan Mental: Kesejahteraan Emosional, Psikologis, dan Sosial
Kesehatan mental juga dapat diartikan sebagai kondisi kesejahteraan emosional, psikologis, dan sosial seseorang. Kesejahteraan emosional terdiri dari kebahagiaan, minat, dan kepuasan.
Kesejahteraan psikologis terdiri dari menerima diri secara apa adanya, pandai mengelola tanggung jawab kehidupan sehari-hari, memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, dan puas dengan kehidupannya. Sedangkan kesejahteraan sosial terdiri dari mampu berkontribusi dengan masyarakat, merasa menjadi bagian dari komunitas, percaya bahwa masyarakat menjadi tempat yang baik untuk beraktualisasi.
Kesehatan Mental dan Fungsi Sehari-hari
Kualitas kesehatan mental seseorang sering mengacu pada bagaimana cara mereka mengatasi stresor dalam kehidupan sehari-hari. Kesehatan mental telah memengaruhi cara seseorang berpikir, merasakan, dan berperilaku. Selain itu, mereka juga berperan dalam interaksi sosial, decision making, mengatasi tantangan, dan aspek lainnya dari kehidupan sehari-hari. Orang dengan kondisi kesehatan mental yang lebih rendah cenderung memiliki tingkat kesejahteraan mental yang lebih rendah. Namun, kondisi ini tidak selalu terjadi. Oleh karena itu, kesehatan mental butuh mendapatkan perhatian yang sama banyaknya dengan kesehatan fisik.
Pengertian Mental Health Ditinjau dari Aspek Budaya
Kesehatan mental dapat dianggap sebagai cerminan perilaku sehat atau positif individu berdasarkan perspektif budaya yang mereka miliki. Dengan kata lain, setiap budaya dan setiap individu memiliki perspektif yang berbeda mengenai definisi kesehatan mental. Di bawah ini terdapat dua perspektif budaya yang berbeda mengenai pengertian mental health.
Pengertian Mental Health Menurut Budaya Barat
Pengertian mental health menurut budaya Barat mengacu pada gagasan mental hygiene. Kemudian gagasan tersebut berubah menjadi konsep penyesuaian individu terhadap lingkungan sosial. Dengan demikian, kesehatan mental dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana individu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan menjalankan peran sosialnya secara efektif.
Kesehatan mental dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana individu harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan menjalankan peran sosialnya secara efektif.
Selain itu, terdapat tiga elemen yang berperan penting dalam kesehatan mental. Tiga elemen ini terdiri dari harga diri, merasa puas dalam hidup, dan memiliki hubungan yang positif. Menurut budaya barat, orang yang sehat secara mental harus mempunyai fungsi yang unggul dalam berbagai aktivitas. Mereka percaya diri dan mampu mengaktualisasikan diri dengan baik dalam tiap aspek kehidupan.
Pengertian Mental Health Menurut Budaya Tionghoa
Budaya Tionghoa memandang sehat sebagai suatu keselarasan antara tubuh, keluarga, dan komunitas. Sesuatu yang masuk dan keluar dari tubuh tidak boleh berlebihan agar tercipta keseimbangan dan keharmonisan. Kesehatan mental menurut budaya Tionghoa adalah orang yang sehat mental dapat menahan emosi, menghindari konflik dengan orang lain, dan tidak mementingkan hak pribadi demi menjaga keharmonisan dengan orang lain.
Pengertian Mental Health Menurut Budaya Jawa
Budaya jawa memandang sehat mental sebagai kondisi di mana individu berusaha untuk hidup selaras dengan alam semesta. Konflik-konflik yang muncul dalam diri individu akan dialihkan, diredam, dan diproyeksikan ke dalam bentuk lain. Menurut budaya ini, individu akan berusaha untuk menghilangkan tanda-tanda ketegangan di masyarakat atau antar pribadi demi terciptanya kerukunan sehingga hubungan sosial tetap harmonis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang yang sehat mental dapat menerima hidup secara apa adanya dan menghindari konflik demi tercipta keharmonisan dan kerukunan dengan orang lain.
Karakteristik Orang Sehat Mental
Sehat mental tidak hanya mengacu pada kesejahteraan, melainkan juga bagaimana seseorang berpikir dan berperilaku. Berikut di bawah ini terdapat karakteristik-karakteristik yang menggambarkan orang sehat mental (Holmes, 2022):
Kepuasan Hidup/Life Satisfaction
Kepuasan hidup merupakan kemampuan seseorang untuk menikmati hidup. Kepuasan hidup seringkali digunakan sebagai indikator kesejahteraan dan sehat mental. Beberapa faktor yang memainkan peran penting dalam kepuasan hidup adalah tidak adanya perasaan sakit, memiliki hubungan yang baik, produktif dalam bekerja, memiliki waktu luang, dan memiliki persepsi diri yang positif. Karakteristik ini menggambarkan sejauh mana seseorang menikmati aspek paling penting dalam hidup mereka.
Resiliensi
Resiliensi merupakan kemampuan untuk bangkit kembali dari keterpurukan. Orang dengan resiliensi yang tinggi cenderung mempunyai pandangan yang positif tentang kemampuan mereka dalam mengatasi tantangan dan mencari dukungan sosial saat mereka butuh. Selain itu, mereka lebih mampu mengatasi stres bahkan berkembang dalam menghadapi stres. Karakteristik ini menggambarkan sejauh mana seseorang mampu bertahan dan bangkit kembali dari kegagalan.
Support
Mendapatkan dukungan sosial merupakan salah satu aspek kesehatan mental yang penting. Penurunan dukungan sosial yang disebabkan oleh perubahan hidup seperti kuliah, menghadapi kesulitan, ganti pekerjaan, atau bercerai, dapat berdampak negatif pada kesehatan mental. Tolak ukur dukungan sosial dapat dilihat dari kualitas hubungan seseorang dengan orang lain, bukan dari seberapa banyak jumlah orang di sekitarnya.
Flexibility
Flexibility mengacu pada kemampuan seseorang untuk mengubah tindakan mereka saat menghadapi kesulitan atau hambatan yang tidak terduga dan beradaptasi dengan perubahan yang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Kurangnya fleksibilitas dapat menyebabkan seseorang sulit berubah.
Mengetahui Pengertian Mental Health Secara Luas
Kesehatan mental memiliki berbagai macam definisi yang luas dan beragam bergantung pada kondisi lingkungan, budaya, dan sosial individu. Namun secara garis besar dapat disimpulkan bahwa orang yang sehat mental dapat berhubungan baik dengan dirinya sendiri maupun dengan orang lain. Selain itu, mereka juga dapat mengaktualisasikan diri mereka secara optimal tanpa melanggar norma-norma yang berlaku di masyarakat. Ini menunjukkan betapa luasnya dampak kesehatan mental pada kehidupan sehari-hari manusia.
Lebih lanjut, ada banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan. Faktor individu memainkan peran penting namun faktor luar juga dapat meningkatkan atau memperburuk kesehatan mental. Carilah pertolongan jika Anda mengalami kesulitan. Temui psikolog atau psikiater jika Anda memerlukan bantuan untuk meningkatkan kesehatan mental atau mengatasi berbagai masalah psikologis.

Referensi
Bertolote, J. M. (2008). The roots of the concept of mental health. World Psychiatry, 7(2), 113. https://doi.org/10.1002/J.2051-5545.2008.TB00172.X
Felman, A. (2020, April 19). What is health?: Defining and preserving good health. https://www.medicalnewstoday.com/articles/150999
Galderisi, S., Heinz, A., Kastrup, M., Beezhold, J., & Sartorius, N. (2015). Toward a new definition of mental health. World Psychiatry, 14(2), 231. https://doi.org/10.1002/WPS.20231
Holland, K. (2018, September 18). Mental Health Basics: Types of Mental Illness, Diagnosis, Treatment. https://www.healthline.com/health/mental-health
Holmes, L. (2022, March 4). What Is Mental Health? https://www.verywellmind.com/what-is-mental-health-2330755
Muluk, H., & Murniati, J. (2007). Konsep kesehatan mental menurut Masyarakat Etnik Jawa dan Minangkabau. Jurnal Psikologis, 13(2), 6–10.
Sartorius, N. (2006). The Meanings of Health and its Promotion. Croatian Medical Journal, 47(4), 662. /pmc/articles/PMC2080455/
WHO. (2022, June 17). Mental health: strengthening our response. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-strengthening-our-response
Yip, K. S. (2016). Chinese concepts of mental health. International Social Work, 48(4). https://doi.org/10.1177/0020872805053462
*This article is reviewed by Ganda M. Y. Simatupang, M. Psi., Psikolog